Berkat Program TMMD, Hasil Kebun Kini Mudah Diangkut, Pariwisata Pun Tumbuh
Dua Desa Bertetangga Tapi Beda Kecamatan di Tabanan Kini Terhubung Jalan Mulus
Akses untuk kendaraan roda empat sebelumnya harus memutar melewati wilayah Kota Tabanan dengan waktu tempuh 1 jam lebih, tapi kini hanya 5 menit saja.
TABANAN, NusaBali
Selama 15 tahun warga dua desa bertetangga namun beda kecamatan di Kabupaten Tabanan, yakni Desa Sangketan, Kecamatan Penebel dan Desa Wanagiri, Kecamatan Selemadeg terhalang akses jalan. Kedua desa selama ini dihubungkan akses jalan setapak yang hanya bisa dilalui satu kendaraan roda empat alias tidak bisa berpapasan. Kondisi ini tentu saja mempersulit warga terutama petani lalulalang untuk membawa hasil perkebunan terutama saat hendak diangkut menggunakan kendaraan roda empat.
Padahal dua desa ini memiliki hasil kebun yang melimpah dan dijadikan sumber utama penghasilan warga. Potensi yang dimiliki mulai dari salak gula, durian, manggis, cokelat, kopi, hingga tuak manis. Terlebih lagi dari sisi pariwisata, dua desa yang berada di lereng Gunung Batukaru ini sangat digemari para wisatawan asing untuk berlibur. Maklum saja dua desa tersebut memiliki topografi dan kondisi alam masih asri dan alami. Di sekitar desa sebagian masih kawasan hutan dan perkebunan dengan banyaknya pepohonan yang menyebabkan udara di siang hari pun masih sejuk.
Sebenarnya bisa saja warga dua desa ini saling berkunjung maupun membawa hasil perkebunan tanpa adanya hambatan, hanya saja mereka harus melewati wilayah Kota Tabanan yang jarak tempuhnya lumayan jauh mencapai 1 jam 45 menit. Sedangkan jalan sepanjang 1.150 meter yang diperlebar ini adalah jalan pintas karena untuk menghubungkan Desa Wanagiri dengan Desa Sangketan hanya ditempuh dalam waktu 5 menit saja.
Melalui program TMMD (Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke-114 Kodim 1619/Tabanan, akses infrastruktur yang menghubungkan dua desa ini terwujud tanpa hambatan. Dandim Tabanan Letkol Inf Ferry Adianto mengatakan kegiatan TMMD ke-114 ini, yakni memperlebar jalan menjadi 6 meter dengan cara pembetonan. Sebelum pelebaran jalan rampung, kondisi jalan dulunya hanya berupa jalan setapak selebar 2,5 meter, hanya bisa dilalui satu kendaraan roda empat alias tidak bisa berpapasan. Padahal akses jalan tersebut dari Desa Wangiri bisa menghubungkan juga ke Pura Mucak Sari dan Pura Tamba Waras di Desa Sangketan.
"Sebelumnya kondisi jalan sudah beton, tetapi sempit, roda empat tidak bisa papasan. Ada juga kondisinya di beberapa sisi sudah rusak. Dengan kondisi itulah dipilih Desa Sangketan sebagai lokasi TMMD 2022," tegas Letkol Ferry. Dikatakan untuk memperlebar akses jalan tersebut diterjunkan 150 personel Kodim 1619/Tabanan. Bahkan menariknya ratusan personel yang dilibatkan ini berbaur menginap di rumah warga untuk menjalin kedekatan TNI dan masyarakat.
Selain itu kegiatan TMMD ini turut melibatkan masyarakat, instansi Pemkab Tabanan mulai dari Satpol PP, Pramuka, masyarakat dan warga binaan Lapas Tabanan. “Kegiatan TMMD ke-114 ini lama pengerjaannya selama satu bulan mulai 26 Juli sampai 24 Agustus 2022. Namun sebelum itu kita sudah lakukan pra TMMD dengan cara memperlebar jalan menggunakan alat berat. Kita mendahului pengerjaan karena kondisi cuaca di Desa Sangketan selalu turun hujan,” bebernya.
