PDAM Denpasar Matikan 7 Titik AMO, Pasca Memakan Korban Jiwa di Lapangan Puputan
Tidak hanya Air Minum Otomatis, pemerintah juga diminta rutin mengecek fasilitas publik lainnya di Kota Denpasar.
DENPASAR, NusaBali
Pasca kejadian yang menewaskan seorang remaja, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Denpasar, untuk sementara mematikan tujuh titik Air Minum Otomatis (AMO) yang terpasang di wilayah Kota Denpasar.
Dirut PDAM Kota Denpasar, IB Gede Arsana, mengatakan diputusnya saluran air siap minum tersebut, karena masyarakat masih trauma dengan kejadian yang menewaskan Rendi Rizaldi, 13, seorang pelajar kelas I SMP Negeri 2 Denpasar yang tinggal di Jalan Letda Jaya, Nomor 4 B, Denpasar, Kamis (13/4) sore sekitar pukul 16.50 Wita. Saat itu, korban kesetrum saat menenggak air siap minum milik PDAM Denpasar yang terpasang di sisi selatan Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung tepatnya di depan Kodim 1611/Badung, Denpasar.
Adapun tujuh titik AMO yang diputus saluran airnya untuk sementara yakni di Warung Men Weti-Sanur dan Lapangan Puputan Renon masing-masing 1 unit, Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung (2 unit), Taman Kota Lumintang (2 unit), dan areal gedung Graha Sewaka Dharma (1 unit). “Kami betul-betul terpukul dengan kejadian itu. Padahal saat kejadian, AMO yang terpasang di selatan Lapangan Puputan Badung, mendapatkan perawatan berkala pada pukul 10.55 Wita. Pas sorenya malah kejadian kesetrumnya Rendi hingga meninggal,’’ kata Arsana saat dikonfirmasi, Jumat (14/4) kemarin.
Dikatakan, paca kejadian itu, pihaknya langsung mematikan AMO di tujuh titik yang terpasang di wilayah Kota Denpasar. Hal itu dilakukan karena membuat masyarakat trauma. “Kami akan lihat hasil penyedidikan dari kepolisian dulu, dan menunggu hasil kajian kepolisian. Jika AMO yang menjadi masalah meninggalnya Rendi itu, harus diganti akan kami ganti. Jika AMO itu tidak bermasalah, tidak kami ganti,” ujarnya.
Sementara itu, Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar, IB Rahoela, menyatakan, kejadian itu murni kecelakaan, dan berharap hal itu tidak terjadi lagi. “Kedepan hal ini tidak boleh terjadi, dan semua pihak saling memperhatikan, saling mengawasi, dan selalu waspada. Baik itu, di jalan raya, fasilitas umum, maupun sungai dan lain sebagainya. Untuk itu, mari kita bersama-sama meningkatkan kewaspadaan, apabila melihat sesuatu yang tidak baik, supaya melaporkan ke petugas setempat, dan masyarakat bisa melapor ke petugas terdekat dan Pro Denpasar,” kata Rahoela.
Ditambahkan Rahoela, AMO yang terpasang itu, secara teknis sudah beroperasi tujuh tahun dan tidak pernah terjadi hal-hal negatif. Karena itu, adanya kejadian tersebut menjadi pengalaman yang sangat berharga, termasuk bagi petugas-petugas terkait supaya fasilitas umum yang ada di wilayah Kota Denpasar agar diperhatikan dengan meningkatkan pemeliharaan dan pengecekan secara teknik. Tidak hanya AMO saja, tapi juga fasilitas publik lainnya agar mendapatkan perhatian secara rutin. “Petugas perlu melakukan pengawasan setiap hari. Selama ini, tidak pernah terjadi demikian dan tentu saja menjadi perhatian kami. Salah satunya AMO itu, keterangan PLN dalam kondisi basah, dan bersentuhan langsung dengan orang tidak boleh. AMO itu untuk minum, harus diambil dengan gelas. AMO itu, untuk air minum dan diambil dengan benar, dan itu juga harus diperhatikan oleh masyarakat,’’ jelasnya.
