Stok Vaksin Moderna di Badung Kosong
Picu Capaian Vaksinasi Baru Berjalan 65 Persen
Stok vaksin moderna di Badung sudah kosong sejak 11 Agustus 2022
MANGUPURA, NusaBali
Lebih dari sepekan pelaksanaan vaksinasi booster kedua untuk tenaga kesehatan (nakes). Hingga kini capaian vaksinasi baru 65 persen. Kendalanya ketersediaan vaksin jenis moderna yang digunakan untuk vaksinasi booster kedua kosong.
“Vaksinasi booster kedua untuk nakes sudah berjalan 65 persen. Data terus bergerak hingga saat ini. Sedangkan capaian vaksinasi booster pertama sudah 72 persen,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung dr I Wayan Darta, Senin (15/8).
Menurut dr Darta, animo nakes sejatinya sangat tinggi untuk mengikuti vaksinasi booster kedua. Sayangnya, ada keterlambatan dalam penyediaan vaksin jenis moderna yang digunakan dalam program vaksinasi booster kedua. Bahkan, stok vaksin moderna di Badung sudah kosong sejak 11 Agustus 2022.
Dikatakan, sebagian besar nakes mendapatkan vaksin moderna pada pelaksanaan vaksinasi booster pertama, sehingga saat pemberian vaksin kedua juga mesti menggunakan jenis vaksin yang sama. Untuk dosis vaksin moderna yang diberikan pada pelaksanaan vaksinasi booster kedua adalah setengah dari booster pertama. Pada vaksinasi booster pertama diberikan sebanyak 0,5 mililiter, sedangkan yang kedua 0,25 mililiter.
“Saya sudah bolak-balik cek ke provinsi, kapan ada moderna lagi. Padahal tinggal 35 persen. Kalau stok vaksinnya lancar, minggu depan ini sudah selesai,” kata dr Darta sembari berharap stok moderna bisa tersedia hari ini.
Disinggung mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) berhubung nakes sudah empat kali mendapatkan vaksin, dr Darta menyebut hingga saat ini belum ada mengalami KIPI yang berat. “Kalau reaksi tubuh seperti meriang atau nyeri pada area suntikan itu biasa. Dalam dua hari sudah pulih, itu termasuk KIPI ringan,” jelas dr Darta yang notabene Dirut RSD Mangusada.
Sementara itu, untuk vaksinasi booster pertama diakui baru 72 persen. Diakui kendala yang dihadapi masih pada pengerahan massa untuk datang menjalani vaksinasi. “Kendala vaksinasi booster pertama pengerahan massanya sangat sulit. Padahal sudah daftar namanya dan sudah dikasi ke desa. Tapi kami tetap berusaha sekuat tenaga,” tegasnya.
“Saya ingin bicarakan lagi di forum rapat, apa kendalanya? Apa mereka belum disosialisasikan mengenai surat edaran terbaru dari pemerintah yang mewajibkan booster sebagai syarat untuk mengakses fasilitas umum/publik,” kata dr Darta.
Meski demikian, imbuh dr Darta, sudah ada desa yang 100 persen warganya sudah mengikuti vaksinasi booster pertama, seperi di Desa Kekeraan dan Gulingan, Kecamatan Mengwi. *ind
“Vaksinasi booster kedua untuk nakes sudah berjalan 65 persen. Data terus bergerak hingga saat ini. Sedangkan capaian vaksinasi booster pertama sudah 72 persen,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung dr I Wayan Darta, Senin (15/8).
Menurut dr Darta, animo nakes sejatinya sangat tinggi untuk mengikuti vaksinasi booster kedua. Sayangnya, ada keterlambatan dalam penyediaan vaksin jenis moderna yang digunakan dalam program vaksinasi booster kedua. Bahkan, stok vaksin moderna di Badung sudah kosong sejak 11 Agustus 2022.
Dikatakan, sebagian besar nakes mendapatkan vaksin moderna pada pelaksanaan vaksinasi booster pertama, sehingga saat pemberian vaksin kedua juga mesti menggunakan jenis vaksin yang sama. Untuk dosis vaksin moderna yang diberikan pada pelaksanaan vaksinasi booster kedua adalah setengah dari booster pertama. Pada vaksinasi booster pertama diberikan sebanyak 0,5 mililiter, sedangkan yang kedua 0,25 mililiter.
“Saya sudah bolak-balik cek ke provinsi, kapan ada moderna lagi. Padahal tinggal 35 persen. Kalau stok vaksinnya lancar, minggu depan ini sudah selesai,” kata dr Darta sembari berharap stok moderna bisa tersedia hari ini.
Disinggung mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) berhubung nakes sudah empat kali mendapatkan vaksin, dr Darta menyebut hingga saat ini belum ada mengalami KIPI yang berat. “Kalau reaksi tubuh seperti meriang atau nyeri pada area suntikan itu biasa. Dalam dua hari sudah pulih, itu termasuk KIPI ringan,” jelas dr Darta yang notabene Dirut RSD Mangusada.
Sementara itu, untuk vaksinasi booster pertama diakui baru 72 persen. Diakui kendala yang dihadapi masih pada pengerahan massa untuk datang menjalani vaksinasi. “Kendala vaksinasi booster pertama pengerahan massanya sangat sulit. Padahal sudah daftar namanya dan sudah dikasi ke desa. Tapi kami tetap berusaha sekuat tenaga,” tegasnya.
“Saya ingin bicarakan lagi di forum rapat, apa kendalanya? Apa mereka belum disosialisasikan mengenai surat edaran terbaru dari pemerintah yang mewajibkan booster sebagai syarat untuk mengakses fasilitas umum/publik,” kata dr Darta.
Meski demikian, imbuh dr Darta, sudah ada desa yang 100 persen warganya sudah mengikuti vaksinasi booster pertama, seperi di Desa Kekeraan dan Gulingan, Kecamatan Mengwi. *ind
1
Komentar