Seniman Ketut Putrayasa Garap Patung Angsa Terbesar di Indonesia
Jadi Ikon Bendungan Tamblang di Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng
Dua buah patung Angsa yang dimuliakan ini menjadi element esthetic dan ditempatkan pada sisi kiri dan kanan, menjadi pintu gerbang utama (mine gate) Bendungan Tamblang.
SINGARAJA, NusaBali
Sepasang patung Angsa Putih raksasa kini berdiri megah serta menjadi ikon Bendungan Tamblang, Buleleng. Patung setinggi 11 meter dengan bentangan sayap 9 meter tersebut, menyambut ramah di pintu masuk menuju bendungan yang berlokasi di Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Dua patung angsa baru saja selesai digarap oleh seorang seniman patung kreatif I Ketut Putrayasa, asal Banjar Tandeg, Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung.
Melibatkan 30 orang pekerja, patung yang dikerjakan selama lima bulan tersebut digadang-gadang menjadi patung angsa terbesar di Indonesia. Konsep patung angsa permintaan SNVT Pembangunan Bendungan Balai Wilayah Sungai Bali-Penida (BWS) tersebut, menggunakan konstruksi beton bertulang, dengan posisi angsa diletakkan saling berhadapan pada pintu masuk menuju Bendungan Tamblang.
Tampil elegan, cantik dan mempesona, warna angsa putih dengan ornamen hiasan warna kuning keemasan, simbol makhluk yang disucikan dalam mitologi Hindu. Konsep pembuatan patung angsa ini lebih mengutamakan nilai-nilai kearifan lokal dan tetap mempertimbangkan bentuk dan estetikanya. Proyek bendungan yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) ini diproyeksikan juga untuk menjadi tujuan wisata favorit di Bali Utara.
Kepada NusaBali, Senin (8/8), seniman I Ketut Putrayasa mengungkapkan rasa syukurnya patung ini selesai tepat waktu sesuai target yang ditetapkan. “Angsa ini bagian dari tiga patung yang akan berdiri di wilayah Bendungan Tamblang, yakni selain patung angsa, ada pula pembuatan patung Burung Jalak Bali yang juga sudah rampung, dan satu patung Dewi Danu masih dalam tahap perencanaan,” kata seniman lulusan ISI Denpasar ini.
Dia menjelaskan, untuk pembangunan patung Dewi Danu dengan tinggi 20 meter akan berada di lokasi yang sama di wilayah dekat bendungan. “Dan juga akan menjadi patung Dewi Danu tertinggi di Bali dan Indonesia,” ungkapnya. Menurut pria berambut panjang itu, dalam kepercayaan Hindu, Angsa (Dewanagari: हंस;IAST: haṃsa) adalah salah satu awatara (inkarnasi) Wisnu yang disebut dalam kitab Bhagawatapurana. Angsa merupakan salah satu awatara yang muncul pada zaman Satyayuga atau zaman kebajikan.
Kata Putrayasa, dua buah patung Angsa yang dimuliakan ini menjadi element esthetic dan ditempatkan pada sisi kiri dan kanan, menjadi pintu gerbang utama (main gate) Bendungan Tamblang-Sawan Buleleng, Bali. “Pada umumnya kehadiran bendungan hanya berfungsi sebagai penampung air, namun Bendungan Sawan-Tamblang juga menghadirkan aspek-aspek non formalnya, salah satunya aspek estetikanya, maka dari itu Bendungan Sawan - Tamblang merupakan bendungan percontohaan serta bendungan terindah di Indonesia dengan pemandangan gunung dan bukitnya yang memukau,” bebernya.
Putrayasa menambahkan, tantangan membangun patung berskala besar adalah faktor alam. Proses pengecoran serta risiko angin menjadi pertimbangan matang. “Saat membangun, alam menjadi penentu keberhasilan patung ini bisa diselesaikan hingga tuntas, pasalnya, kendala di lapangan terkadang hujan dan angin kencang sangat berisiko bagi keselamatan serta pemasangan material patung,” tandasnya.
Seniman yang beberapakali menghelat pameran bersama, terutama pameran instalasi di ruang publik, baik di dalam negeri maupun luar negeri ini mengaku senang dipercaya untuk menggarap patung yang akan menjadi kebanggaan Bali Utara itu. “Semoga dengan karya ini, saya berharap tempat ini menjadi ruang rekreasi baru dan bermanfaat terutama bagi warga masyarakat, Tamblang dan sekitarnya,” ucap seniman kelahiran 15 Mei 1981 ini.
Bendungan Tamblang secara administratif mencakup Desa Sawan dan Desa Bebetin (Kecamatan Sawan), Desa Bila dan Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng
Untuk diketahui, konstruksi Bendungan Tamblang memiliki luas genangan 358.585 meter persegi, dengan tinggi bendungan mencapai 68 meter. Bendungan Tamblang diperkirakan mampu menampung air hingga 7 juta meter kubik, yang bersumber dari Tukad Daya di Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan.
Apabila bendungan tuntas dibangun, diprediksi bisa menyuplai air bersih dengan kapasitas 510 liter per detik. Kapasitas air bersih itu lebih besar dibandingkan dengan Bendungan Titab. Dengan kapasitas sebesar itu, para petani di wilayah Kecamatan Sawan dan Kecamatan Kubutambahan tidak akan kesulitan mendapatkan air bersih. Bendungan Tamblang merupakan satu-satunya bendungan di Bali, bahkan di Indonesia yang menggunakan inti aspal. Penggunaan inti aspal ini dimaksudkan agar inti bendungan kedap air.
