Sosok Pendiri Pondok Buntet, Airlangga: Dakwahnya Persuasif dan Tak Menakutkan
CIREBON, NusaBali.com - Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menuturkan sosok pendiri Pondok Buntet Pesantren, Mbah Muqoyyim, menyebarkan Islam dengan cara yang bisa diterima seluruh masyarakat.
Menurut Airlangga, almagfurlah Mbah Muqoyyim yang bernama KH Muqoyyim bin Abdul Hadi, menggunakan metode dakwah yang sangat persuasif dan mengedepankan kasih sayang.
“Metode dakwahnya yang sangat persuasif seperti halnya para Wali Songo yang mengajarkan ajaran Islam di Jawa, bukan dengan dengan cara-cara kekerasan dan menakutkan,” tutur Airlangga saat menghadiri Haul Armarhumin, sesepuh, dan warga Pondok Buntet Pesantren, di Cirebon, Sabtu (6/8/2022).
Airlangga menilai, metode dakwah seperti itulah yang bisa diterima semua kalangan masyarakat di Indonesia. Menurut Ketum Golkar, wajar jika Pondok Buntet Pesantren berhasil melahirkan banyak ulama, kiai, hingga ustadz yang saat ini ikut berdakwah di seluruh Indonesia.
Di Jawa misalnya, Islam diterima karena pada prinsipnya ajaran Islam sendiri mengandung ajaran kekeluargaan, kasih sayang, dan melarang adanya paksaan. “Islam merupakan rahmatan lil ‘alamin,” ujar Airlangga.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini menambahkan, Islam mengajarkan kita untuk saling menghormati dan menghargai, serta menjunjung tinggi toleransi dalam kehidupan sosial keagamaan.
Bahkan, Islam disebarkan melalui instrumen kultural atau budaya masyarakat setempat sehingga nilai-nilai ajaran agama Islam dapat tersebar secara efektif.
"Bukan dengan cara-cara menolak tradisi dan budaya yang positif dalam masyarakat, namun saling bersinergi secara positif membentuk nilai-nilai ajaran luhur bangsa kita,” tegas Airlangga.
Di depan seluruh warga Pondok Buntet Pesantren, Menko Perekonomian mengajak pesantren ikut mengambil peran vital untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk menyambut bonus demografi 2025-2035.
Airlangga menilai, pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan memiliki andil yang sangat besar bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Tahun 2025 hingga 2035, penduduk Indonesia memiliki usia produktif lebih banyak jumlahnya daripada penduduk berusia tidak produktif.
"Sesudah itu penduduk Indonesia akan menua dan akan kehilangan kesempatan menjadi negara maju. Kita harus kaya sebelum menua,” tutur Menko Perekonomian.
Airlangga berharap, seluruh pesantren bisa meneladani pendiri dan sesepuh untuk ikut andil mencetak sejarah bagi kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
"Pesantren, memiliki peran strategis untuk mendidik dan mencetak para santri memiliki pribadi muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT disertai dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) yang dibutuhkan negara kita,” tegas Airlangga.
1
Komentar