Senderan Pura Segara Gilimanuk Terancam Ambruk
Bagian senderan di sisi timur laut areal Pura Segara Gilimanuk, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, terancam ambruk.
NEGARA, NusaBali
Kerusakan senderan tersebut tidak mendapatkan perbaikan melalui dana CSR pihak ASDP Ketapang-Gilimanuk. Karena perbaikannya hanya khusus pada sisi barat senderan, dekat Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk pada tahun 2016.
Pantaun NusaBali belum lama ini, pada bagian sisi utara senderan yang beberapa tahun lalu sempat diperbaiki melalui bantuan dana dari pihak ASDP. Namun kini tampak pada beberapa bagian jebol. Sementara pada bagian sisi timur yang juga langsung tersambung menjadi satu dengan senderan areal Taman Patung Siwa, juga tampak keropos. Karena tidak ditangani, tidak menutup kemunginan senderan dengan konstruksi plesteran tersebut, akan ambruk dan merembet ke pagar Pura Segara Gilimanuk.
Menurut bebrapa warga yang kerap memancing di sekitar senderan Pura Segara Gilimanuk, agar dapat bertahan lama, seharusnya dibuatkan senderan dengan menggunakan batu amor. Sama seperti erbaikan bagian sisi barat senderan setempat. “Sebelumnya memang sempat diperbaiki pakai batu amor di sisi barat hanya sepanjang 20 meter. Sisanya ke utara sampai ke timur tidak dapat, karena memang batu amor lebih mahal, dan dana yang diberikan dari sumbangan pengusaha di Pelabuhan tidak cukup sampai mempebaiki semua senderan,” ujar salah seorang pemancing yang juga warga Gilimanuk, Kamis (13/4).
Ketua DPRD Jembrana I Ketut Sugiasa sebelumnya sempat memperjuangkan sampai turun bantuan dana untuk perbaikan senderan di Pura Segara Gilimanuk pada tahun 2016 itu. Ia mengatakan, akan segera berusaha menyikapi kerusakan senderan bagian sisi utara sampai ke timur tersebut. Berdasar penilaiannya, untuk kerusakan sisi utara sampai ke timur itu, memang murni karena faktor cuaca. Tidak seperti pada bagian barat yang memang sangat diyakini tergerus karena aktivitas bongkar muat kapal penyeberangan. “Jadi nanti untuk yang sisa lainnya itu, kami akan berusaha mohon bantuan ke Kementerian PU di Pusat. Kalau yang ASDP, ya sudah ada etikad baik,” katanya.
Dalam membawa aspirasi perbaikan untuk sisa senderan yang rusak itu, katanya, akan diusahakan dapat menggunakan batu amor. Sama seperti waktu mendapat bantuan senilai Rp 580 juta dari patungan para pelaku usaha di ASDP Ketapang-Gilimanuk. Saat itu diputuskan untuk menggunakan batu amor sehingga tidak cepat rusak seperti senderan sebelum-sebelumnya yang hanya menggunakan plesteran. *ode
Kerusakan senderan tersebut tidak mendapatkan perbaikan melalui dana CSR pihak ASDP Ketapang-Gilimanuk. Karena perbaikannya hanya khusus pada sisi barat senderan, dekat Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk pada tahun 2016.
Pantaun NusaBali belum lama ini, pada bagian sisi utara senderan yang beberapa tahun lalu sempat diperbaiki melalui bantuan dana dari pihak ASDP. Namun kini tampak pada beberapa bagian jebol. Sementara pada bagian sisi timur yang juga langsung tersambung menjadi satu dengan senderan areal Taman Patung Siwa, juga tampak keropos. Karena tidak ditangani, tidak menutup kemunginan senderan dengan konstruksi plesteran tersebut, akan ambruk dan merembet ke pagar Pura Segara Gilimanuk.
Menurut bebrapa warga yang kerap memancing di sekitar senderan Pura Segara Gilimanuk, agar dapat bertahan lama, seharusnya dibuatkan senderan dengan menggunakan batu amor. Sama seperti erbaikan bagian sisi barat senderan setempat. “Sebelumnya memang sempat diperbaiki pakai batu amor di sisi barat hanya sepanjang 20 meter. Sisanya ke utara sampai ke timur tidak dapat, karena memang batu amor lebih mahal, dan dana yang diberikan dari sumbangan pengusaha di Pelabuhan tidak cukup sampai mempebaiki semua senderan,” ujar salah seorang pemancing yang juga warga Gilimanuk, Kamis (13/4).
Ketua DPRD Jembrana I Ketut Sugiasa sebelumnya sempat memperjuangkan sampai turun bantuan dana untuk perbaikan senderan di Pura Segara Gilimanuk pada tahun 2016 itu. Ia mengatakan, akan segera berusaha menyikapi kerusakan senderan bagian sisi utara sampai ke timur tersebut. Berdasar penilaiannya, untuk kerusakan sisi utara sampai ke timur itu, memang murni karena faktor cuaca. Tidak seperti pada bagian barat yang memang sangat diyakini tergerus karena aktivitas bongkar muat kapal penyeberangan. “Jadi nanti untuk yang sisa lainnya itu, kami akan berusaha mohon bantuan ke Kementerian PU di Pusat. Kalau yang ASDP, ya sudah ada etikad baik,” katanya.
Dalam membawa aspirasi perbaikan untuk sisa senderan yang rusak itu, katanya, akan diusahakan dapat menggunakan batu amor. Sama seperti waktu mendapat bantuan senilai Rp 580 juta dari patungan para pelaku usaha di ASDP Ketapang-Gilimanuk. Saat itu diputuskan untuk menggunakan batu amor sehingga tidak cepat rusak seperti senderan sebelum-sebelumnya yang hanya menggunakan plesteran. *ode
Komentar