Wisman 'Membeludak', Penukaran Valuta Asing Melonjak

Berdasarkan data Angkasa Pura I, total kedatangan wisman melalui terminal internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali di tahun 2022  sampai dengan 8 Agustus 22,  tercatat sebanyak 810.933 orang, melampaui total kedatangan di sepanjang tahun 2021 yang hanya sebanyak 473 orang.

Kondisi tersebut secara langsung berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas penukaran mata uang asing di money changer.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali (KpwBI Bali) Trisno Nugroho menyampaikan Rabu (17/8). Sebagai gambaran, dia menyebutkan transaksi kupva (kegiatan usaha penukaran valuta asing) di Bali pada Mei 2022  yang mencapai 405,6 miliar rupiah atau tumbuh sebesar 253,7 persen secara (yoy) atau tahunan. Hal ini meningkat baik dari sisi nominal maupun pertumbuhan dari bulan sebelumnya sebesar Rp 270,4 miliar.

Jumlah kantor money changer yang beroperasi dan memberikan layanan pada Juni 2022 juga meningkat menjadi 250 kantor atau sebesar 45,6 persen  dibandingkan  periode  sama tahun sebelumnya, hanya sejumlah 1 36 kantor.

Meningkatkan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan melakukan penukaran mata uang asing, Trisno menghimbau agar wisatawan melakukannya di money changer berizin.

“Money change berizin dapat dikenali dari adanya papan nama dengan tulisan "Authorized Money Changer" dan nama money changer tersebut,” terang dia.

Selain itu terdapat juga logo dan sertifikat yang dikeluarkan  Bank Indonesia. Pada logo terdapat QR code yang berisi identitas money changer berizin tersebut.

KPwBI Provinsi Bali , lanjut Trisno Nugroho juga mendorong digitalisasi money changer. Tujuannya mempermudah wisatawan  mencari lokasi money changer berizin terdekat, melihat kurs nilai tukar dan melakukan reservasi secara online.

Dorongan digitalisasi bekerja sama dengan Afiliasi Pedagang Valuta Asing (APVA) Bali, pada 9 Agustus 2022 . Dari situ telah diluncurkan website aplikasi layanan informasi dan reservasi penukaran valuta asing secara online (www.authorizedmoneychanger.id).

Dia berharap website itu  dapat menjadi salah satu sarana untuk menghambat ataupun mengurangi keberadaan money changer tidak berizin yang dapat merugikan wisatawan asing dan juga masyarakat serta berpotensi merusak citra pariwisata Bali.

Disampaikan Trisno, bertransaksi di money changer berizin akan memberikan keamanan dan kenyamanan karena akan terhindar dari risiko penipuan dan kejahatan. Kemudian terhindar dari potensi mendapatkan uang palsu atau rusak dan hak sebagai konsumen yang dilindungi  hukum. "Jangan pernah tergiur dengan rate tinggi yang ditawarkan oleh money changer tidak berizin"  ujar Trisno Nugroho, mengingatkan. *K17