Bus Terjungkal, 15 Luka
Gara-gara pipa putus dihantam bus terjungkal, 4.000 pelanggan PDAM di Buleleng sempat tidak dapat pasokan air bersih
Kecelakaan Rombongan Siswa di Kilometer 7-8 Desa Gitgit
SINGARAJA, NusaBali
Sebuah bus pariwisata nopol AA 1728 GD yang mengangkut rombongan siswa terjungkal ke parit sedalam 4 meter di Jalur Utama Denpasar-Singaraja, tepatnya Kilometer 7-8 Banjar Pumahan, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Sabtu (15/4) malam. Akibatnya, 15 siswa SMK Bhakti Mulya Kediri, Jawa Timur yang berada dalam bus naas ini mengalami luka-luka, hingga harus dilarikan ke RSUD Buleleng.
Dugaan sementara, Bus Vertikal nopol AA 1728 GD yang mengangkut 57 penumpang terdiri dari 54 siswa dan 3 guru pendamping SMK Bhakti Mulya Kediri ini terjungkal ke parit di sisi barat jalan, karena mengalami rem blong. Saat musibah terjadi, Sabtu malam sekitar pukul 20.00 Wita, bus yang dikemudikan Suwandi Hariyono, 33, sopir asal kawasan Sentul, Kediri, Jawa Timur dalam perjalanan wisata dari Denpasar menuju Kota Singaraja.
Data yang diperoleh NusaBali, bus naas yang terjungkal ini melaju beriringan dengan 6 bus pariwisata lainnya dari arah selatan (Bedugul) menuju Singaraja dalam kondisi jalan menurun. Ketujuh bus pariwisata itu semuanya mengangkut rombongan siswa SMK Bhakti Mulya Kediri yang berwisata ke Bali sejak Kamis (13/4) lalu. Saat musibah terjadi, bus yang mengalami rem blong hingga terjungkal ini berada dalam posisi paling belakang.
Menurut keterangan seorang saksi mata, I Kadek Wirama, 24, warga Desa Gitgit yang tinggal di sekitar lokasi TKP, roda bus naas ini terlihat sudah mengeluarkan asap sekitar 200 meter sebelum TKP. Kadek Wirama melihat kejadian tersebut, karena kebetulan sedang berada di warungnya yang berlokasi di tepi jalan malam itu.
“Sebelum kecelakaan, memang ada sejumlah bus lain yang warnanya sama hijau-hijau begini, seperti satu rombongan. Nah, bus yang terjungkal ini melanju dalam posisi paling belakang. Sebelum terjungkal, rodanya kelihatan banyak asap dan bus ini melaku dngan kecepatan tinggi,” ungkap Kadek Wirama kepada NusaBali, Sabtu malam.
Setelah itu, lanjut Wirama, bus naas ini semakin oleng ketika mengambil haluan ke kanan (sisi timur jalan). Beberapa detik kemudian, ban belakang bus langsung terpelanting ke parit. Bus yang masih terus berjalan sempat menghantam senderan jalan, sehingga posisi kepalanya berada di atas dan buntutnya di bawah terjerembab ke dalam parit.
Begitu ada bus terjungkal ke parit, para pengguna jalan berhenti, sementara warga sekitar langsung berdatangan ke lokasi TKP. Mereka kemudian beramai-ramai melakukan evakuasi korban yang berada di dalam bus nomor 5 rombongan tour SMK Bhakti Mulya Kediri ini. Seluruh 57 penumpang yang terdiri dari 54 siswa dan 3 guru pendamping langsung dievakuasi ke RSUD Buleleng di Singaraja untuk mendapatkan pertolongan.
Dari hasil pemeriksaan tim medis di IRD RSUD Buleleng, dari total 57 penumpang tersebut, 15 orang mengalami luka-luka. Bahkan, 2 korban di antaranya mengalami patah tulang hingga memerlukan perawatan yang intensif. Kedua korban patah tulang itu masing-maisng Andini Dwi Andani, 16 (siswa yang mengalami patah tulang paha kanan) dan Ari Setiawan, 32 (gurui pendamping yang mengalami patah tulang selangka). Hingga Minggu (16/4), 2 korban patah tulang ini masih dirawat intensif di RSUD Buleleng, sementara 13 korban luka lainnya sudah dibolehkan pulang.
Pantauan NusaBali, situasi di IRD RSUD Buleleng, Sabtu malam, langsung mencekam pasca 57 penumpang korban bus terjungkal ke kali diangkut menuju rumah sakit dengan menggunakan sejumlah mobil pribadi milik warga Desa Gitgit. Sebagian pasien ditangani di ruang perawatan, sementara mereka yang tidak mengalami luka-luka nampak menunggu teman-temannya di depan IRD RSUD Buleleng.
