Dikenal Sosok yang Perhatian dan Tak Pernah Marah
MANGUPURA, NusaBali
Peristiwa tragis yang dialami, I Gusti Agung Mirah Lestari,42, asal Banjar Tengah, Desa Buduk, Kecamatan Mengwi, Badung yang mayatnya ditemukan di got pinggir Hutan Klatakan, Banjar Sumbersari, Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana, Selasa (23/8) pagi, menyisakan duka mendalam bagi keluarga besarnya.
Terutama lagi, bagi dua anaknya yang masih belia. Hingga saat ini jenazah masih dititipkan di Kamar Jenazah RSUP Prof Ngoerah (Sanglah) Denpasar. Anak sulung korban, I Gusti Agung Pramita Jayantari,18, nampak tegar. Namun tak dapat dipungkiri, gurat kesedihan dan rasa kehilangan nampak di matanya. Dia merasa sangat terpukul atas kepergian sang ibu. Apalagi sang ayah yang juga belum genap setahun meninggal dunia. Ditemui NusaBali di rumah duka pada, Rabu (24/8), Gung Prami, sapaan akrabnya, mengaku tak melihat ada gelagat aneh di hari-hari terakhir sang ibu.
"Jika merasa ada gelagat yang aneh, mungkin saya tidak akan kasih ibu pergi keluar. Tapi ibu hari itu seperti hari-hari biasanya. Jadi saya gak ada merasa gelagat atau firasat apapun," tuturnya.
Gung Prami kemudian menceritakan komunikasi terakhir dengan sang ibu sebelum akhirnya nomor handphone ibunya tak bisa dihubungi. Pada Minggu (21/8) sekitar pukul 10.00 Wita, sang ibu berpamitan dengan Gung Prami akan pergi keluar. Komunikasi pun masih intens hingga Gung Prami berangkat ke kampus untuk kegiatan technical meeting pukul 15.30 Wita. Sang ibu sempat nelepon beberapa kali hingga pukul 18.35 Wita. Pada pukul 18.37 Wita, sang ibu chat di WA bahwa sedang dalam perjalanan pulang, namun masih dalam kondisi terjebak macet.
Usai chat terakhir tersebut, Gung Prami kemudian mencoba berkomunikasi kembali. Sempat chatnya centang satu di WA, namun Gung Prami masih berpikir positif lantaran HP sang ibu memang sering hilang sinyal. Hingga akhirnya pada pukul 20.00 Wita, dia mulai panik karena telepon dan WA sang ibu tidak aktif. Puncaknya, hingga pukul 22.00 Wita, ibunya yang tak kunjung pulang membuatnya waswas.
"Ibu tidak pernah pergi lama. Paling lama itu jam 8 malam sudah pulang ke rumah. Karena jam 10 malam waktu ibu tidak sampai di rumah, saya langsung telepon kakaknya ibu yang tinggal di Tangeb. Kami intens komunikasi untuk mencari keberadaan ibu," cerita Gung Prami.
Pencarian hingga dinihari itu tak membuahkan hasil. Keesokan harinya, Senin (22/8), Gung Prami langsung ke kantor ibunya di wilayah Gianyar untuk mendapatkan info dari rekan-rekan kantor ibunya. Namun sayang, di sana juga tak ada informasi apapun yang didapatkan. "Pas saya di situ, teman-temannya ibu malah kaget. Karena selama ini ibu orangnya disiplin kerja. Kalau gak kerja pasti kasih info, kasih alasan," katanya.
Karena situasi seperti itu, Gung Prami akhirnya melapor kehilangan ke Polres Badung. Berselang sehari setelah melapor, pada Selasa (23/8), sang ibu sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di got pinggir Hutan Klatakan, Banjar Sumbersari, Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana oleh warga setempat. Diduga ibunya mengalami kasus perampokan dan kekerasan pada Minggu malam. Sontak peristiwa ini membuat keluarga syok.
Gung Prami pun mengaku sangat terpukul. Namun dia berusaha menguatkan diri saat memberikan keterangan kepada polisi dengan harapan bisa mempercepat proses ditemukannya pelaku dan diberikan hukuman seberat-beratnya. "Saya berusaha tabah saat ini dan saya berharap semoga pelaku segera ditemukan," harapnya.
Di mata Gung Prami, ibunya merupakan sosok pekerja keras dan perhatian. Komunikasi tak pernah lepas dengan anak-anaknya setiap waktu. "Ibu selalu memberi kabar dan juga nanya kabar. Kalau off di WA, kadang ditelepon biasa. Perhatian dengan anak, dan juga gak pernah marah dengan anak. Kalau pun marah, caranya halus. Itu yang bikin saya merasa sangat kehilangan," kenang Gung Prami. Sementara itu disinggung mengenai rencana pengabenan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sang ibu, kata Gung Prami, saat ini masih dilakukan rembug keluarga. Selain itu, hasil otopsi untuk mengetahui penyebab kematian ibunya juga belum keluar. *ind
1
Komentar