Hati-Hati! Sering Pakai Celana Ketat Bisa Kurangi Kesuburan Pria
DENPASAR, NusaBali.com – Menjaga kesuburan reproduksi sangatlah penting untuk memperoleh keturunan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan hal-hal yang bisa mengurangi tingkat kesuburan tersebut, salah satunya, seperti terlalu sering menggunakan celana yang ketat.
Penggunaan celana ketat tersebut dapat meningkatkan suhu testis maupun skrotum (kulit berlipat-lipat pembungkus luar testis) yang mana akan mempengaruhi produksi normal spermatozoa.
Suhu normal yang diperlukan untuk memproduksi spermatozoa yang normal adalah berkisar setengah derajat lebih rendah dari pada suhu tubuh. Contohnya, suhu badan normal manusia adalah 36oC, sehingga setidaknya diperlukan suhu 35,5oC untuk testis dan skrotum agar mampu menghasilkan spermatozoa yang sehat.
Selain masalah suhu akibat penggunaan celana ketat, produksi sperma juga dipengaruhi gaya hidup seperti sering merokok, minum minuman beralkohol, polutan, termasuk pekerjaan yang membuat seseorang harus berada di ruangan bersuhu tinggi maupun terpapar bahan kimia seperti pabrik tekstil maupun lainnya.
Oleh karena itu, menurut Dr dr I Gede Deni Surasandi SpOG Subsp FER, seorang ahli obstetri dan ginekologi, konsumsi makanan yang bergizi seimbang sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan reproduksi sperma dan vitalitas pria.
“Tidak ada makanan khusus. Makanan apa yang bisa menyehatkan? Tentu makanan yang bergizi seimbang,” kata dr Deni kepada NusaBali.com saat ditemui di sela-sela Indonesia Wellness and Health Tourism Expo Bali 2022, di Trans Studio Mall Denpasar, Sabtu (6/8/2022) siang.
Dr Deni tidak menyebutkan secara spesifik makanan apa yang baik untuk menjaga vitalitas pria, namun ia menekankan makanan bergizi seimbang atau makanan yang mengandung zat-zat gizi dari jenis makanan beraneka ragam sesuai kebutuhan seseorang berdasarkan aktivitas hariannya.
Zat-zat gizi tersebut pada prinsipnya mengandung energi dari karbohidrat maupun turunannya, protein, vitamin, dan mineral yang diperoleh dari beberapa macam jenis makanan. Oleh karena itu, keberagaman lauk, sayuran, maupun pendamping lain dalam sepiring makanan sangatlah penting.
Dr Deni menambahkan bahwa kondisi kesehatan sperma tidak bisa dilihat secara kasat mata, misalnya seperti dogma cairan sperma yang encer, maupun saat berhubungan badan cairan tersebut keluar dari liang vagina.
Kesehatan sperma hanya dapat dilihat dengan melakukan analisa sperma melalui uji laboratorium untuk melihat konsentrasinya, mortalitasnya, dan morfologinya.
Konsentrasi yang dimaksud adalah produksi spermatozoa yang normal memiliki konsentrasi, di mana dari 5-10cc cairan semen yang dikeluarkan harus memiliki 20 juta spermatozoa dalam 1cc cairan tersebut. Kemudian, dari segi mortalitas setidaknya terdapat lebih dari 35-40 persen spermatozoa yang bergerak cepat.
Sementara itu, dari sisi morfologi, kepala spermatozoa harus dalam kondisi utuh sempurna, sebab kepala spermatozoa tersebut yang membawa materi genetik untuk diturunkan kepada anak saat terjadi pembuahan sel telur.
“Morfologi spermatozoa itu adalah yang paling penting. Sering kali gangguan infertilitas pada pria dipengaruhi oleh kelainan pada kepala spermatozoa karena di kepala tersebut terdapat materi genetik yang nantinya diberikan kepada sel telur,” jelas dr Deni.
Meskipun hanya terdapat satu dari 20 juta spermatozoa yang membuahi sel telur, kondisi dari indikator yang sudah dijelaskan tersebut harus terpenuhi untuk memastikan fertilitas seorang pria tetap terjaga. *rat
1
Komentar