Tepis Ikut-ikutan Ajang Viral Citayam Fashion Week di Jakarta, Seratusan Model Adu Pesona di Atas Zebra Cross Denpasar
DENPASAR, NusaBali
Masyarakat yang kebetulan melintas di Jalan Teuku Umar tepatnya di depan Jebak (Jejak Bali Kuliner) Denpasar, Minggu (7/8) sore sejak pukul 17.00 Wita hingga 19.00 Wita dihebohkan dengan puluhan model yang berlenggak-lenggok di atas lintasan penyeberangan (zebra cross).
Masyarakat sontak teringat gelaran Citayam Fashion Week di bilangan Jalan Protokol Jenderal Sudirman Jakarta yang viral di masyarakat hingga akhirnya kini disetop petugas. Kehebohan di Jalan Teuku Umar ini ternyata bagian ajang Bali Fashion Week yang digelar Top Model Indonesia Bali. Tidak sendirian, Top Model Indonesia Bali juga melibatkan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali yang mendukung acara tersebut dengan melakukan sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba.
Ketua Umum Top Model Indonesia Bali, Robby Maramis mengaku Bali Fashion Week yang digelarnya kali ini tidak ingin mengikuti tren Citayam Fashion Week. Menurut Robby sejak berdiri 1980, Top Model Indonesia Bali telah melakukan beberapa kali fashion show di ruangan terbuka (outdoor). Sehingga justru sebaliknya, sebut Robby, Citayam Fashion Week justru terinspirasi Top Model Indonesia.
"Bagi kami di Bali ini bukan meniru atau mencontoh (Citayam Fashion Week), tapi kami dari 1980 sudah menciptakan itu, di mal, di pantai, dan di beberapa tempat," ujarnya di sela kegiatan. Robby mengungkapkan Bali Fashion Week kali ini diikuti 100 orang model dari Top Model Indonesia Bali. Para model mengenakan pakaian bercorak merah putih dan kebaya melintas di atas ‘catwalk’ zebra cross.
Robby pun mengungkapkan Bali Fashion Week yang diselenggarakan di atas zebra cross akan berlanjut di hari-hari berikutnya. Beberapa pihak, ujarnya, telah mengundang para model Top Model Indonesia Bali untuk tampil di tempat mereka. "Kalau tidak ada halangan akan berlanjut di beberapa tempat, seperti minggu depan ada di Jalan Cok Agung Tresna, selanjutnya ada di Plaza Renon, kemudian di depan Discovery Mall, juga akan ada di depan Lippo Mall," ungkapnya.
Supaya tidak membuat kesemrawutan di jalan pihaknya selalu berkoordinasi dengan desa/kelurahan setempat bersama juga pihak desa adat dan pecalang.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali, I Ketut Suandika, menyampaikan dalam gelaran Bali Fashion Week ini pihaknya melakukan sosialisasi penyalahgunaan Narkoba kepada peserta fashion show. Sebagian bahkan diberikan kesempatan mengikuti tes urine.
Suandika mendukung kegiatan positif dan kreatif yang dilakukan Top Model Indonesia Bali. "Dengan kegiatan kreatif ini mereka akan mengembangkan potensi dirinya sehingga nanti mereka memiliki ketahanan diri mampu menolak bahaya penyalahgunaan narkotika," ujarnya.
Dia menuturkan generasi muda khususnya para remaja sedang masa proses pengembangan diri dan mencari jati diri, mencoba segala sesuatu yang baru, dengan sisi emosional yang masih labil. Sehingga diperlukan wadah-wadah untuk melakukan kegiatan positif seperti halnya Top Model Indonesia. "Jadi mereka melakukan pergaulan yang aman, sehingga mereka terhindar atau jauh dari penyalahgunaan narkotika," tandasnya.
Sementara itu salah seorang peserta Bali Fashion Week, Ayu Angelina,14, mengungkapkan motivasinya mengikuti Top Model Indonesia Bali karena sejak kecil mempunyai cita-cita ingin menjadi bintang atau model terkenal. Dia mengatakan dengan mengikuti Top Model Indonesia rasa percaya dirinya menjadi meningkat dan menambah jumlah temannya.
"Dari kecil saya mempunyai cita-cita ingin menjadi bintang atau model terkenal karena itu saya mengikuti Top Model Indonesia Bali," ujar siswi SMPN 3 Kuta Utara. Dengan menjadi model terkenal dara asal Singaraja, Buleleng ini berharap bisa menjadi model terkenal dan bisa mewakili Bali ke dunia internasional membawa budaya Bali bisa lebih mendunia lagi. *cr78
1
Komentar