Pasar Hewan Tutup, Puluhan Juta Hilang
Vaksin dosis I telah menyasar 22.172 sapi dan vaksin dosis kedua 6.699 sapi.
BANGLI, NusaBali
Pasar Hewan Kayuambua di Desa Tiga, Kecamatan Susut, Bangli ditutup sejak 5 Juli 2022 akibat merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK). Imbasnya, pendapatan daerah dari retribusi pasar hewan hilang. Sejak awal penutupan hingga akhir Agustus ini diperkirakan pendapatan hilang Rp 33.320.000. Masyarakat juga mengalami kerugian karena harga sapi anjlok.
Humas Satgas Penanggulangan PMK Kabupaten Bangli, I Wayan Dirgayusa mengatakan, Pasar Hewan Kayuambua belum dibuka karena masih menunggu rekomendasi Satgas Propinsi Bali. Sebelum dibuka, diawali dengan validasi data perkembangan PMK di Kabupaten Bangli. “Sesuai arahan yang diterima Satgas Kabupaten Bangli, pasar hewan dibuka setelah ada rekomendasi dari Satgas Propinsi Bali,” ungkap Wayan Dirgayusa, Kamis (25/8). Selama pasar hewan tutup, mobilisasi ternak juga belum dibuka.
Wayan Dirgayusa mengakui pendapatan daerah yang bersumber dari retribusi Pasar Hewan Kayuambua selama hampir dua bulan hilang. Berdasarkan estimasi dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli, pendapatan yang hilang dari tanggal 5 Juli hingga akhir bulan Agustus sekitar Rp 33.320.000. “Pasar Hewan Kayuambua beroperasi tiga hari sekali. Pada bulan Juli diperkirakan ada 9 kali pasaran, sampai 22 Agustus ada 8 kali pasaran. Perkiraan jumlah penerimaan mencapai Rp 33.320.000,” ungkap Wayan Dirgayusa yang juga Kadis Kominfosan Bangli ini.
Kerugian yang dialami masyarakat juga cukup banyak. Sebab harga jual sapi yang terpapar PMK menjadi jeblok. “Seperti halnya pengurangan harga terhadap pembelian sapi di delapan kasus yang terpapar PMK untuk dilakukan pemotongan,” sebutnya. Satgas Penanggulangan PMK Kabupaten Bangli masih terus menggencarkan vaksinasi PMK di Kabupaten Bangli. Vaksin dosis I telah menyasar sebanyak 22.172 ekor sapi dan vaksin dosis kedua sebanyak 6.699 ekor sapi. “Berdasarkan perencanaan awal, dua desa yang terpapar PMK yang diperluas dalam radius tiga kilometer prioritas vaksinasi,” jelas Wayan Dirgayusa. *esa
Humas Satgas Penanggulangan PMK Kabupaten Bangli, I Wayan Dirgayusa mengatakan, Pasar Hewan Kayuambua belum dibuka karena masih menunggu rekomendasi Satgas Propinsi Bali. Sebelum dibuka, diawali dengan validasi data perkembangan PMK di Kabupaten Bangli. “Sesuai arahan yang diterima Satgas Kabupaten Bangli, pasar hewan dibuka setelah ada rekomendasi dari Satgas Propinsi Bali,” ungkap Wayan Dirgayusa, Kamis (25/8). Selama pasar hewan tutup, mobilisasi ternak juga belum dibuka.
Wayan Dirgayusa mengakui pendapatan daerah yang bersumber dari retribusi Pasar Hewan Kayuambua selama hampir dua bulan hilang. Berdasarkan estimasi dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli, pendapatan yang hilang dari tanggal 5 Juli hingga akhir bulan Agustus sekitar Rp 33.320.000. “Pasar Hewan Kayuambua beroperasi tiga hari sekali. Pada bulan Juli diperkirakan ada 9 kali pasaran, sampai 22 Agustus ada 8 kali pasaran. Perkiraan jumlah penerimaan mencapai Rp 33.320.000,” ungkap Wayan Dirgayusa yang juga Kadis Kominfosan Bangli ini.
Kerugian yang dialami masyarakat juga cukup banyak. Sebab harga jual sapi yang terpapar PMK menjadi jeblok. “Seperti halnya pengurangan harga terhadap pembelian sapi di delapan kasus yang terpapar PMK untuk dilakukan pemotongan,” sebutnya. Satgas Penanggulangan PMK Kabupaten Bangli masih terus menggencarkan vaksinasi PMK di Kabupaten Bangli. Vaksin dosis I telah menyasar sebanyak 22.172 ekor sapi dan vaksin dosis kedua sebanyak 6.699 ekor sapi. “Berdasarkan perencanaan awal, dua desa yang terpapar PMK yang diperluas dalam radius tiga kilometer prioritas vaksinasi,” jelas Wayan Dirgayusa. *esa
Komentar