Ada juga korban bus terjungkal yang terlihat menangis seasenggukan sambil berusaha menghubungi keluarga mereka di Jawa Timur. Hanya saja, tidak satu pun siswa maupun guru pendamping SMK BHakti Mulya Kediri yang mau diminta keterangan malam itu.
Sementara, sopir bus naas, Suwandi Hariyono, selamat dari maut dengan kondisi terluka di jempol kaki kanan. Kasat Lantas Polres Buleleng, AKP Adi Sulistyo Utomo, menyatakan pihaknya sudah memeriksa sopir bus ini pasca musibah. Dari keterangan sopir bus, musibah ini terjadi akibat rem blong.
“Menurut keterangan sopir bus tadi, kendaraan yang dikemudikannya tidak dapat dikendalikan karena rem tidak berfungsi (blong) saat jalan menurun sebelum belokan, hingga akhirnya jatuh ke kali,” jelas AKP Adi Sulistyo smbari menyebut sopir bus tidak ditahan.
Menurut Adi Sulistyo, bus yang terjungkal ini merupakan rombongan tour SMK Bhakti Mulya Kediri. Ada 7 Bus Vertikal yang mengangkut rombongan tour SMK Bhakti Mulya Kediri ke Bali. Rombongan tor Kelas XI SMK Bhakti Mulya Kediri ini diketahui berangkat dari daerahnya di Jawa Timur, 13 April 2017 lalu.
Sebelum berwisata ke kawasan Buleleng, mereka sudah sempat mengunjungi sejumlah objek wisata di Bali, seperti Water Blow di Nusa Dua (Kecamatan Kuta Selatan, Badung) dan Tanah Lot (Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan). Saat musibah Sabtu malam, rombongan SMK Bhakti Mulya Kediri ini berangkat dari Denpasar menuju Singaraja untuk berwisata ke kawasan Bali Utara Buleleng. Rencananya, dari Buleleng mereka akan langsung balik ke Jawa Timur via Pelabuhan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana.
Sementara itu, musibah bus terjungkal di Kilometer 7-8 Banjar Pumahan, Desa Gitgit, Sabtu malam, bukan hanya menyebabkan 15 korban terluka. Arus lalulintas dari Singaraja menuju Bedugulk atau sebaliknya juga sempat krodit, karena pengendara hanya bisa menggunakan setengah badan jalan. Hingga Minggu kemarin, kondisi arus lalulintas belum normal. Sebab, bangkai Bus Vertikal nopol AA 1728 GD yang sudajh dievakuasi dari dasar kali, masih teronggok di tepi jalan karena mesinnya tak bisa dihidupkan.
“Bangkai bus sudah dievakuasi, tapi saat ini masih diparkir di pinggir jalan, sambil menunggu perbaikan. Selanjutnya, bangkai bus ini baru akan diarahkan ke Polsek Sukasada swebagai barang bukti,” ujar Adi Sulistyo.
Bukan hanya arus lalulintas yang terganggu. Musibah jatuhnya Bus Vertikal nopol AA 1728 GD ini juga putusnya pipa induk PDAM di lokasi TKP. Akibatnya, hingga Minggu sore sejumlah wilayah layanan PDAM Buleleng tidak mendapatkan aliran air besih.
Dirut PDAM Buleleng, I Made Lestariana, mengatakan pupa yang terputus ini adalah pipa transmisi dari sumber air Pangkung Dalem menuju Reservoar Bantang Banua, Kelurahan Sukasada. Setidaknya, 4.000 pelanggan PDAM sempat tidak mendapatkan layanan air bersih selama sehari.
“Jadi seluruh wilayah yang diatasi oleh Reservoar Sukasada sempat tidak teraliri air bersih, mulai dari Kelurahan Sukasada (Kecamatan Sukasada), Kelurahan Liligundi (Kecamatan Buleleng), Kelurahgan Beratan (Kecamatan Buleleng), Kelurahan Banjar Tegal (Kecamatan Buleleng), Kelurahan Kendran (Kecamatan Buleleng), Kelurahan Astina (Kecamatan Buleleng), Kelurahan Banyuning (Kecamatan Buleleng), sampai Kelurahan Penarukan (Kecamatan Buleleng),” papar Made Les-tariana saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Minggu kemarin.
gara-gara terputusnya pipa PDAM dihantam bus terjungkal ini, kata Lestariana, pihaknya sempat menurunkan 4 tangki air bersih ke rumah-rumah warga yang terdampak untuk penanganan darurat. “Beruntung, sore ini (kemarin) air sudah mengalir, walaupun masih kecrat-kecrit,” katanya. * k23
Komentar