Gema Perdamaian Memasuki Tahun Ke-13
Gema Perdamaian (GP) 2015 kembali digelar dengan diikuti oleh berbagai unsur agama, kelompok, etnis, siswa, dan masyarakat umum, pada Sabtu (10/10) ini bertempat di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Denpasar.
Ayu Laksmi Ditunjuk Sebagai Duta GP 2015
DENPASAR, NusaBali
Gema Perdamaian (GP) 2015 kembali digelar dengan diikuti oleh berbagai unsur agama, kelompok, etnis, siswa, dan masyarakat umum, pada Sabtu (10/10) ini bertempat di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Denpasar.
Gelaran yang telah memasuki tahun ke-13 ini mengusung gerakan kemanusiaan, toleransi saling asah-asih dan asuh di tengah keberagaman. Sebagai duta GP tahun ini panitia menunjuk penyanyi kondang Ayu Laksmi yang sekaligus mengisi acara. "Penyanyi Ayu Laksmi kita angkat menjadi duta Gema Perdamaian tahun ini. Selain sebagai duta, Ayu akan tampil dengan karyanya untuk menyemarakkan GP tahun ini," kata Ketua Panitia GP 2015 H Deden Saifulloh, dalam jumpa media di Denpasar, Rabu (7/10) kemarin.
Deden menegaskan, GP digelar bukan semata untuk memperingati bom Bali 2012, melainkan gerakan perdamaian ini digelar untuk mengkonter atau meluruskan berbagai macam isu dan polemik yang berakibat pada perpecahan. "Sejak awal dihelat 2003, memang bom Bali menjadi momentum digelar GP, yang saat itu didukung penuh oleh pelaku pariwisata, hingga saat ini kita konsisten laksanakan dan GP tahun kita harapkan menjadi gerakan kemanusiaan kedamaian secara terus menerus, dan dari Bali kita gaungkan kedamaian untuk dunia," terang H Deden didampingi, SC Ketut Darmika dan Nyoman Merta.
H Deden menjelaskan, berbagai atrasi seni dan budaya akan ditampilkan melibatkan ratusan peserta, mulai karnaval nusantara, pentas musik, dan yang membedakan GP dengan tahun-tahun sebelumnya ada acara doa bersama. "Kalau dulu doa kita menyertakan enam agama resmi, dengan cara melafalkan, tahun ini doa kita sertakan kembali ke enam agama yang resmi, namun lafal atau doa cukup dalam hati saja dalam suasana hening," jelasnya.
Sementara itu selaku Steering Committee (SC) Ketut Darmika menjelaskan banyak hal yang bisa ditarik hikmatnya dalam melaksanakan GP setiap tahun. "Intinya adalah doa anak bangsa, kita tidak boleh ego menghadapi kehidupan ini, dan tahun ini GP akan berbeda, salah satunya juga di isi dengan kegiatan donor darah," ucap Darmika.
Ditambahkan, acara utama adalah Doa Bersama, biasa menerima perbedaan sebagai suatu keindahan diantara masing-masing agama, etnis atau aliran kepercayaan. "Dalam masa kedepannya kita berharap tatanan peradaban di Bali, Indonesia tetap harmonis sampai ke anak cucu kita," ujarnya.
Rangkaian acara dijadwalkan pada Sabtu akan diisi berbagai atrasi seni budaya mulai pukul 15.00 wita diantaranya suguhan kesenian Bali, luar Bali dari berbagai etnis ada Tionghoa, Jawa dan sebagainya. Dilanjutkan acara puncak yang rencananya dihadiri Gubernur Bali dan melakukan Doa Bersama.
Komentar