Terjerat Kasus Hukum, Ikut UN Dikawal Polisi
Seorang siswa Kelas XII Jurusan Elektro SMKN 3 Singaraja, I Gede S, 18, terpaksa harus mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dengan dikawal polisi, Senin (10/4).
SINGARAJA, NusaBali
Masalahnya, siswa asal Desa Gunung Sari, Kecamatan Seririt, Buleleng ini tersangkut kasus hukum yakni terlibat pencurian dengan pemberatan (curat) di salah satu toko elektronik di wilayah Seririt, Februari 2017 lalu.
Gede S bersama seorang rekan yang diajaknya beraksi lakukan curat telah diamankan di Mapolsek Seritit, sejak Selasa (4/4) lalu. Sdangkan satu pelaku lagi yang disebut-sebut sebagai otak curat hingga kini masih buron. Meski harus mendekam di balik jeruji besi, Gede S masih diobolehkan ikut UNBK atas seizin pihak sekolah dan orangtuanya.
Hanya saja, Gede S kemarin harus datang ke sekolahnya di SMKN 3 Singaraja dengan dikawal dua anggota Polsek Seritit, Bripka Abi Arcana dan Iptu Agung Suparta, dengan naik mobil. Seperti siswa lainnya, Gede S juga mengenakan seragam sekolah.
Sebetulnya, pihak sekolah menyiapkan ruangan tersendiri bagi Gede S untuk menjalani UN. Namun, Gede S pilih mengikuti ujian bergabung dengan teman-teman lainnya dalam satu ruangan kelas. Pada hari pertama kemarin, dia menjalani UN mata pelajaran Bahasa Indonesia sejak pagi pukuk 07.30 hingga 09.30 Wita. Seusai mengikuti UN, Gede S kembali dijemput polisi dan dibawa ke sel tahanan Polsek Seririt.
“Yang bersangkutan (Gede S) masih berstatus siswa SMKN 3 Singaraja,” ujar Kasek SMKN 3 Singaraja, Nyoman Suastika, ditemui NusaBali di sela-sela UN kemarin. “Atas izin UPT Disdikpora Provinsi Bali Kabupaten Buleleng dan setelah kami berkoordinasi dengan pihak kepolisian, siswa kami diizinkan mengikuti UN dengan syarat melayangkan surat permohonan resmi dari sekolah dan orangtua,” lanjut Suastika sembari mengaku kaget Gede S tersangkut kasus hukum, padahal selama ini kelakuannya baik di sekolah.
Semenatra itu, secara umum pelaksanaan UN hari pertama di Buleleng, Senin kemarin, berjalan lancar, baik UNBK (yang dibagi menjadi tiga shift) maupun Ujian Nasional berbasis Pensil Kertas (UNPK) tingkat SMA/SMK/MA. Dari total 8.467 siswa asal 65 SMA/SMK/SMK peserta UN yang ada di Buleleng, hanya 15 orang di antaranya absen di hari pertama. Sebagian karena drop out, sebagian menikah, sebagian meninggal dunia, ada pula yang mengundurkan diri, hingga pindah ke Paket C. * k23
Masalahnya, siswa asal Desa Gunung Sari, Kecamatan Seririt, Buleleng ini tersangkut kasus hukum yakni terlibat pencurian dengan pemberatan (curat) di salah satu toko elektronik di wilayah Seririt, Februari 2017 lalu.
Gede S bersama seorang rekan yang diajaknya beraksi lakukan curat telah diamankan di Mapolsek Seritit, sejak Selasa (4/4) lalu. Sdangkan satu pelaku lagi yang disebut-sebut sebagai otak curat hingga kini masih buron. Meski harus mendekam di balik jeruji besi, Gede S masih diobolehkan ikut UNBK atas seizin pihak sekolah dan orangtuanya.
Hanya saja, Gede S kemarin harus datang ke sekolahnya di SMKN 3 Singaraja dengan dikawal dua anggota Polsek Seritit, Bripka Abi Arcana dan Iptu Agung Suparta, dengan naik mobil. Seperti siswa lainnya, Gede S juga mengenakan seragam sekolah.
Sebetulnya, pihak sekolah menyiapkan ruangan tersendiri bagi Gede S untuk menjalani UN. Namun, Gede S pilih mengikuti ujian bergabung dengan teman-teman lainnya dalam satu ruangan kelas. Pada hari pertama kemarin, dia menjalani UN mata pelajaran Bahasa Indonesia sejak pagi pukuk 07.30 hingga 09.30 Wita. Seusai mengikuti UN, Gede S kembali dijemput polisi dan dibawa ke sel tahanan Polsek Seririt.
“Yang bersangkutan (Gede S) masih berstatus siswa SMKN 3 Singaraja,” ujar Kasek SMKN 3 Singaraja, Nyoman Suastika, ditemui NusaBali di sela-sela UN kemarin. “Atas izin UPT Disdikpora Provinsi Bali Kabupaten Buleleng dan setelah kami berkoordinasi dengan pihak kepolisian, siswa kami diizinkan mengikuti UN dengan syarat melayangkan surat permohonan resmi dari sekolah dan orangtua,” lanjut Suastika sembari mengaku kaget Gede S tersangkut kasus hukum, padahal selama ini kelakuannya baik di sekolah.
Semenatra itu, secara umum pelaksanaan UN hari pertama di Buleleng, Senin kemarin, berjalan lancar, baik UNBK (yang dibagi menjadi tiga shift) maupun Ujian Nasional berbasis Pensil Kertas (UNPK) tingkat SMA/SMK/MA. Dari total 8.467 siswa asal 65 SMA/SMK/SMK peserta UN yang ada di Buleleng, hanya 15 orang di antaranya absen di hari pertama. Sebagian karena drop out, sebagian menikah, sebagian meninggal dunia, ada pula yang mengundurkan diri, hingga pindah ke Paket C. * k23
Komentar