Puluhan Remaja Ikuti Workshop Tari Sekar Jagat
Puluhan gadis yang masih duduk di tingkat SMA dan perguruan tinggi terlihat anggun belajar Tari Sekar Jagat di Kalangan Angsoka Taman Budaya Bali, Rabu (12/4).
DENPASAR, NusaBali
Mereka tengah mengikuti workshop tarian tersebut, yang menjadi rangkaian dari gelaran Bali Mandara Nawanatya tahun kedua.
Istimewanya, workshop kali ini menghadirkan langsung sang pencipta Tari Sekar Jagat, Dr Swasthi Widjaya Bandem. Dia didampingi dua pemateri lainnya yakni Ni Wayan Suartini dan Ni Putu Setyarini. Ketiganya kemudian memperbaiki beberapa gerakan tari para gadis ini, meski secara dasar para peserta workshop sudah memiliki kemampuan yang cukup.
Menurut Swasthi Bandem, terdapat sedikit interpretasi yang berbeda dari apa yang diciptakannya. Karena itu, dalam workshop ini dia dengan serius mengajarkan bagaimana sesungguhnya pola gerakan Tari Sekar Jagat yang dia ciptakan. "Anak-anak sebagian besar sudah pernah mempelajari, hanya mereka belum mendapatkan tarian yang asli. Artinya beberapa masih ada interpretasi dari guru tarinya yang beda dengan apa yang saya ciptakan. Workshop ini untuk mengetahui gerakan yang benar seperti apa," jelasnya.
Baginya, tidak banyak memang yang berbeda. Namun penting bagi anak-anak untuk mengetahui dasar-dasar yang sesugguhnya. "Beberapa memang masih lemah karena dasarnya memang kurang. Tidak banyak memang, tapi ada kunci-kunci yang kurang tepat dalam gerakan. Misalnya seledet 2 kali tidak dilakukan dengan benar. Juga ngelognya ke samping itu juga kurang tepat. Kami langsung beri contoh. Beberapa poin diperbaiki," katanya.
Lebih lanjut, usai workshop, Swasthi Bandem ingin melihat seberapa jauh hasil latihan yang mereka inginkan. Dia berharap perbaikan-perbaikan yang diberikan, dapat memberikan pemahaman tentang tarian yang diciptakannya tahun 1990-an itu. Selanjutnya, dari workshop itu, akan diadakan lomba tari Sekar Jagat sebagai evaluasi pembelajaran selama ini. "Lomba akan diadakan 3 Mei 2017, masih dalam rangkaian Bali Mandara Nawanatya. Penilaian akan dilakukan sesuai dengan gagasan, ketepatan, kebersamaan, dan yang lainnya," imbuhnya.
Tari Sekar Jagat sendiri diciptakan oleh Dr Swasthi Widjaya Bandem pada tahun 1993 ketika diminta melakukan tarian penyambutan pada pembukaan pameran Wastra Bali di Jakarta. Kala itu dipentaskan di Galeri Nasional Jakarta yang dihadiri oleh ibu Tien Soeharto. Tarian ini terinspirasi dari tari ritual Rerejangan yang ada di Tenganan dan di Asak yang merupakan tarian sakral. Namun, oleh Swasthim bandem pola-pola gerak tati ini kemudian diolah dan dikembangkan sehingga menjadi tarian penyambutan. Sekar Jagat sendiri diartikan sebagai bunga dunia.* in
Mereka tengah mengikuti workshop tarian tersebut, yang menjadi rangkaian dari gelaran Bali Mandara Nawanatya tahun kedua.
Istimewanya, workshop kali ini menghadirkan langsung sang pencipta Tari Sekar Jagat, Dr Swasthi Widjaya Bandem. Dia didampingi dua pemateri lainnya yakni Ni Wayan Suartini dan Ni Putu Setyarini. Ketiganya kemudian memperbaiki beberapa gerakan tari para gadis ini, meski secara dasar para peserta workshop sudah memiliki kemampuan yang cukup.
Menurut Swasthi Bandem, terdapat sedikit interpretasi yang berbeda dari apa yang diciptakannya. Karena itu, dalam workshop ini dia dengan serius mengajarkan bagaimana sesungguhnya pola gerakan Tari Sekar Jagat yang dia ciptakan. "Anak-anak sebagian besar sudah pernah mempelajari, hanya mereka belum mendapatkan tarian yang asli. Artinya beberapa masih ada interpretasi dari guru tarinya yang beda dengan apa yang saya ciptakan. Workshop ini untuk mengetahui gerakan yang benar seperti apa," jelasnya.
Baginya, tidak banyak memang yang berbeda. Namun penting bagi anak-anak untuk mengetahui dasar-dasar yang sesugguhnya. "Beberapa memang masih lemah karena dasarnya memang kurang. Tidak banyak memang, tapi ada kunci-kunci yang kurang tepat dalam gerakan. Misalnya seledet 2 kali tidak dilakukan dengan benar. Juga ngelognya ke samping itu juga kurang tepat. Kami langsung beri contoh. Beberapa poin diperbaiki," katanya.
Lebih lanjut, usai workshop, Swasthi Bandem ingin melihat seberapa jauh hasil latihan yang mereka inginkan. Dia berharap perbaikan-perbaikan yang diberikan, dapat memberikan pemahaman tentang tarian yang diciptakannya tahun 1990-an itu. Selanjutnya, dari workshop itu, akan diadakan lomba tari Sekar Jagat sebagai evaluasi pembelajaran selama ini. "Lomba akan diadakan 3 Mei 2017, masih dalam rangkaian Bali Mandara Nawanatya. Penilaian akan dilakukan sesuai dengan gagasan, ketepatan, kebersamaan, dan yang lainnya," imbuhnya.
Tari Sekar Jagat sendiri diciptakan oleh Dr Swasthi Widjaya Bandem pada tahun 1993 ketika diminta melakukan tarian penyambutan pada pembukaan pameran Wastra Bali di Jakarta. Kala itu dipentaskan di Galeri Nasional Jakarta yang dihadiri oleh ibu Tien Soeharto. Tarian ini terinspirasi dari tari ritual Rerejangan yang ada di Tenganan dan di Asak yang merupakan tarian sakral. Namun, oleh Swasthim bandem pola-pola gerak tati ini kemudian diolah dan dikembangkan sehingga menjadi tarian penyambutan. Sekar Jagat sendiri diartikan sebagai bunga dunia.* in
Komentar