Kenyamanan Pariwisata di Bali Terganggu, Pelaku Pariwisata Usulkan Rembug Bersama
DENPASAR,NusaBali
Kalangan pelaku pariwisata menyampaikan perlu diadakan pertemuan atau rembug guna mencari jalan keluar, terhadap persoalan- persoalan di lapangan seiring membaiknya pariwisata Bali, belakangan ini.
Rembug tersebut melibatkan pengusaha atau industri, stakeholder terkait dan pemerintah. Dengan demikian, cepat bisa mencari jalan keluar terhadap masalah kemacetan, keamanan maupun masalah-masalah yang berdampak minor terhadap citra pariwisata Bali.
Ismoyo S Soermarlan, Penasehat BVA (Bali Villa Association) Kabupaten Badung dan Bali, mengatakan Minggu (7/8).
“Sekarang kunjungan kira-kira baru lima puluh persen sudah begini…bagaimana nanti kalau sudah seratus persen seperti sebelum pandemi ?,” ujar pemilik Uma Sapna Villa di kawasan Seminyak, Kuta Utara, Badung.
Menurut dia persoalan-persoalan tersebut harus cepat diantisipasi. Misalnya macet bagaimana nanti menanggulangi, demikian juga dengan masalah kriminalitas maupun tindakan yang potensial mengganggu kenyamanan wisatawan. Hal itu karena pariwisata Bali sekarang sudah jalan. Pungutan Pajak Hotel dan Restoran (PHR) juga sudah mulai diberlakukan.
”Sekarang momentnya untuk kita kumpul, rembug membahas dan mencari solusi untuk itu,” ucap dia.
Pemerintah melalui Dinas Pariwisata kata dia, bisa memfasilitasi mengundang pengusaha maupun stakeholder untuk berembug.
Dia mencontohkan kemacetan yang mulai terjadi. Ismoyo memperkirakan kemacetan ada hubungan dengan tingginya harga tiket pesawat.
“Bisa jadi karena harga tiket pesawat tinggi, sehingga wisatawan datang dengan kendaraan pribadi,” ucap dia.
Antara lain persoalan inilah menurut dia, perlu dirembugkan bersama. Dalam pertemuan tersebut, lanjutnya bisa dicarikan jalan keluar, bagaimana sirkulasi arus lalin lancar.
“Sehingga ke depan, bila kunjungan wisman normal seperti sebelumnya, kita benar- benar siap,” ujar Ismoyo S Soermarlan. Lanjutnya, jangan sampai ketika wisatawan ramai kembali, masalah -masalah itu muncul lagi. “ Dan kita ribut,” ucapnya.
Untuk diketahui kunjungan wisatawan ke Bali sejak pelonggaran aktivitas kegiatan masyarakat dan dibukanya pariwisata Bali, terus menunjukkan trend peningkatan.
Ismoyo menuturkan pengalamannya. Di villa yang dia kelola, tingkat hunian sekarang ini 90 persen. “Dominan, wisman asal Australia,” ungkapnya.
Untuk diketahui kunjungan wisatawan ke Bali memang terus meningkat. Contoh adalah kunjungan wisman. Data dari BPS Provinsi Bali dari Januari- Juni 2022 sebanyak 371.504. Dibandingan dengan periode sama tahun sebelumnya (2021), kunjungan wisman ke Bali Januari-Juni 2022 meningkat ratusan ribu persen. Hal itu karena periode Januari-Juni 2021, kunjungan wisman hanya 43 orang. *K17
1
Komentar