Dinas LH Buleleng Sulap Lahan Tidur Jadi Kawasan Singaraja Smart Agro City
Hasilkan Sayur Mayur Sehat dari Pengolahan Sampah Organik Kota
Bupati Buleleng Agus Suradnyana pun terkesan dan menyarankan memanfaatkan lahan-lahan tidur milik pemerintah untuk dikelola seperti pola Agro City.
SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah jenis sayur mayur nampak subur dan segar tertanam di puluhan petak lahan milik Pemkab Buleleng di Jalan Letkol Wisnu, Kelurahan Banjar Jawa, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Lahan itu disulap Dinas Lingkungan Hidup (LH) Buleleng dari lahan tidur menjadi Singaraja Smart Agro City.
Lahan itu mulanya kosong dan disiapkan untuk pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Baca. Hanya saja karena dilanda Pandemi Covid-19, rencana pembangunan RTH di lahan seluas 15 are itu belum terpenuhi karena keterbatasan anggaran pemerintah. Dua tahun menganggur, DLH Buleleng akhirnya berinisiatif untuk memanfaatkan lahan tidur ini menjadi lahan produktif.
Terlebih pola pemanfaatan lahan tidur menjadi lahan produktif sudah berhasil dikembangkan di Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Kepala DLH Buleleng Gede Melandrat menuturkan di lahan Agro City kini ditanam sejumlah sayur mayur. Mulai dari kangkung, bayam hijau, bayam merah, tomat, terong, cabai hingga sayur hijau. Lahan ini baru disiapkan sebulan belakangan. Namun beberapa sayuran organik sudah siap dipanen, Selasa (23/8) sore.
DLH Buleleng pun menggandeng beberapa perusahaan swasta di Buleleng termasuk Perusahaan Daerah untuk mendukung program Agro City tersebut. “Tempat ini kami bangun sebagai tempat pengolahan sampah organik di kawasan perkotaan. Sampah organik ini langsung diolah di sini menjadi pupuk organik, kemudian dipakai untuk memupuk sayur mayur sehingga memberikan nilai ekonomis,” ucap Melandrat.
Konsep Agro City ini juga disebutnya menjadi tempat edukasi kepada warga di wilayah perkotaan. Dengan mengelola sampah organik rumah tangganya sendiri dan memanfaatkannya, minimal warga dapat memenuhi kebutuhan sayur mayur sehari-hari.
“Kenapa sayur mayur, karena kita coba beri contoh pola sederhana murah dan mudah. Tanaman sayur mayur ini dalam kurun waktu 20 hari sudah dapat menghasilkan, sehingga ini sangat efektif sekali jika dikembangkan di masing-masing rumah tangga,” jelas mantan Kadis Ketahanan Pangan dan Perikanan Buleleng ini.
Dia pun mengaku terinspirasi dari urban farming yang dirintis Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Desa yang sebagian besar penduduknya adalah penduduk pendatang ini berhasil mengelola dan memanfaatkan lahan kosong di kawasannya disinergikan dengan pengelolaan sampah.
“Bicara sampah perkotaan, sebagian besar masih tergabung sampah organik dan non organik. Biasanya dibawa ke transfer depo baru ke TPA Bengkala dipilah dan diolah. Skema itu memerlukan waktu dan biaya. Nah, dengan dikelola di sini langsung tentu akan lebih efektif dan efisien,” jelas pejabat asal Desa/Kecamatan Kubutambahan ini.
Sementara itu Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana beserta ibu Aries Sujati, Sekda Buleleng Gede Suyasa hadir langsung untuk memanen secara simbolis sayur organik di Agro City. Menurut Agus Suradnyana, pola pengelolaan dan pemanfaatan sampah organik sangat bagus dikembangkan di skala rumah tangga.
