Anak Bersekolah Berkat Udang Galah
I Ketut Jati, Pembudidaya Udang di Kemoning
SEMARAPURA, NusaBali
Budidaya perikanan jenis Udang khususnya Udang Galah di Kabupaten Klungkung, belum banyak dilirik oleh petani ikan.
Karena sebagian besar mereka bergelut budidaya ikan Lele dan Nila. Padahal, budidaya Udang Galah cukup menjanjikan pendapatan. Seperti digeluti I Ketut Jati, pembudidaya udang galah di Lingkungan Kemoning, Kelurahan Semarapura Kelod, Kecamatan Klungkung, sejak 1 Januari 2004. Dari budidaya Udang itu, dia bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Dia bahkan bisa menyekolahkan dua anaknya. ‘’Anak saya sudah tamat sekolah, kini sudah bekerja," ujar Ketut Jati, saat ditemui di lokasi tambak udangnya, Lingkungan, Jumat (5/8) siang.
Menurut pria asal Banjar Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Gianyar ini, memilih budidaya Udang sejak 2004, karena memiliki nilai ekonomis cukup tinggi dan tidak menelan banyak biaya. Saat ini dia memiliki lima buah kolam Udang, dengan luas setiap kolam ada sekitar 3 are dan 1,5 are.
Jelas dia, penebaran benih Udang Galah tersebut sekali masa panen sekitar 12.000 ekor, dengan masa panen selama 6 bulan. Bibit Udang Galah ini didatangkan langsung dari luar seharga Rp 45/ekor. Sedangkan biaya pakan yang diperlukan selama 6 bulan sekitar 3 sak, 1 sak isian 25 kg. "Harga udang galah saat ini sebesar Rp 90 ribu/kg, sedangkan sebelum pandemi Covid-19 Rp 110.000/kg," ujar Jati, didampingi sang istri tercinta Ni Ketut Wirati.
Secara kalkulasi jika bibit itu berhasil dipanen 25 persen saja, termasuk dipotong pakan, sudah mendapatkan keuntungan. Permintaan pasar akan udang juga cukup tinggi, bahkan sampai ditunggu - tunggu oleh pelanggan untuk masa panen. "Pemasaran saya sudah ada konsumen yang siap mengambil (membeli)," ujar Wirati.
Selain budidaya udang galah, Jati bersama istrinya juga menggarap aneka sayur - mayur di lahan sekitar kolam tambak. "Saya mengurus kolam tambak, sedangkan untuk sayuran diurus oleh istri," imbuh Jati. *wan
Komentar