Perdalam Literasi Keuangan, Financial Evolution Gelar Denpasar Investment Class
DENPASAR,NusaBali.com - Menjawab kebutuhan masyarakat terhadap pentingnya literasi keuangan sehingga tidak salah dalam berinvestasi, Financial Evolution (FIN.E) menggelar Denpasar Investment Class di Gedung Dharma Negara Alaya Denpasar, Jumat (19/8/2022) siang.
"Kegiatan ini sebagai tindak lanjut atas MoU kerja sama kami dengan Pemerintah Kota Denpasar melalui Badan Kreatif Denpasar (Bkraf) dimana kami memberikan literasi yang berfokus pada cara investasi keuangan yang baik kepada semua kalangan secara gratis tanpa dipungut biaya," jelas Cahaya Paramananda selaku CEO dan Founder dari FIN.E, Jumat (19/8/2022).
Menurut pria alumnus Politeknik Unud tersebut akhir-akhir ini marak terjadi fenomena investasi bodong yang menyebabkan kerugian besar. Hal itu lebih disebabkan masih minimnya literasi dan pemahaman keuangan yang baik dari masyarakat.
"Kita ingin kesadaran masyarakat khususnya di Denpasar semakin melek tentang pendidikan keuangan, bahkan kalau di negara maju, literasi keuangan telah diajarkan sejak dini," ujar pria asal Gianyar tersebut.
Menurutnya dengan mengetahui pemahaman yang baik akan menjadi investasi sehat dalam perencanaan keuangan di masa depan, sebab instrumen invetasi keuangan tidak melulu tabungan, deposito ataupun emas dan properti saja, tetapi masyarakat harus paham juga mengenai instrumen pasar modal saham, yang memberikan imbal hasil menarik jika dikelola dengan benar.
"Walaupun begitu, kami tidak memaksa hanya berfokus pada satu instrumen saja, yang utama kami berikan pemahaman yang benar dulu tentang literasi keuangan, selanjutnya tinggal masyarakat sendiri memilih, mau kemana mereka menanamkan investasinya," jelas Cahaya Paramananda yang sejak tahun 2019 mendirikan FIN.E. sebagai perusahaan rintisan (start up) edukasi dan konsultasi keuangan pertama di Bali.
Ia menjelaskan pemahaman yang baik ialah modal utama, sebagai gambarannya adalah empat pilar dasar pondasi keuangan yang wajib dimiliki.
"Pertama adalah 'income' atau pendapatan sebagai pilar wajib yang dimiliki, semakin banyak pendapatan maka semakin kuat struktur keuangan, selanjutnya tabungan dan dana darurat wajib sisihkan minimal 10 persen dari pendapatan, yang ketiga investasi untuk pengembangan aset sehingga memiliki nilai besar di masa depan dan terakhir proteksi/asuransi untuk melindungi diri dan aset dari resiko tak terduga," jelasnya.
Salah satu peserta Rangga Saputra, 25, menilai kegiatan ini cukup positif untuk pemahaman pentingnya kelola keuangan untuk masa depan.
"Ke depan semoga lebih sering lagi diadakan kelas-kelas seperti ini, karena sangat bermanfaat," imbuhnya.
Sementara I Gusti Agung Putra Wijaya, selaku Busines Development Fin.E menuturkan selain menyasar masyarakat umum, sebelumnya program kegiatan juga telah diadakan di sepuluh sekolah baik SMP maupun SMA di Denpasar.
"Harapan kami sejak dini mereka paham, selain itu kedepan kami akan menyasar beberapa Kabupaten juga di Bali, terutama di daerah pelosok agar semakin banyak masyarakat terbuka pemikirannya tentang literasi keuangan," pungkas pria asal Kabupaten Buleleng tersebut.*aps
1
Komentar