Diduga karena Dupa, Pasar Bajera Terbakar
Satu unit kios yang dimanfaatkan untuk menyimpan alat upacara, di lantai 2 Pasar Bajera, Kecamatan Selemadeg, hangus. Kerugian materi diperkirakan Rp 50 juta.
TABANAN, NusaBali
Satu kios tempat menyimpan alat upakara milik Ni Nyoman Kariani, di areal Pasar Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan, terbakar pada Rabu (17/8). Kebakaran yang terjadi sekitar pukul 11.00 Wita ini diduga karena api dupa. Meskipun tak menghanguskan sejumlah kios, kerugian diperkirakan mencapai Rp 50 juta.
Informasi dihimpun, kebakaran pertama kali dilihat oleh Kepala Pasar Bajera I Made Agus Uriantara, 45. Dia yang sedang santai di depan kantor pasar tiba-tiba melihat kepulan asap dan api di lantai dua pasar.
Dengan kondisi panik, Uriantara langsung memanggil warga di sekitar untuk mengecek dan memastikan sumber api tersebut. Selain itu, dia bersama warga berusaha memadamkan api menggunakan alat manual di kios milik korban Ni Nyoman Kariani tersebut.
Namun karena tak ingin kebakaran meluas, Uriantara langsung menghubungi Polsek Selemadeg yang tak jauh dari lokasi untuk meminta bantuan menghubungi pemadam kebakaran.
Tiga unit mobil pemadaman kebakaran datang sekitar pukul 12.00 Wita, langsung memadamkan api yang makin membesar di lantai tersebut. Sekitar 30 menit, api akhirnya berhasil dipadamkan.
Kapolsek Selemadeg AKP Nikolas Sinar Runing mengatakan kebakaran di Pasar Bajera ini tidak terlalu parah. Yang terbakar hanya satu kios yang digunakan untuk menyimpan alat upakara. “Korban memiliki dua kios, satunya atau di lantai II, tidak digunakan untuk berjualan. Yang di lantai I yang digunakan untuk berjualan,” kata AKP Sinar Runing.
Menurutnya, hasil dari olah TKP dan keterangan sejumlah saksi, kebakaran diduga karena api dupa. Sebab sebelum kebakaran ada saksi yang melihat korban Ni Nyoman Kariani asal Bajera mabanten menggunakan sarana dupa. Namun api dupa belum dipadamkan sudah ditinggal berjualan di lantai I pasar. Dan selang 30 menit barulah api membesar di lantai 2 pasar. "Keterangan ini masih kita dalami,” kata AKP Sinar Runing.
Akibat kejadian tersebut korban mengalami kerugian sekitar Rp 50 juta. Untung saja api tak menyebar ke kios lain karena bagian atas pasar dibeton. “Yang kebakar isinya saja, berupa perlengkapan upacara seperti sampian, hingga clemik,” tandas AKP Sinar Runing. *des
Informasi dihimpun, kebakaran pertama kali dilihat oleh Kepala Pasar Bajera I Made Agus Uriantara, 45. Dia yang sedang santai di depan kantor pasar tiba-tiba melihat kepulan asap dan api di lantai dua pasar.
Dengan kondisi panik, Uriantara langsung memanggil warga di sekitar untuk mengecek dan memastikan sumber api tersebut. Selain itu, dia bersama warga berusaha memadamkan api menggunakan alat manual di kios milik korban Ni Nyoman Kariani tersebut.
Namun karena tak ingin kebakaran meluas, Uriantara langsung menghubungi Polsek Selemadeg yang tak jauh dari lokasi untuk meminta bantuan menghubungi pemadam kebakaran.
Tiga unit mobil pemadaman kebakaran datang sekitar pukul 12.00 Wita, langsung memadamkan api yang makin membesar di lantai tersebut. Sekitar 30 menit, api akhirnya berhasil dipadamkan.
Kapolsek Selemadeg AKP Nikolas Sinar Runing mengatakan kebakaran di Pasar Bajera ini tidak terlalu parah. Yang terbakar hanya satu kios yang digunakan untuk menyimpan alat upakara. “Korban memiliki dua kios, satunya atau di lantai II, tidak digunakan untuk berjualan. Yang di lantai I yang digunakan untuk berjualan,” kata AKP Sinar Runing.
Menurutnya, hasil dari olah TKP dan keterangan sejumlah saksi, kebakaran diduga karena api dupa. Sebab sebelum kebakaran ada saksi yang melihat korban Ni Nyoman Kariani asal Bajera mabanten menggunakan sarana dupa. Namun api dupa belum dipadamkan sudah ditinggal berjualan di lantai I pasar. Dan selang 30 menit barulah api membesar di lantai 2 pasar. "Keterangan ini masih kita dalami,” kata AKP Sinar Runing.
Akibat kejadian tersebut korban mengalami kerugian sekitar Rp 50 juta. Untung saja api tak menyebar ke kios lain karena bagian atas pasar dibeton. “Yang kebakar isinya saja, berupa perlengkapan upacara seperti sampian, hingga clemik,” tandas AKP Sinar Runing. *des
1
Komentar