Piyasan Terbakar di Petulu, Ubud
GIANYAR, NusaBali
Musibah kebakaran beruntun terjadi di Gianyar. Lagi-lagi tempat suci atau palinggih milik warga menjadi sasaran amukan api.
Tidak saja karena percikan api prosesi pangabenan, percikan api dupa juga menghanguskan piyasan berukuran 4 meter x 4 meter milik korban I Made Rudiana,52, di Banjar Petulu Gunung, Desa Petulu, Kecamatan Ubud. Musibah tersebut terjadi pada Senin (22/8) sekitar pukul 18.15 Wita.
Informasi dihimpun, kepulan asap kebakaran pertama kali dilihat oleh saksi Ni Wayan Nadi Artini. Saat itu, Artini hendak pulang untuk mandi setelah selesai berjualan di warung miliknya. Dalam perjalanan, Artini melihat adanya api pada bangunan piyasan milik tetangganya I Made Rudiana, kemudian Artini bergegas lari ke rumah korban I Made Rudiana guna memberitahukan bahwa bangunan piyasan miliknya telah terbakar. Korban I Made Rudiana yang kaget piyasannya sudah dilahap api, bergegas mengambil ember yang berisi air untuk menyiram bangunan piyasan yang terbakar tersebut. Selanjutnya datang warga sekitar guna membantu berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya.
Pada pukul 18.30 Wita, tiga unit mobil pemadam kebakaran (Damkar) Pemkab Gianyar yang disiagakan di Banjar Ambengan, Desa Peliatan, Ubud, tiba di TKP untuk pemadaman.
Dalam peristiwa kebakaran tersebut tidak ada korban jiwa. Kerugian materi yang dialami korban sekitar Rp 100 juta. Kapolsek Ubud Kompol I Gusti Ngurah Yudistira saat dikonfirmasi mengatakan sebab-sebab kebakaran tersebut belum diketahui secara pasti. Namun pada pukul 17.00 Wita keponakan korban, Ni Putu Lidia Trisnawati sebelum terjadinya peristiwa kebakaran sempat sembahyang di TKP dengan menggunakan sarana dupa.
Namun, menurut keterangan Ni Putu Lidia Trisnawati, memang dirinya sempat melakukan persembahyangan di TKP dengan menggunakan sarana dupa namun dupa tersebut telah diambil kemudian melanjutkan persembahyangan di areal rumahnya. "Kebakaran tersebut tidak dilaporkan oleh korban secara resmi ke Polsek Ubud karena menerima kejadian tersebut sebagai sebuah musibah," jelasnya. *nvi
Komentar