Hadiri Wisuda Anaknya, Tangis Ayah Brigadir J Pecah
JAKARTA, NusaBali
Ayah dari Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J, Samuel Hutabarat, mewakili anaknya untuk menghadiri acara wisuda.
Kegiatan wisuda ini dilakukan di Universitas Terbuka (UT) Tangerang. Samuel Hutabarat, yang saat itu menggunakan jas warna hitam, kemeja merah muda (pink) dan dasi berwarna ungu itu menangis saat nama anaknya dipanggil untuk maju ke podium menerima ijazah kelulusannya.
Tak hanya tangisan dari Samuel, para peserta wisuda serta para pengajar pun ikut memberikan tepuk tangan atau support saat nama Brigadir J dipanggil oleh pembawa acara.
Kemudian, tangis itu pecah saat Samuel menerima ijazah milik Brigadir J dari seorang Rektor Universitas Terbuka. Tak jarang, ia selalu mengusap air matanya dengan dasi yang dikenakan serta tisu yang dibawa oleh aktivis 98 Irma Hutabarat yang juga mendampinginya.
Usai menerima ijazah, salah seorang dosen pun maju naik ke atas podium untuk menyanyikan sebuah lagu yang berjudul "Anakku Na Burju". Disela-sela nyanyian itu, tangis Samuel kembali pecah sambil mencium foto yang berada di ijazah Brigadir J.
Melihat hal itu, Dekan Fakultas Hukum beserta Rektor UT pun juga terlihat ikut mengeluarkan air matanya. Sesekali, tangan dari seorang Dekan itu mengusap atau mengelus punggung dari Samuel.
"Bapak adalah orang yang hebat dan kuat," kata salah dosen yang juga mengiringi lagi tersebut seperti dikutip dari merdeka.com.
Setelah lagu selesai, Samuel yang juga didampingi oleh sang Rektor langsung turun dari panggung dan meninggalkan aula acara wisuda tersebut.
Sebelumnya, kerabat almarhum Brigadir J mengungkapkan setelah wisuda, seharusnya Brigadir J berencana akan menikahi kekasihnya, Vera Simanjuntak.
"Memang cita-citanya Yoshua itu untuk menjadi perwira, supaya bisa menikah setelah diwisuda sebetulnya," kata kerabat dari Brigadir J, Irma Hutabarat, di UTCC Pondok Cabe, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (23/8).
Irma pun membenarkan, Brigadir J merupakan mahasiswa Fakultas Hukum yang berprestasi di Jambi. Bahkan, saat mulai kuliah dulu, dia sudah menargetkan bisa lulus dan diwisuda dengan IPK yang tinggi.
"Joshua itu anak pandai, dia selesai tepat waktunya dan IPK-nya 3,28. Jadi memang dari awal cita-citanya supaya bisa sarjana, dan hari ini lah kita melihat tercapai cita-citanya, walaupun orangnya sudah tidak ada," papar Irma lirih.. *
Komentar