Diskes Bali Awasi Kemungkinan Masuknya Cacar Monyet
Koordinasi dengan Bandara dan KKP Kelas I Denpasar
DENPASAR, NusaBali
Sudah 75 negara di dunia yang melaporkan temuan kasus cacar monyet di wilayahnya. Provinsi Bali sebagai destinasi wisata dunia memiliki potensi kedatangan virus yang muncul pertama kali di Benua Afrika tersebut.
Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Bali menyatakan sudah berkoordinasi dengan pihak Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sebagai pintu masuk utama wisatawan ke Bali terkait upaya pencegahan masuknya cacar monyet ini.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dr dr I Nyoman Gede Anom MKes, mengungkapkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar yang telah memasang alat skrining untuk mendeteksi penyakit cacar monyet. "Kemarin ada surat imbauan Kemenkes menugaskan KKP Kelas I Denpasar, mereka punya alat deteksi untuk cacar monyet," ujar dr Anom, Kamis (4/8).
Dikatakan, wisatawan asal negara yang melaporkan kasus cacar monyet di wilayahnya mendapat perhatian lebih karena bisa saja membawa virus cacar monyet dari negaranya. Namun hingga saat ini, dr Anom mengungkapkan belum ada laporan suspek cacar monyet yang ditemukan KKP Kelas I Denpasar di Bandara Ngurah Rai. Pihaknya siap menangani jika ditemukan penumpang suspek cacar monyet.
"Begitu ada kejadian, baru kami nanti yang menangani," jelasnya. General Manager Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan, mengungkapkan koordinasi telah dilakukan pihaknya dengan KKP Kelas I Denpasar maupun seluruh maskapai penerbangan untuk mengantisipasi penyebaran virus cacar monyet.
“Saat ini terdapat beberapa isu kesehatan yang telah menjadi perhatian dunia seperti PMK dan Penyakit Cacar Monyet. Kami tentunya terus melakukan koordinasi secara intensif dengan stakeholder terkait seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Balai Karantina Pertanian, serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan mempersiapkan fasilitas-fasilitas penunjang untuk mencegah penularan penyakit-penyakit tersebut seperti penempatan Thermo Scanner di pintu kedatangan dan keberangkatan, serta peletakan Karpet Disinfektan di setiap pintu masuk dan keluar area penumpang,” beber Handy.
Setiap penumpang yang datang maupun berangkat kita telah mengetahui kondisi tubuhnya, sehingga bisa mendeteksi sejak awal penumpang tersebut. Lebih lanjut disampaikan, saat ini pihaknya belum mengeluarkan kebijakan khusus yang berkaitan dengan penyakit cacar monyet kepada penumpang yang melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
"Namun kami terus berupaya memastikan layanan agar penumpang dapat terbang dengan sehat dan aman,” sambung Handy. Saat ini jumlah penumpang kedatangan internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai berangsur meningkat sejak dibuka pada bulan Maret 2022. Dalam satu bulan terakhir, rata-rata 8.000 penumpang internasional datang dari berbagai penjuru dunia menuju Pulau Dewata.
Seperti diketahui Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global karena telah menyebar dengan sangat cepat di luar wilayah endemi. WHO melaporkan ada lebih dari 25.000 kasus cacar monyet yang dikonfirmasi di seluruh dunia. Dikutip dari alodokter.com, Cacar monyet adalah infeksi virus yang ditandai dengan bintil bernanah di kulit. Cacar monyet atau monkeypox pertama kali muncul di negara Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970.
Pada awalnya, penyakit cacar monyet memiliki gejala yang serupa dengan cacar air, yaitu bintil berair. Seiring perkembangan penyakit, bintil berair berubah menjadi bernanah dan menimbulkan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
Cacar monyet merupakan penyakit yang dapat menular dari orang ke orang, tetapi sumber utamanya adalah hewan pengerat dan primata, seperti tikus, monyet, atau tupai yang terinfeksi. Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, yaitu virus yang termasuk dalam kelompok Orthopoxvirus. Virus ini awalnya menular dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan, seperti tupai, monyet atau tikus, yang terinfeksi virus monkeypox.
Penularan virus monkeypox juga dapat terjadi lewat kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi. Cacar monyet menyebar antarmanusia melalui percikan liur yang masuk melalui mata, mulut, hidung, atau luka di kulit. Penularan juga bisa terjadi melalui benda yang terkontaminasi, seperti pakaian penderita. Namun, penularan antarmanusia membutuhkan kontak yang lama. Gejala cacar monyet akan muncul 5–21 hari sejak penderitanya terinfeksi virus monkeypox. Gejala awal cacar monyet adalah demam, letih atau lemas, menggigil,
sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, yang ditandai dengan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan. *cr78
1
Komentar