Komisi IX Gandeng WMF Tangani DB di Bali
DENPASAR,NusaBali
Anggota Komisi IX DPR RI Ketut Kariyasa Adnyana menggandeng World Mosquito Program (WMP) untuk menangani kasus demam berdarah (DB) yang terus memakan korban meninggal dunia di Provinsi Bali.
Hal itu terungkap saat pertemuan Anggota Komisi IX DPR RI dapil Bali Ketut Kariyasa Adnyana dengan Kadis Kesehatan Provinsi Bali, dr Nyoman Gede Anom, di Kantor Dinas Kesehatan, Jalan Melati, Denpasar, Senin (23/8).
Kariyasa didampingi Director Advocacy WMP Claudia Surjadjaja yang sekaligus mempresentasikan metode penanganan DB dengan teknologi yang disebut Aplikasi Wolbachia Eliminasi Dengue (AWED). Metode ini diklaim sudah berhasil diterapkan di 11 negara di dunia. Untuk di Indonesia sudah sukses dilaksanakan di Jogjakarta.
"Saya berkeyakinan bahwa pengendalian dengue (demam berdarah) harus kolaboratif dan harus melibatkan teknologi. Untuk itu, ketika hasil penelitian AWED yang telah dilakukan WMP dengan bekerjasama dengan UGM (Universitas Gajah Mada) Yogajakarta dan didukung oleh Yayasan Tahija berhasil, saya sangat berharap Bali bisa menjadi bagian dari implementasi teknologi ini," ujar Anggota Fraksi PDIP DPR RI ini.
Rencananya, kata Kariyasa Adnyana, aplikasi yang mendapatkan dukungan dari Kementerian Kesehatan RI ini, diterapkan dalam 4 tahap. Dimulai tahap pertama di Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng. “Saya juga mengapresiasi Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Kabupaten Buleleng yang secara penuh mendukung perluasan ini terutama untuk tahap 1,” jelas mantan Ketua Komisi IV DPRD Bali ini.
“Semoga pendekatan baru penanganan DB di Bali menggunakan Wolbachia ini, dapat mewujudkan Bali bebas dengue sehingga Bali bisa bangkit lagi, lebih maju secara ekonomi dan lebih sehat masyarakatnya,” imbuh Kariyasa Adnyana.
Sementara, Claudia menyebutkan hasil AWED ini efektif menurunkan 77,1% kasus dengue di Kota Yogyakarta dan menurunkan kebutuhan perawatan RS hingga 86,2%. WHO sebagai badan kesehatan dunia juga menyatakan bahwa intervensi menggunakan Wolbachia ini terbukti berguna untuk kesehatan masyarakat. “Kita berharap perluasan inovasi Wolbachia ini bisa dilaksanakan di Provinsi Bali,” ujar Claudia.
Data yang diungkap Kariyasa Adnyana kemarin, DB salah satu penyakit endemik yang tak kalah ganas saat ini. DB disebabkan oleh virus dengue karena dapat menyebabkan kematian. Indonesia memiliki lebih dari 7 juta kasus demam berdarah setiap tahun. Selama masa pandemi Covid-19, adanya kejadian luar biasa (KLB) dengue menjadi beban ganda kesehatan.
Tahun 2021, berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, akumulasi nasional kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dari Januari hingga Juli 2021 di Indonesia mencapai 30.089 kasus dengan jumlah kasus Demam Dengue (DD) mencapai 30.480 kasus. Sebanyak 255 penderita di antaranya dilaporkan meninggal dunia. Hingga kini dilaporkan jumlah kabupaten/kota yang terjangkit terus bertambah menjadi 387 di 32 provinsi.
Pada tahun 2020, terdapat 5 (lima) kabupaten/kota dengan angka kasus tertinggi, dua di antaranya ada di Bali yaitu Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Badung. Data per tanggal 30 November 2020 terdapat lima kabupaten/kota dengan kasus DBD tertinggi Nasional, tiga di antaranya berada di Bali, yakni Buleleng 3.313 orang, Badung 2.547 orang, serta Gianyar 1.717 orang. “Bali telah belajar dari pandemi bahwa kesehatan merupakan hal yang penting dalam menjaga keberlangsungan ekonomi pariwisata di Bali. Sebagai provinsi yang mengandalkan wisata sebagai penggerak ekonomi sangat berkepentingan agar dengue bisa dikendalikan mengingat dengue yang masih endemic di Bali sedikit banyak mempengaruhi image Bali di mata wisatawan internasional,” tegas Kariyasa Adnyana. *nat
Komentar