Giliran Jagung Masuk Daftar Swasembada
JAKARTA, NusaBali
Selama tiga tahun berturut-turut, sejak 2019 hingga 2021, Indonesia disebut bisa konsisten memproduksi beras sebanyak 31,3 juta ton.
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat Penyerahan Penghargaan dari IRRI Kepada Pemerintah RI yang disiarkan dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden, seperti dilihat CNBCIndonesia.com, Minggu (14/8).
Lebih lanjut ia mengatakan peningkatan dan konsistensi ini yang dilihat oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Lembaga Penelitian Padi Internasional (IRRI). Sehingga IRRI mereka memberikan penghargaan kepada pemerintah Indonesia.
"Inilah yang menyebabkan kenapa pada hari ini diberikan kepada kita sebuah sertifikat bahwa Indonesia dinilai memiliki sistem ketahanan pangan yang baik dan sudah swasembada pangan," kata Jokowi.
Jokowi menyebut pemerintah juga ingin ada diversifikasi (memperbanyak variasi) bahan pangan. Sehingga, konsumsi masyarakat tidak hanya bergantung pada beras saja.
"Diversifikasi pangan, hati-hati kita tidak hanya tergantung pada beras tetapi harus kita mulai untuk jenis-jenis bahan pangan yang lainnya," ujarnya.
Ia mengatakan telah memulai program tersebut dengan menanam Sorgum di Waingapu dan NTT, dan Jagung di beberapa provinsi lain.
Menurutnya, tujuh tahun lalu Indonesia harus impor 3,5 juta ton jagung, sedangkan kemarin Indonesia hanya impor kira-kira 800 ribu jagung.
"Ini sebuah lompatan yang sangat besar sekali dan kita harapkan dengan terus-menerus kita konsentrasi ke sana insya Allah kita sudah tidak impor jagung lagi dalam 2-3 tahun mendatang, seperti beras yang sudah 3 tahun kita tidak impor," tuturnya.
Di tengah ancaman krisis pangan di tingkat global, pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi menjamin ketercukupan pangan di dalam negeri dan sekaligus memberikan kontribusi bagi kecukupan pangan dunia. *
Komentar