Jembatan Tukad Saba Hampir Rampung
Jembatan dirancang bisa dilewati secara bersamaan oleh 10 siswa, sepeda motor pun bisa melintas asal sabar bergantian satu per satu.
SINGARAJA, NusaBali
Puluhan siswa SDN 5 Ringdikit yang berasal dari Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, Buleleng, saat ini sudah bisa tersenyum. Derita dan hambatan mereka menyeberang Tukad Saba dengan arus derasnya, untuk sampai ke sekolah akan segera berakhir. Seperti yang terlihat Jumat (14/4) kemarin, jembatan gantung yang dibangunkan oleh Pemerintah Provinsi Bali, melalui Dinas PU, sudah selesai 90 persen.
Jembatan gantung yang dibuat di atas Tukad Saba itu membentang sepanjang tiga puluh meter, dengan lebar 1,25 meter dan berada di atas ketinggian permukaan air sungai kurang lebih empat meter. Jembatan darurat itu merupakan jembatan darurat kedua yang dibangunkan oleh Pemerintah Provinsi Bali, setelah sebelumnya sempat membangun jembatan darurat yang menggunakan box culvert.
Namun jembatan beton yang dijejerkan memotong aliran Tukad Saba, pada bulan Januari lalu habis diterjang banjir bandang dan arus deras Tukad Saba. Sehingga Pemprov Bali kembali berusaha untuk membuatkan jembatan darurat penyebrangan orang. Menurut pelaksana proyek, Wayan Sumindra, 63, yang ditemui dilokasi mengatakan bahwa proyek pembangunan jembatan gantung itu mendapatkan alokasi dana sebesar Rp 150 juta. Mereka dengan enam orang anak buahnya sudah mengerjakan jembatan itu sebulan lebih. “Masa pengerjaannya kami dikasih waktu dua bulan, tetapi tergantung situasi juga, karena cuacanya tidak menentu. Sekarang sudah selesai sembilan puluh persen, tinggal pasang papannya saja sudah bisa digunakan,” kata dia.
Jembatan gantung penyebrangan orang itu, dibangun dengan menggunakan dua tiang pancang berukuran besar yang dididirikan kedua sisi sungai.
Tiang pancang itu kemudian dihubungkan dengan menggunakan sling baja, dan dirangkai menggunakan kayu anti panas dan anti air untuk dasar jembatannya. Selanjutnya pada tahap akhir baru akan dipasang papan di atas kayu dasar untuk melancarkan orang menyeberangi jembatan gantung itu.
Sumidra pun mengatakan dengan konstruksi seperti itu jembatan gantung yang kini dibangun dapat bertahan hingga sepuluh tahun. Sepanjang jembatan tersebut digunakan dengan batas maksimal yang dimiliki. Jembatan gantung itu menurutnya maksimal dapat menyeberangkan sepuluh orang dalam waktu yang bersamaan.
Sepeda motor pun disebut dapat menyeberangi jembatan itu, namun hanya dengan satu arah. “Kalau lebih dari sepuluh orang atau pengendara sepeda motor berpapasan, lebih baik sabar menunggu untuk menyeberang bergiliran,” imbuhnya lagi. *k23
Puluhan siswa SDN 5 Ringdikit yang berasal dari Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, Buleleng, saat ini sudah bisa tersenyum. Derita dan hambatan mereka menyeberang Tukad Saba dengan arus derasnya, untuk sampai ke sekolah akan segera berakhir. Seperti yang terlihat Jumat (14/4) kemarin, jembatan gantung yang dibangunkan oleh Pemerintah Provinsi Bali, melalui Dinas PU, sudah selesai 90 persen.
Jembatan gantung yang dibuat di atas Tukad Saba itu membentang sepanjang tiga puluh meter, dengan lebar 1,25 meter dan berada di atas ketinggian permukaan air sungai kurang lebih empat meter. Jembatan darurat itu merupakan jembatan darurat kedua yang dibangunkan oleh Pemerintah Provinsi Bali, setelah sebelumnya sempat membangun jembatan darurat yang menggunakan box culvert.
Namun jembatan beton yang dijejerkan memotong aliran Tukad Saba, pada bulan Januari lalu habis diterjang banjir bandang dan arus deras Tukad Saba. Sehingga Pemprov Bali kembali berusaha untuk membuatkan jembatan darurat penyebrangan orang. Menurut pelaksana proyek, Wayan Sumindra, 63, yang ditemui dilokasi mengatakan bahwa proyek pembangunan jembatan gantung itu mendapatkan alokasi dana sebesar Rp 150 juta. Mereka dengan enam orang anak buahnya sudah mengerjakan jembatan itu sebulan lebih. “Masa pengerjaannya kami dikasih waktu dua bulan, tetapi tergantung situasi juga, karena cuacanya tidak menentu. Sekarang sudah selesai sembilan puluh persen, tinggal pasang papannya saja sudah bisa digunakan,” kata dia.
Jembatan gantung penyebrangan orang itu, dibangun dengan menggunakan dua tiang pancang berukuran besar yang dididirikan kedua sisi sungai.
Tiang pancang itu kemudian dihubungkan dengan menggunakan sling baja, dan dirangkai menggunakan kayu anti panas dan anti air untuk dasar jembatannya. Selanjutnya pada tahap akhir baru akan dipasang papan di atas kayu dasar untuk melancarkan orang menyeberangi jembatan gantung itu.
Sumidra pun mengatakan dengan konstruksi seperti itu jembatan gantung yang kini dibangun dapat bertahan hingga sepuluh tahun. Sepanjang jembatan tersebut digunakan dengan batas maksimal yang dimiliki. Jembatan gantung itu menurutnya maksimal dapat menyeberangkan sepuluh orang dalam waktu yang bersamaan.
Sepeda motor pun disebut dapat menyeberangi jembatan itu, namun hanya dengan satu arah. “Kalau lebih dari sepuluh orang atau pengendara sepeda motor berpapasan, lebih baik sabar menunggu untuk menyeberang bergiliran,” imbuhnya lagi. *k23
1
Komentar