Proyek pembangunan bendungan ini menelan anggaran APBN sebesar Rp 793,7 miliar. Sesuai kontrak, target selesai pembangunan pada Desember 2022. *isu
Melibatkan 30 orang pekerja, patung yang dikerjakan selama lima bulan tersebut digadang-gadang menjadi patung angsa terbesar di Indonesia. Konsep patung angsa permintaan SNVT Pembangunan Bendungan Balai Wilayah Sungai Bali-Penida (BWS) tersebut, menggunakan konstruksi beton bertulang, dengan posisi angsa diletakkan saling berhadapan pada pintu masuk menuju Bendungan Tamblang.
Tampil elegan, cantik dan mempesona, warna angsa putih dengan ornamen hiasan warna kuning keemasan, simbol makhluk yang disucikan dalam mitologi Hindu. Konsep pembuatan patung angsa ini lebih mengutamakan nilai-nilai kearifan lokal dan tetap mempertimbangkan bentuk dan estetikanya. Proyek bendungan yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) ini diproyeksikan juga untuk menjadi tujuan wisata favorit di Bali Utara.
Kepada NusaBali, Senin (8/8), seniman I Ketut Putrayasa mengungkapkan rasa syukurnya patung ini selesai tepat waktu sesuai target yang ditetapkan. “Angsa ini bagian dari tiga patung yang akan berdiri di wilayah Bendungan Tamblang, yakni selain patung angsa, ada pula pembuatan patung Burung Jalak Bali yang juga sudah rampung, dan satu patung Dewi Danu masih dalam tahap perencanaan,” kata seniman lulusan ISI Denpasar ini.
Dia menjelaskan, untuk pembangunan patung Dewi Danu dengan tinggi 20 meter akan berada di lokasi yang sama di wilayah dekat bendungan. “Dan juga akan menjadi patung Dewi Danu tertinggi di Bali dan Indonesia,” ungkapnya. Menurut pria berambut panjang itu, dalam kepercayaan Hindu, Angsa (Dewanagari: हंस;IAST: haṃsa) adalah salah satu awatara (inkarnasi) Wisnu yang disebut dalam kitab Bhagawatapurana. Angsa merupakan salah satu awatara yang muncul pada zaman Satyayuga atau zaman kebajikan.
Kata Putrayasa, dua buah patung Angsa yang dimuliakan ini menjadi element esthetic dan ditempatkan pada sisi kiri dan kanan, menjadi pintu gerbang utama (main gate) Bendungan Tamblang-Sawan Buleleng, Bali. “Pada umumnya kehadiran bendungan hanya berfungsi sebagai penampung air, namun Bendungan Sawan-Tamblang juga menghadirkan aspek-aspek non formalnya, salah satunya aspek estetikanya, maka dari itu Bendungan Sawan - Tamblang merupakan bendungan percontohaan serta bendungan terindah di Indonesia dengan pemandangan gunung dan bukitnya yang memukau,” bebernya.
Putrayasa menambahkan, tantangan membangun patung berskala besar adalah faktor alam. Proses pengecoran serta risiko angin menjadi pertimbangan matang. “Saat membangun, alam menjadi penentu keberhasilan patung ini bisa diselesaikan hingga tuntas, pasalnya, kendala di lapangan terkadang hujan dan angin kencang sangat berisiko bagi keselamatan serta pemasangan material patung,” tandasnya.
Seniman yang beberapakali menghelat pameran bersama, terutama pameran instalasi di ruang publik, baik di dalam negeri maupun luar negeri ini mengaku senang dipercaya untuk menggarap patung yang akan menjadi kebanggaan Bali Utara itu. “Semoga dengan karya ini, saya berharap tempat ini menjadi ruang rekreasi baru dan bermanfaat terutama bagi warga masyarakat, Tamblang dan sekitarnya,” ucap seniman kelahiran 15 Mei 1981 ini.
Bendungan Tamblang secara administratif mencakup Desa Sawan dan Desa Bebetin (Kecamatan Sawan), Desa Bila dan Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng
Untuk diketahui, konstruksi Bendungan Tamblang memiliki luas genangan 358.585 meter persegi, dengan tinggi bendungan mencapai 68 meter. Bendungan Tamblang diperkirakan mampu menampung air hingga 7 juta meter kubik, yang bersumber dari Tukad Daya di Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan.
Apabila bendungan tuntas dibangun, diprediksi bisa menyuplai air bersih dengan kapasitas 510 liter per detik. Kapasitas air bersih itu lebih besar dibandingkan dengan Bendungan Titab. Dengan kapasitas sebesar itu, para petani di wilayah Kecamatan Sawan dan Kecamatan Kubutambahan tidak akan kesulitan mendapatkan air bersih. Bendungan Tamblang merupakan satu-satunya bendungan di Bali, bahkan di Indonesia yang menggunakan inti aspal. Penggunaan inti aspal ini dimaksudkan agar inti bendungan kedap air.
Proyek pembangunan bendungan ini menelan anggaran APBN sebesar Rp 793,7 miliar. Sesuai kontrak, target selesai pembangunan pada Desember 2022. *isu
1
Komentar