Detergen Organik Ramah Lingkungan 'Pranee' Juara Ide Bisnis Terbaik INKURI
MANGUPURA,NusaBali.com - Memberi solusi bagi masyarakat sekitar dengan menciptakan inovasi bisnis berupa detergen organik ramah lingkungan dengan nama brand Pranee, tiga anak muda sukses meraih juara program Inkubator Usaha Lestari (INKURI) dalam Lestari Market Day yang diselenggarakan di Park 23 Creative Hub Kuta, Sabtu (13/8/2022).
"Awalnya kami melihat dari problem limbah rumah tangga berupa zat kimia yang dihasilkan oleh detergen mengakibatkan pencemaran dan kerusakan lingkungan yang nyata di sekitar kita. Dari sana kami berpikir untuk menciptakan produk ini agar menjadi solusi bagi masyarakat," ujar Ni Gusti Putu Pamela Putri,19, salah satu founder Pranee, Senin (15/8/2022) malam.
Mahasiswi semester 3 Fakultas Teknologi Informasi ITB STIKOM Bali ini menilai produk detergen pasaran yang biasa digunakan memang bermanfaat untuk membersihkan kotoran dan minyak membandel pada pakaian.
"Tetapi sayangnya, detergen tersebut dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan dan juga lingkungan. Sebagai contoh, jenis limbah berupa busa detergen bisa mengakibatkan makhluk hidup di dalam air kekurangan oksigen," ungkap Gek Ela, sapaan akrabnya.
Akhirnya Gek Ela bersama dengan dua temannya Kadek Satria Putra Purnama, 19, dan Ni Kadek Mira Cahyani, 20, memiliki ide membuat detergen dari bahan fermentasi sampah organik buah-buahan seperti kulit mangga, pisang, jeruk, pepaya dan juga limbah sayuran yang tidak terpakai.
"Kami dapatkan bahan baku itu, bekerjasama dengan pedagang buah di Pasar Badung, serta para penjual jus buah. Daripada sampah kulit buah tersebut dibuang begitu saja, maka kami olah untuk hasilkan produk ini, juga bisa memberikan dampak ekonomi kepada mereka," tutur Kadek Satria Purnama.
Pemuda yang saat ini berstatus bekerja ini menjelaskan limbah kulit buah dan sayuran tersebut bisa menjadi detergen organik dengan cara diolah dengan bahan ramah lingkungan seperti Eco Enzym yang diklaim mampu mengurangi efek rumah kaca dan pemanasan global.
"Sebab Eco Enzym dapat mengubah karbondioksida (Co2) menjadi karbonat (Co3) cair yang bermanfaat untuk mengurangi polusi di air," jelas alumnus SMAN 3 Denpasar ini.
Kelebihan utamanya dibanding produk yang dijual di pasaran karena berbahan alami serta bebas dari bahan kimia, maka tidak berbahaya bagi manusia maupun lingkungan.
"Selain lembut di tangan ketika mencuci pakaian, detergen ini memiliki sifat disinfektan dan asam asetat bermanfaat untuk lebih mencerahkan, lebih lembut dan menghilangkan bau pada pakaian," terangnya.
Sementara itu Ni Kadek Mira Cahyani menambahkan kelebihan sisi ekonomis detergen organik yang lebih hemat. Dengan aroma cempaka dan lavender dijual seharga Rp 12.000 untuk botol 12 mililiter dan Rp 40.000 untuk kemasan 1 liter.
"Bisa dicek di pasaran untuk saat ini kami bisa katakan lebih murah daripada produk sejenis," kata mahasisiwi semester 3 Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana tersebut.
Ia pun menjelaskan mengenai pemasaran masih mengandalkan sosial media, karena biar bagaimanapun bisa mengakselerasi penjualan dan lebih mudah dikenal masyarakat.
Mereka bertiga berharap dengan terpilihnya ide bisnis ini menjadi pemenang dalam program inkubasi INKURI dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem lingkungan yang keberlanjutan.
"Kami juga ingin masyarakat lebih kritis terhadap produk-produk yang mereka gunakan dalam keseharian mereka, karena tanpa sadar limbah rumah tangga adalah penyumbang terbesar dalam polusi di bumi ini" tutupnya.*aps
1
Komentar