Sementara pantauan di lapangan, AMO yang terpasang di Taman Kota Lumintang, tak lagi mengeluarkan air. Bahkan terlihat anak kecil yang akan meminum air di AMO Taman Kota, urung meminum air karena mati. ‘’Beh...yeh mati (airnya mati, red),’’ ujar salah satu anak perempuan, ditemani temannya saat akan mengambil air di AMO Taman Kota. *cr63
Dirut PDAM Kota Denpasar, IB Gede Arsana, mengatakan diputusnya saluran air siap minum tersebut, karena masyarakat masih trauma dengan kejadian yang menewaskan Rendi Rizaldi, 13, seorang pelajar kelas I SMP Negeri 2 Denpasar yang tinggal di Jalan Letda Jaya, Nomor 4 B, Denpasar, Kamis (13/4) sore sekitar pukul 16.50 Wita. Saat itu, korban kesetrum saat menenggak air siap minum milik PDAM Denpasar yang terpasang di sisi selatan Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung tepatnya di depan Kodim 1611/Badung, Denpasar.
Adapun tujuh titik AMO yang diputus saluran airnya untuk sementara yakni di Warung Men Weti-Sanur dan Lapangan Puputan Renon masing-masing 1 unit, Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung (2 unit), Taman Kota Lumintang (2 unit), dan areal gedung Graha Sewaka Dharma (1 unit). “Kami betul-betul terpukul dengan kejadian itu. Padahal saat kejadian, AMO yang terpasang di selatan Lapangan Puputan Badung, mendapatkan perawatan berkala pada pukul 10.55 Wita. Pas sorenya malah kejadian kesetrumnya Rendi hingga meninggal,’’ kata Arsana saat dikonfirmasi, Jumat (14/4) kemarin.
Dikatakan, paca kejadian itu, pihaknya langsung mematikan AMO di tujuh titik yang terpasang di wilayah Kota Denpasar. Hal itu dilakukan karena membuat masyarakat trauma. “Kami akan lihat hasil penyedidikan dari kepolisian dulu, dan menunggu hasil kajian kepolisian. Jika AMO yang menjadi masalah meninggalnya Rendi itu, harus diganti akan kami ganti. Jika AMO itu tidak bermasalah, tidak kami ganti,” ujarnya.
Sementara itu, Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar, IB Rahoela, menyatakan, kejadian itu murni kecelakaan, dan berharap hal itu tidak terjadi lagi. “Kedepan hal ini tidak boleh terjadi, dan semua pihak saling memperhatikan, saling mengawasi, dan selalu waspada. Baik itu, di jalan raya, fasilitas umum, maupun sungai dan lain sebagainya. Untuk itu, mari kita bersama-sama meningkatkan kewaspadaan, apabila melihat sesuatu yang tidak baik, supaya melaporkan ke petugas setempat, dan masyarakat bisa melapor ke petugas terdekat dan Pro Denpasar,” kata Rahoela.
Ditambahkan Rahoela, AMO yang terpasang itu, secara teknis sudah beroperasi tujuh tahun dan tidak pernah terjadi hal-hal negatif. Karena itu, adanya kejadian tersebut menjadi pengalaman yang sangat berharga, termasuk bagi petugas-petugas terkait supaya fasilitas umum yang ada di wilayah Kota Denpasar agar diperhatikan dengan meningkatkan pemeliharaan dan pengecekan secara teknik. Tidak hanya AMO saja, tapi juga fasilitas publik lainnya agar mendapatkan perhatian secara rutin. “Petugas perlu melakukan pengawasan setiap hari. Selama ini, tidak pernah terjadi demikian dan tentu saja menjadi perhatian kami. Salah satunya AMO itu, keterangan PLN dalam kondisi basah, dan bersentuhan langsung dengan orang tidak boleh. AMO itu untuk minum, harus diambil dengan gelas. AMO itu, untuk air minum dan diambil dengan benar, dan itu juga harus diperhatikan oleh masyarakat,’’ jelasnya.
Sementara pantauan di lapangan, AMO yang terpasang di Taman Kota Lumintang, tak lagi mengeluarkan air. Bahkan terlihat anak kecil yang akan meminum air di AMO Taman Kota, urung meminum air karena mati. ‘’Beh...yeh mati (airnya mati, red),’’ ujar salah satu anak perempuan, ditemani temannya saat akan mengambil air di AMO Taman Kota. *cr63
1
Komentar