Bro Max Cup 1 Gairahkan Pecinta Burung Berkicau Pasca Pandemi
DENPASAR, NusaBali.com – Teriakan pecinta burung berkicau memenuhi Pasar Desa Adat Peguyangan pada Minggu (21/8/2022). Keriuhan suara manusia dan kicauan burung itu seakan menjadi pengobat rindu para bird fighter usai pandemi.
Lomba burung berkicau yang bertajuk Bro Max Cup 1 itu dipadati ratusan bird fighter dari berbagai daerah di Bali dan juga beberapa warga luar Pulau Dewata yang sengaja datang ke Denpasar untuk mengikuti kontes burung.
Menurut Hendra Bromax, 27, seorang single fighter (SF) dan pencinta burung berkicau yang menggagas kontes tersebut, Bro Max Cup 1 merupakan ajang reuni para pemain lama untuk saling bertemu dan ‘bertarung’ setelah dikekang pandemi selama dua tahun ke belakang.
“Karena ada Covid, sempat lama kita libur. Ini untuk menyatukan kembali pemain lama-lama jadi satu di sini,” kata Hendra yang sudah menggemari burung berkicau sejak usia 12 tahun.
Ajang yang baru kali pertama diadakan di Denpasar dengan arena burung legendaris yakni Gantangan Milinium Peguyangan (GAP) itu dimulai pada pukul 10.00 Wita dengan 32 kelas lomba melibatkan jenis burung Branjangan, Anis, Murai, Lovebird, Kenari, Kancer, Cucak, Cendet, hingga Sikatan Rimba Dada Coklat (SRDC).
Dari 32 kelas lomba yang dipertandingkan, kontes Murai Batu bersistem G24 alias Group of 24 yang hanya terdiri dari 24 peserta untuk memudahkan juri menilai elemen kontes. Dengan tiket seharga Rp 500 ribu, kelas lomba tersebut menjadi kategori pamungkas. Dalam kategori ini, bird fighter asal Banyuwangi yang menamai dirinya Memeng Kicau, 35, berhasil menjadi salah satu jawara.
Memeng mengaku tidak ada persiapan khusus untuk mempersiapkan burung Murai Batu yang ia beri nama Putra Ningrat itu untuk menghadapi lomba. Kata Memeng, burung yang ia beli seharga Rp 1,8 juta itu memiliki keunggulan pada poin suara tembakan (cepat berulang-ulang).
“Keistimewaan dari durasi kerja, tembakan, ya mungkin kategori lengkap lah. Semua ada, ya keunggulannya itu tembakannya yang pedas. Itu yang buat menang tadi,” ujar anggota Terabas Bird Club ini.
Memeng mengaku hanya akan melepas burung jawaranya itu dengan harga fantastis seharga mobil mewah kelas Toyota Fortuner.
Senada dengan Memeng, Surya Pranatha, 40, pun mengaku tidak ada persiapan khusus untuk menghadapi lomba yang berlokasi di kawasan Jalan Ahmad Yani Utara di depan Pura Puseh Desa Adat Peguyangan tersebut. Pecinta burung asal Denpasar Barat itu mengatakan bahwa bermodalkan suara petikan jari dan siulan sudah dapat memancing burung jenis Branjangannya agar berkicau di kelas lomba Party.
Kata Surya, hampir di setiap kontes yang ia ikuti selalu berhasil menjadi jawara seperti pada Bro Max Cup 1 ini, atau setidaknya masuk nominasi burung pilihan dewan juri.
“Sering sih dapat (salah satu yang terbaik), hampir setiap lomba ada, pernah dapat yang terbaik juga ada, waktu ini di AMM (Anis & Murai Mania) juga dapat,” ungkap pecinta yang mengoleksi 15 ekor Branjangan dan burung campuran ini.
Baik Memeng maupun Surya berharap agar para pecinta burung tetap menjaga kekompakan dan silaturahmi. Selain itu, Surya sendiri berharap agar di setiap perlombaan dapat mengedepankan sportivitas dan fair play.
Sementara itu, Hendra selaku penyelenggara kontes burung berkicau mengaku cukup puas dengan jalannya acara yang sudah mampu menyedot lebih dari 400 peserta itu. Meski masih diwarnai teriakan riuh peserta pada saat penjurian yang bisa mengganggu proses penilaian, kata Hendra, secara umum lomba berjalan dengan tertib dan tidak ada tindakan anarkis.
“Ke depan kami berharap semuanya bisa lebih baik dan saya sangat mengapresiasi para peserta yang sudah begitu antusias mengikuti lomba,” kata pecinta burung asal Surabaya yang menetap di Denpasar ini. *rat
1
Komentar