Tingkat Stunting di Badung Terendah di Indonesia
MANGUPURA, NusaBali.com – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memuji tingkat stunting Kabupaten Badung paling rendah secara nasional, yakni 8 persen.
Data ini diungkapkan oleh Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo pada sosialisasi pencegahan stunting dari hulu, serangkaian Festival GenRe (Generasi Berencana) yang bertempat di Lapangan Kurusetra, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, pada Selasa (30/8/2022).
“Badung adalah stunting terendah di Indonesia,” cetus dr Hasto sembari memuji Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta beserta jajaran atas prestasi yang sudah dicapai.
Dalam kegiatan yang melibatkan 1000 remaja se-Kabupaten Badung dan Forum Anak Daerah (FAD) Kabupaten Badung dan Provinsi Bali itu, turut hadir Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (KPPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati, serta komponen lain dari kementerian, Forkopimda, dan DPR RI.
Dr Hasto menegaskan bahwa Kabupaten Badung berada jauh dari rata-rata nasional, yaitu 24 persen. “Ini betul-betul merupakan best practice yang ada di Badung ini dan Bali secara umum,” tambah dr Hasto yang juga mantan Bupati Kulon Progo, Yogyakarta.
Menurut dr Hasto, stunting merupakan problem bangsa sangat krusial karena akan menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan keberlangsungan bangsa ke depan. Sebab, kata penerima penghargaan Bupati Entrepreneur Award 2018 ini, anak stunting pasti tidak cerdas.
Kemudian, stunting itu pasti pendek namun pendek belum tentu stunting, dan anak stunting itu sering sakit-sakitan. Ketiga kondisi ini, lanjut dr Hasto, membuat generasi masa depan sulit bersaing dan cita-cita Indonesia emas tahun 2045 tidak akan pernah tercapai.
Menteri PPPA Bintang Darmawati Puspayoga menekankan bahwa sumber daya yang paling penting bagi suatu negara yang ingin maju bukan sumber daya alam dan mineral, melainkan SDM yang unggul. “Tidak ada satu pun negara maju tanpa SDM yang berkualitas,” tegas Bintang yang juga Bunda GenRe Nasional. Sehingga, pencegahan stunting dari hulu atau dari para generasi berencana ini sangat krusial dilakukan.
Sementara Pemerintah Kabupaten Badung sendiri atas arahan BKKBN telah menerapkan program ‘Garba Sari (Gerakan Badung Sehat Seribu Hari) Angka Kehidupan’ untuk mencegah stunting di kabupaten berlambang keris itu.
“Kami mendapat angka prevalensi dari survei Status Gizi Indonesia (SGI), Kabupaten Badung di tahun 2021 sudah melampaui, 8,7 persen dari target nasional 14 persen,” ujar Giri Prasta dalam sambutannya di kesempatan yang sama.
Giri Prasta optimis pengentasan stunting di wilayah yang dipimpinnya mencapai hasil yang optimal pada tahun 2024. Ia menegaskan akan mendukung sepenuhnya program-program menekan stunting ke depannya. *rat
Komentar