Dia pun menyarankan kepada Sekda Buleleng untuk memanfaatkan lahan-lahan tidur milik pemerintah untuk dikelola seperti pola Agro City. “Di tempat ini kita bisa melihat banyak sekali manfaat dari sisi kebersihan, penggunaan komposnya, recycle jalan di sini serta menghasilkan sayuran organik yang benar-benar sehat. Saya berharap lahan-lahan tidur lainnya bisa dimanfaatkan seperti ini, untuk memberi suasana hijau di kota,” kata bupati yang akrab disapa PAS ini. Di akhir acara kemarin, hasil panen sayur mayur dibagikan kepada sejumlah Tenaga Harian Lepas (THL) DLH Buleleng yang bertugas menjaga kebersihan kota setiap harinya. *k23
Lahan itu mulanya kosong dan disiapkan untuk pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Baca. Hanya saja karena dilanda Pandemi Covid-19, rencana pembangunan RTH di lahan seluas 15 are itu belum terpenuhi karena keterbatasan anggaran pemerintah. Dua tahun menganggur, DLH Buleleng akhirnya berinisiatif untuk memanfaatkan lahan tidur ini menjadi lahan produktif.
Terlebih pola pemanfaatan lahan tidur menjadi lahan produktif sudah berhasil dikembangkan di Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Kepala DLH Buleleng Gede Melandrat menuturkan di lahan Agro City kini ditanam sejumlah sayur mayur. Mulai dari kangkung, bayam hijau, bayam merah, tomat, terong, cabai hingga sayur hijau. Lahan ini baru disiapkan sebulan belakangan. Namun beberapa sayuran organik sudah siap dipanen, Selasa (23/8) sore.
DLH Buleleng pun menggandeng beberapa perusahaan swasta di Buleleng termasuk Perusahaan Daerah untuk mendukung program Agro City tersebut. “Tempat ini kami bangun sebagai tempat pengolahan sampah organik di kawasan perkotaan. Sampah organik ini langsung diolah di sini menjadi pupuk organik, kemudian dipakai untuk memupuk sayur mayur sehingga memberikan nilai ekonomis,” ucap Melandrat.
Konsep Agro City ini juga disebutnya menjadi tempat edukasi kepada warga di wilayah perkotaan. Dengan mengelola sampah organik rumah tangganya sendiri dan memanfaatkannya, minimal warga dapat memenuhi kebutuhan sayur mayur sehari-hari.
“Kenapa sayur mayur, karena kita coba beri contoh pola sederhana murah dan mudah. Tanaman sayur mayur ini dalam kurun waktu 20 hari sudah dapat menghasilkan, sehingga ini sangat efektif sekali jika dikembangkan di masing-masing rumah tangga,” jelas mantan Kadis Ketahanan Pangan dan Perikanan Buleleng ini.
Dia pun mengaku terinspirasi dari urban farming yang dirintis Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Desa yang sebagian besar penduduknya adalah penduduk pendatang ini berhasil mengelola dan memanfaatkan lahan kosong di kawasannya disinergikan dengan pengelolaan sampah.
“Bicara sampah perkotaan, sebagian besar masih tergabung sampah organik dan non organik. Biasanya dibawa ke transfer depo baru ke TPA Bengkala dipilah dan diolah. Skema itu memerlukan waktu dan biaya. Nah, dengan dikelola di sini langsung tentu akan lebih efektif dan efisien,” jelas pejabat asal Desa/Kecamatan Kubutambahan ini.
Sementara itu Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana beserta ibu Aries Sujati, Sekda Buleleng Gede Suyasa hadir langsung untuk memanen secara simbolis sayur organik di Agro City. Menurut Agus Suradnyana, pola pengelolaan dan pemanfaatan sampah organik sangat bagus dikembangkan di skala rumah tangga.
Dia pun menyarankan kepada Sekda Buleleng untuk memanfaatkan lahan-lahan tidur milik pemerintah untuk dikelola seperti pola Agro City. “Di tempat ini kita bisa melihat banyak sekali manfaat dari sisi kebersihan, penggunaan komposnya, recycle jalan di sini serta menghasilkan sayuran organik yang benar-benar sehat. Saya berharap lahan-lahan tidur lainnya bisa dimanfaatkan seperti ini, untuk memberi suasana hijau di kota,” kata bupati yang akrab disapa PAS ini. Di akhir acara kemarin, hasil panen sayur mayur dibagikan kepada sejumlah Tenaga Harian Lepas (THL) DLH Buleleng yang bertugas menjaga kebersihan kota setiap harinya. *k23
1
Komentar