Letkol Ferry menambahkan pengerjaan TMMD kali ini di Tabanan memiliki tantangan tersendiri. Desa Sangketan, Kecamatan Penebel ini berada di dataran tinggi, sehingga kerap kali cuaca di lokasi TMMD turun hujan. Kondisi ini pun berdampak pada akses jalan yang sudah diratakan dengan alat berat menjadi licin yang membuat kesulitan untuk membawa material, kecuali harus menggunakan kendaraan trail. “Tetapi kondisi ini tak menyurutkan niat untuk membantu masyarakat, dengan cara gotong royong, akses jalan dua desa ini bisa selesai tepat waktu dan bisa membantu warga setempat terutama saat membawa hasil perkebunan,” katanya.
Dia menambahkan kegiatan TMMD ke-114 ini tak hanya melakukan pengerjaan fisik saja, tetapi juga melakukan pengerjaan non fisik seperti membantu 3 orang lansia bedah rumah, hingga memberikan penyuluhan tentang sistem perkebunan bagi warga dua desa tersebut. Bahkan program tersebut pun sangat dinanti masyarakat. “Kami berharap kerjasama TNI dan Pemkab Tabanan terus terjalin sehingga pembangunan sesuai dengan visi-misi Tabanan bisa terwujud,” katanya.
Tak hanya itu, kegiatan TMMD ke-114 yang dilaksanakan di Tabanan mendapat pengawasan langsung dari tim pengawas dan evaluasi (Wasev) TMMD ke-114 oleh Mabesad Kolonel TNI Kav Sugi Mulyanto. Sementara itu salah seorang warga dari Banjar Sarinbuana, Desa Wanagiri, Kecamatan Selemadeg I Gede Saputra Giri mengaku bersyukur adanya pelebaran jalan tersebut. Sebab di wilayahnya sekarang sudah banyak kedatangan wisatawan asing yang menginap di vila yang dibangun investor. Dengan adanya kunjungan ini tentu meningkatkan perekonomian warga setempat. “Yang terpenting bagi saya, saat membawa hasil perkebunan tidak sulit, sekarang bisa papasan dengan dua kendaraan roda empat. Dulu tidak bisa papasan,” katanya.
Selain itu menurut Saputra Giri yang juga Bendesa Adat Sarin Buana ini, akses jalan tersebut bisa mempersingkat jarak tempuh dua desa saat berkunjung. Hanya memerlukan waktu 5 menit, sedangkan jika melalui akses ke kota dari Desa Wanagiri ke kota Tabanan maupun sebaliknya memerlukan waktu 1 jam 45 menit. “Adanya jalan ini juga bisa mempersingkat waktu dari kota Tabanan ke Desa Wanigiri,” tegasnya. *des
Selama 15 tahun warga dua desa bertetangga namun beda kecamatan di Kabupaten Tabanan, yakni Desa Sangketan, Kecamatan Penebel dan Desa Wanagiri, Kecamatan Selemadeg terhalang akses jalan. Kedua desa selama ini dihubungkan akses jalan setapak yang hanya bisa dilalui satu kendaraan roda empat alias tidak bisa berpapasan. Kondisi ini tentu saja mempersulit warga terutama petani lalulalang untuk membawa hasil perkebunan terutama saat hendak diangkut menggunakan kendaraan roda empat.
Padahal dua desa ini memiliki hasil kebun yang melimpah dan dijadikan sumber utama penghasilan warga. Potensi yang dimiliki mulai dari salak gula, durian, manggis, cokelat, kopi, hingga tuak manis. Terlebih lagi dari sisi pariwisata, dua desa yang berada di lereng Gunung Batukaru ini sangat digemari para wisatawan asing untuk berlibur. Maklum saja dua desa tersebut memiliki topografi dan kondisi alam masih asri dan alami. Di sekitar desa sebagian masih kawasan hutan dan perkebunan dengan banyaknya pepohonan yang menyebabkan udara di siang hari pun masih sejuk.
Sebenarnya bisa saja warga dua desa ini saling berkunjung maupun membawa hasil perkebunan tanpa adanya hambatan, hanya saja mereka harus melewati wilayah Kota Tabanan yang jarak tempuhnya lumayan jauh mencapai 1 jam 45 menit. Sedangkan jalan sepanjang 1.150 meter yang diperlebar ini adalah jalan pintas karena untuk menghubungkan Desa Wanagiri dengan Desa Sangketan hanya ditempuh dalam waktu 5 menit saja.
