Puluhan Peneliti Riset Sektor Informal Saat Pandemi
MANGUPURA, NusaBali
Sebanyak 20 peneliti dari berbagai negara melakukan riset terhadap dampak perekonomian di sejumlah negara saat pandemi Covid-19, khususnya sektor informal. Hasil penelitian tersebut dituangkan dalam sebuah buku berjudul ‘Informal Services In Asia Cities’.
Menariknya penulisan buku tersebut diketuai oleh Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Ir Bambang Susantono. Ketua tim penulis buku, Bambang Susantono, mengatakan buku tersebut merupakan hasil riset pertama yang dilakukan dari lebih 20 peneliti dari berbagai dunia, dengan study cross country (beberapa negara). Hal itu dilakukan untuk mengetahui perilaku maupun policy (kebijakan) yang diambil di berbagai negara dalam menyikapi sektor informal, khususnya pada saat pandemi Covid-19 melanda sejumlah negara. “Di belakang 20 orang periset ini masih ada tim lagi. Baik dari universitas maupun mahasiswa yang ikut serta dalam bebeberapa riset atau survey di lapangan,” katanya saat peluncuran buku di BNDCC, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, pada Kamis (1/9).
Dikatakan, ada dua tujuan dari penulisan buku itu, pertama untuk menjadi satu sintesa bersama, sehingga diharapkan dengan pengalaman yang ada di negara tersebut dapat diketahui bagimana kondisi sektor informal pada saat pandemi Covid-19 melanda. Kedua, bagaimana memberikan kebijakan yang paling bermanfaat, bukan hanya untuk sektor informal tapi juga sektor formal.
Masih kata Bambang Susantono, buku itu ditujukan kepada global audience. Dengan menulis buku itu, pihaknya mencoba membuat knowledge sharing atau berbagi pengetahuan kepada audiens. “Tidak hanya kepada akademisi, tapi juga praktisi, development, para manajemen di berbagai kota di dunia, utamanya Asia-Pasifik. Sebab buku itu kental diriset di negara Asia-Pasifik,” jelasnya.
Dia melihat pada saat pandemi Covid-19 terjadi, sektor-sektor informal merupakan salah satu yang paling terkena dampak. Sebab saat itu aktivitas masyarakat benar-benar terbatas. Namun ada pula beberapa negara yang hanya tinggal di rumah, justru tidak lebih baik dari yang bisa ke luar rumah. Namun di sisi lain, sektor itu kemudian mencari upaya sendiri dari sisi ekonomi, agar bisa bertahan. Misalnya bertranformasi dari penjualan biasa ke penjualan online. “Hal itulah yang kita dapat dari buku ini dan tentu ini akan menjadi riset yang berkelanjutan ke depannya,” kata Bambang Susantono. *dar
Komentar