Petani di Sukawati Tanam Tembakau dan Palawija 175 Ha
GIANYAR, NusaBali
Memasuki musim kemarau dan tidak mendapat giliran air irigasi, para petani di Kecamatan Sukawati menanam palawija dan tembakau sekitar 175 hektare (ha).
Pola tanam ini terpaksa dilakoni agar petani bisa memenuhi kebutuhan dapur. Kabid Pertanian, Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar, Gusti Nyoman Raka, Senin (1/8), menjelaskan penanaman palawija terbanyak pada subak di wilayah Kecamatan Sukawati. "Ini karena sistem pembagian air irigasi, jadi irigasi tahun ini mengarah ke Batubulan atau wilayah subak Pering," jelas Gusti Nyoman Raka. Dalam catatannya, saat ini seluas 175 ha ditanami tembakau, palawija atau bunga kebutuhan upakara.
Pada tahun sebelumnya, luas lahan yang ditanami palawija dan tembakau seluas 201 hektar oleh 302 petani di wilayah Kecamatan Sukawati. "Ini bagian selatan, kawasan By Pass IB Mantra ke selatan, tidak semua wilayah Sukawati nanam palawija," ujarnya. Sedangkan hasil tembakau tahun lalu sebanyak 1.157 ton. Penanaman palawija juga dialami dua kecamatan lain, Payangan dan Tegallalang. Namun luas lahan keseluruhan hanya 12 ha dengan produksi 9 ton tembakau.
Dengan penanaman palawija ini, lenjut dia, pendapatan petani menurun sekitar 20 persen. Penurunan pendapatan ini tidak memengaruhi pendapatan keseluruhan petani, mengingat biaya produksi untuk pengolahan lahan lebih sedikit dibandingkan dengan menanam padi. *nvi
Pada tahun sebelumnya, luas lahan yang ditanami palawija dan tembakau seluas 201 hektar oleh 302 petani di wilayah Kecamatan Sukawati. "Ini bagian selatan, kawasan By Pass IB Mantra ke selatan, tidak semua wilayah Sukawati nanam palawija," ujarnya. Sedangkan hasil tembakau tahun lalu sebanyak 1.157 ton. Penanaman palawija juga dialami dua kecamatan lain, Payangan dan Tegallalang. Namun luas lahan keseluruhan hanya 12 ha dengan produksi 9 ton tembakau.
Dengan penanaman palawija ini, lenjut dia, pendapatan petani menurun sekitar 20 persen. Penurunan pendapatan ini tidak memengaruhi pendapatan keseluruhan petani, mengingat biaya produksi untuk pengolahan lahan lebih sedikit dibandingkan dengan menanam padi. *nvi
1
Komentar