Melalui program TMMD (Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke-114 Kodim 1619/Tabanan, akses infrastruktur yang menghubungkan dua desa ini terwujud tanpa hambatan. Dandim Tabanan Letkol Inf Ferry Adianto mengatakan kegiatan TMMD ke-114 ini, yakni memperlebar jalan menjadi 6 meter dengan cara pembetonan. Sebelum pelebaran jalan rampung, kondisi jalan dulunya hanya berupa jalan setapak selebar 2,5 meter, hanya bisa dilalui satu kendaraan roda empat alias tidak bisa berpapasan. Padahal akses jalan tersebut dari Desa Wangiri bisa menghubungkan juga ke Pura Mucak Sari dan Pura Tamba Waras di Desa Sangketan.
"Sebelumnya kondisi jalan sudah beton, tetapi sempit, roda empat tidak bisa papasan. Ada juga kondisinya di beberapa sisi sudah rusak. Dengan kondisi itulah dipilih Desa Sangketan sebagai lokasi TMMD 2022," tegas Letkol Ferry. Dikatakan untuk memperlebar akses jalan tersebut diterjunkan 150 personel Kodim 1619/Tabanan. Bahkan menariknya ratusan personel yang dilibatkan ini berbaur menginap di rumah warga untuk menjalin kedekatan TNI dan masyarakat.
Selain itu kegiatan TMMD ini turut melibatkan masyarakat, instansi Pemkab Tabanan mulai dari Satpol PP, Pramuka, masyarakat dan warga binaan Lapas Tabanan. “Kegiatan TMMD ke-114 ini lama pengerjaannya selama satu bulan mulai 26 Juli sampai 24 Agustus 2022. Namun sebelum itu kita sudah lakukan pra TMMD dengan cara memperlebar jalan menggunakan alat berat. Kita mendahului pengerjaan karena kondisi cuaca di Desa Sangketan selalu turun hujan,” bebernya.
Letkol Ferry menambahkan pengerjaan TMMD kali ini di Tabanan memiliki tantangan tersendiri. Desa Sangketan, Kecamatan Penebel ini berada di dataran tinggi, sehingga kerap kali cuaca di lokasi TMMD turun hujan. Kondisi ini pun berdampak pada akses jalan yang sudah diratakan dengan alat berat menjadi licin yang membuat kesulitan untuk membawa material, kecuali harus menggunakan kendaraan trail. “Tetapi kondisi ini tak menyurutkan niat untuk membantu masyarakat, dengan cara gotong royong, akses jalan dua desa ini bisa selesai tepat waktu dan bisa membantu warga setempat terutama saat membawa hasil perkebunan,” katanya.
Dia menambahkan kegiatan TMMD ke-114 ini tak hanya melakukan pengerjaan fisik saja, tetapi juga melakukan pengerjaan non fisik seperti membantu 3 orang lansia bedah rumah, hingga memberikan penyuluhan tentang sistem perkebunan bagi warga dua desa tersebut. Bahkan program tersebut pun sangat dinanti masyarakat. “Kami berharap kerjasama TNI dan Pemkab Tabanan terus terjalin sehingga pembangunan sesuai dengan visi-misi Tabanan bisa terwujud,” katanya.
Tak hanya itu, kegiatan TMMD ke-114 yang dilaksanakan di Tabanan mendapat pengawasan langsung dari tim pengawas dan evaluasi (Wasev) TMMD ke-114 oleh Mabesad Kolonel TNI Kav Sugi Mulyanto. Sementara itu salah seorang warga dari Banjar Sarinbuana, Desa Wanagiri, Kecamatan Selemadeg I Gede Saputra Giri mengaku bersyukur adanya pelebaran jalan tersebut. Sebab di wilayahnya sekarang sudah banyak kedatangan wisatawan asing yang menginap di vila yang dibangun investor. Dengan adanya kunjungan ini tentu meningkatkan perekonomian warga setempat. “Yang terpenting bagi saya, saat membawa hasil perkebunan tidak sulit, sekarang bisa papasan dengan dua kendaraan roda empat. Dulu tidak bisa papasan,” katanya.
Selain itu menurut Saputra Giri yang juga Bendesa Adat Sarin Buana ini, akses jalan tersebut bisa mempersingkat jarak tempuh dua desa saat berkunjung. Hanya memerlukan waktu 5 menit, sedangkan jika melalui akses ke kota dari Desa Wanagiri ke kota Tabanan maupun sebaliknya memerlukan waktu 1 jam 45 menit. “Adanya jalan ini juga bisa mempersingkat waktu dari kota Tabanan ke Desa Wanigiri,” tegasnya. *des
1
Komentar