SPKLU di Tabanan Masih Sepi Peminat, Pengguna Baru 1 Orang
TABANAN, NusaBali
Pengguna Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Kabupaten Tabanan sepi peminat.
Ini karena pemilik kendaraan listrik di Tabanan masih rendah. Sejak dipasang pada Oktober 2021 lalu, penggunanya baru 1 orang. Di Tabanan SPKTLU terpasang di dua titik. Satu titik dipasang di Jalan Gajah Mada, Kantor PLN Rayon Tabanan, dan titik kedua ada di Wisma PLN Bedugul, Kecamatan Baturiti, Tabanan.
Seperti diketahui penggunaan kendaraan listrik saat ini terus digeber oleh pemerintah. Mulai dari kendaraan roda dua hingga roda empat. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi polusi udara dan mewujudkan moda transportasi ramah lingkungan.
Kepala PLN Rayon Tabanan Putu Adi Mahaputra mengatakan, belum ramainya pengguna SPKLU ini karena pengguna kendaraan listrik masih minim. “Sejak dipasang Oktober 2021, penggunanya baru satu orang,” ujarnya, Selasa (30/8).
Namun, kata Mahaputra, meskipun penggunanya masih minim, sosialisasi terkait keberadaan SPKLU ini sudah dilakukan. “Sosialisasi di Tabanan masih secara umum saja. Selain mensosialisasikan keberadaan SPKLU, kita juga sosialisasi kompor induksi, motor listrik, hingga mobil listrik,” katanya.
Dia menerangkan masyarakat yang hendak membeli bahan bakar listrik ini menggunakan aplikasi Charge – in. Pengguna bisa mendownload di Play Store. Pengguna top up dulu lewat aplikasi Charge – in tersebut. Setelah itu pembeliannya bebas. “Misalkan mau beli 20 kWh, setelah itu lakukan pengisian, sudah clear,” ucap Mahaputra.
Dia pun mengurai, cara pengisian bahan bakar listrik dimulai dengan buka tutup inlet di kendaraan, masukkan connector charger ke inlet kendaraan listrik. Buka aplikasi Charge – in, dan tekan tombol charging. Lalu scan QR code connector, masukkan nilai kWh yang akan dibeli, reservasi, dan konfirmasi pengisian. Setelah itu proses pengisian dimulai.
Mahaputra menambahkan, perbedaan membeli bahan bakar listrik dibandingkan BBM jauh lebih irit yang pengguna listrik. Seperti yang dijelaskan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo. Bahwa secara energi jika mobil biasa dengan jarak tempuh 7-10 kilometer membutuhkan BBM 1 liter, maka mobil listrik butuh 1,5 kWh.
Dan dalam konteks itu, secara harga konsumsi energi mobil listrik lebih murah, karena satu liter BBM sekitar Rp 12.000, sementara 1 kWh di Charge – in sekitar Rp 2.500. Dan dengan jarak tempuh 10 kilometer dengan 1,5 kWh hanya seharga Rp 3.750. “Jadi perbedaannya pasti ada, yang listrik lebih irit,” tegas Mahaputra.
Dan saat ini karena masih minimnya masyarakat Tabanan memiliki kendaraan listrik, untuk target pemasangan SPKLU baru 2 unit di Tabanan. “Target di Tabanan hanya dua titik saja,” tandasnya. *des
Komentar