Enam Kambing Gagal Diselundupkan Masuk Bali
Kambing diangkut di atas pick up bertepal rapat dari Banyuwangi dengan tujuan Tabanan. Hewan ternak yang rawan PMK itu pun langsung dipulangkan ke daerah asal.
NEGARA, NusaBali
Aksi penyelundupan ternak berpotensi terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) antar pulau Jawa-Bali, kembali digagalkan di Pelabuhan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana. Setelah beberapa waktu lalu ditemukan dua truk bermuatan sebanyak 159 ekor babi dari Bali menuju Jawa, belakangan ditemukan sebuah pick up bermuatan 6 ekor kambing dari Jawa menuju Bali, Jumat (5/8) dinihari.
Dari informasi yang dihimpun NusaBali, pick up bermuatan 6 ekor kambing itu, diamankan Babinsa Gilimanuk Mohammad Adam bersama petugas Kepolisian di Pos II Pelabuhan Gilimanuk pada sekitar pukul 04.45 Wita. Saat itu, petugas yang berjaga di pos pintu keluar Pelabuhan Gilimanuk tersebut, mencurigai kedatangan sebuah mobil pick up Daihatsu Grand Max nopol P 8476 G yang pada baknya tertutup rapat dengan terpal.
Setelah diperiksa, ternyata pick up yang dikemudian seorang warga asal Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim), itu mengangkut 6 ekor kambing. Dari pengakuan sopir, kambing yang dibawanya dari Banyuwangi, Jatim, itu hendak dikirim menuju wilayah Kabupaten Tabanan. Mengingat masih diberlakukannya lockdown lalu lintas ternak berpotensi PMK Jawa-Bali, diserahkan penanganan lebih lanjut ke pihak Karantina Pertanian Wilayah Kerja (Wilker) Gilimanuk.
Dandim 1617/Jembrana Letkol Inf Teguh Dwi Raharja mengatakan, hingga saat ini, jajarannya bersama Satgas Penanganan PMK Jembrana, terus berusaha memaksimalkan pencegahan wabah PMK. Salah satunya adalah mengatensi terkait lalu lintas ternak berpotensi PMK yang sementara masih dilarang masuk ataupun keluar Bali. "Kita sangat menyayangkan masih adanya upaya pengiriman ternak itu. Karena sampai saat ini, memang masih dilarang. Apalagi itu antarpulau," ujar Letkol Teguh.
Letkol Teguh menabahkan, pihaknya berharap pengertian masyarakat untuk mengikuti aturan pemerintah dalam upaya mencegah penyebaran wabah PMK. Pasalnya ketika PMK semakin merebak, yang dirugikan adalah masyarakat. Pihaknya dari unsur TNI di Jembrana memastikan akan melakukan pengawasan ekstra di Pelabuhan Gilimanuk. "Selain Babinsa, kami juga kerahkan Intel Kodim untuk melakukan pemantauan. Terutama di Gilimanuk sebagai pintu gerbang keluar-masuk Bali," ucapnya.
Sementara Koordinator Karantina Pertanian Denpasar Wilker Gilimanuk Nyoman Ludra mengatakan, telah melakukan penolakan terhadap pengiriman ternak kambing tersebut. Di mana kendaraan beserta ternak kambing itu dikembalikan ke Jawa. Sebelum dikembalikan ke Jawa, kendaraan beserta ternak kambing itu juga sempat disemprot disinfektan. "Kita kembalikan ke daerah asal. Karena sampai saat ini masih ada larangan lalu lintas ternak yang bisa terjangkit PMK. Baik yang akan ke Jawa ataupun masuk Bali," ujarnya. *ode
Dari informasi yang dihimpun NusaBali, pick up bermuatan 6 ekor kambing itu, diamankan Babinsa Gilimanuk Mohammad Adam bersama petugas Kepolisian di Pos II Pelabuhan Gilimanuk pada sekitar pukul 04.45 Wita. Saat itu, petugas yang berjaga di pos pintu keluar Pelabuhan Gilimanuk tersebut, mencurigai kedatangan sebuah mobil pick up Daihatsu Grand Max nopol P 8476 G yang pada baknya tertutup rapat dengan terpal.
Setelah diperiksa, ternyata pick up yang dikemudian seorang warga asal Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim), itu mengangkut 6 ekor kambing. Dari pengakuan sopir, kambing yang dibawanya dari Banyuwangi, Jatim, itu hendak dikirim menuju wilayah Kabupaten Tabanan. Mengingat masih diberlakukannya lockdown lalu lintas ternak berpotensi PMK Jawa-Bali, diserahkan penanganan lebih lanjut ke pihak Karantina Pertanian Wilayah Kerja (Wilker) Gilimanuk.
Dandim 1617/Jembrana Letkol Inf Teguh Dwi Raharja mengatakan, hingga saat ini, jajarannya bersama Satgas Penanganan PMK Jembrana, terus berusaha memaksimalkan pencegahan wabah PMK. Salah satunya adalah mengatensi terkait lalu lintas ternak berpotensi PMK yang sementara masih dilarang masuk ataupun keluar Bali. "Kita sangat menyayangkan masih adanya upaya pengiriman ternak itu. Karena sampai saat ini, memang masih dilarang. Apalagi itu antarpulau," ujar Letkol Teguh.
Letkol Teguh menabahkan, pihaknya berharap pengertian masyarakat untuk mengikuti aturan pemerintah dalam upaya mencegah penyebaran wabah PMK. Pasalnya ketika PMK semakin merebak, yang dirugikan adalah masyarakat. Pihaknya dari unsur TNI di Jembrana memastikan akan melakukan pengawasan ekstra di Pelabuhan Gilimanuk. "Selain Babinsa, kami juga kerahkan Intel Kodim untuk melakukan pemantauan. Terutama di Gilimanuk sebagai pintu gerbang keluar-masuk Bali," ucapnya.
Sementara Koordinator Karantina Pertanian Denpasar Wilker Gilimanuk Nyoman Ludra mengatakan, telah melakukan penolakan terhadap pengiriman ternak kambing tersebut. Di mana kendaraan beserta ternak kambing itu dikembalikan ke Jawa. Sebelum dikembalikan ke Jawa, kendaraan beserta ternak kambing itu juga sempat disemprot disinfektan. "Kita kembalikan ke daerah asal. Karena sampai saat ini masih ada larangan lalu lintas ternak yang bisa terjangkit PMK. Baik yang akan ke Jawa ataupun masuk Bali," ujarnya. *ode
Komentar