Angin Kencang, Penyeberangan Gilimanuk Tutup 4 Jam
Dari batas normal kisaran 25 knot, kecepatan angina di Selat Bali menembus angka 31 knot, sehingga sangat membahayakan pelayaran.
NEGARA, NusaBali
Cuaca buruk belakangan menghantui perairan Selat Bali lintas penyeberangan Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk. Teranyar, penyeberangan di pelabuhan penghubung Jawa-Bali ini sempat ditutup selama hampir 4 jam karena situasi angin kencang yang terjadi di tengah perairan Selat Bali, Jumat (26/8).
Dari informasi yang dihimpun NusaBali, penutupan penyeberangan tersebut, dilakukan mulai sekitar pukul 12.35 Wita. Penyeberangan di kedua pelabuhan dihentikan karena situasi kencang di tengah perairan Selat Bali yang berpotensi membahayakan aktivitas pelayaran.
"Ya kita tutup sementara karena cuaca buruk. Tadi karena angin kencang," ujar Koordinator Satuan Pelabuhan (Satpel) Balai Pelaksanaan Transportasi Darat (BPTD) Pelabuhan Gilimanuk, I Nyoman Sastrawan, saat dikonfirmasi.
Menurut Sastrawan, saat dilakukan penutupan penyeberangan tersebut, kecepatan angin sempat mencapai 28-31 knot. Kecepatan angin itu pun melebihi batas aman pelayaran. "Kalau batas aman kisaran 25 knot. Tetapi kalau sudah di atas 26 sampai 28 knot, kita sudah harus waspada. Tadi pas ditutup, kecepatan angin sampai 31 knot," ucap Sastrawan.
Angin kencang di perairan Selat Bali kemarin itu, berlangsung cukup lama. Pelayaran di kedua pelabuhan baru dibuka setelah cuaca kembali normal pada sekitar pukul 16.30 Wita. "Ya tadi agak lama. Ditutup sekitar 4 jam setelah kecepatan angin sudah menurun," ujar Sastrawan.
Penutupan penyeberangan yang berlangsung hampir selama 4 jam itu, diketahui sempat memicu antrean kendaraan Di Pelabuhan Gilimanuk sendiri, selain memenuhi areal pelabuhan, sempat terjadi antrean kendaraan hingga di areal parkir manuver dengan jarak sekitar 200 meter dari pintu masuk pelabuhan.
Namun setelah penyeberangan kembali dibuka, kata Sastrawan, antrean kendaraan yang sempat terjadi hingga keluar areal pelabuhan sudah terurai masuk pelabuhan. "Karena ditutup sampai 4 jam, ya wajar ada antrean. Tetapi kita lakukan penutupan sementara demi keselamatan. Walaupun terjadi antrean, tetapi cuaca masih membahayakan, lebih baik menunggu. Daripada jalan tapi terjadi hal-hal yang tidak dinginkan," ucap Sastrawan. *ode
Dari informasi yang dihimpun NusaBali, penutupan penyeberangan tersebut, dilakukan mulai sekitar pukul 12.35 Wita. Penyeberangan di kedua pelabuhan dihentikan karena situasi kencang di tengah perairan Selat Bali yang berpotensi membahayakan aktivitas pelayaran.
"Ya kita tutup sementara karena cuaca buruk. Tadi karena angin kencang," ujar Koordinator Satuan Pelabuhan (Satpel) Balai Pelaksanaan Transportasi Darat (BPTD) Pelabuhan Gilimanuk, I Nyoman Sastrawan, saat dikonfirmasi.
Menurut Sastrawan, saat dilakukan penutupan penyeberangan tersebut, kecepatan angin sempat mencapai 28-31 knot. Kecepatan angin itu pun melebihi batas aman pelayaran. "Kalau batas aman kisaran 25 knot. Tetapi kalau sudah di atas 26 sampai 28 knot, kita sudah harus waspada. Tadi pas ditutup, kecepatan angin sampai 31 knot," ucap Sastrawan.
Angin kencang di perairan Selat Bali kemarin itu, berlangsung cukup lama. Pelayaran di kedua pelabuhan baru dibuka setelah cuaca kembali normal pada sekitar pukul 16.30 Wita. "Ya tadi agak lama. Ditutup sekitar 4 jam setelah kecepatan angin sudah menurun," ujar Sastrawan.
Penutupan penyeberangan yang berlangsung hampir selama 4 jam itu, diketahui sempat memicu antrean kendaraan Di Pelabuhan Gilimanuk sendiri, selain memenuhi areal pelabuhan, sempat terjadi antrean kendaraan hingga di areal parkir manuver dengan jarak sekitar 200 meter dari pintu masuk pelabuhan.
Namun setelah penyeberangan kembali dibuka, kata Sastrawan, antrean kendaraan yang sempat terjadi hingga keluar areal pelabuhan sudah terurai masuk pelabuhan. "Karena ditutup sampai 4 jam, ya wajar ada antrean. Tetapi kita lakukan penutupan sementara demi keselamatan. Walaupun terjadi antrean, tetapi cuaca masih membahayakan, lebih baik menunggu. Daripada jalan tapi terjadi hal-hal yang tidak dinginkan," ucap Sastrawan. *ode
Komentar