Minikino Film Week 8 Resmi Dibuka di Geo Open Space
MANGUPURA, NusaBali.com –Sebanyak lima film pendek langsung digeber di hari pertama Minikino Film Week 8. Menariknya, seluruh film yang ditayangkan tersebut telah dilengkapi dengan closed caption, yakni subtitle bagi penyandang tuli dan kurang dengar serta dilengkapi juga dengan audio description yang ditambahkan ke dalam film untuk penonton dengan penglihatan rendah.
Ajang festival film pendek bergengsi di Asia Tenggara ini dibuka di Geo Open Space Jalan Raya Kedampang, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Jumat (2/9/2022) malam. Rencananya, Bali Internatioal Short Film Festival ini akan berlangsung hingga 10 September mendatang.
Lima film pendek yang tayang di Geo Open Space, Jumat (2/9/2022), antara lain Ride To Nowhere film pendek buatan Indonesia oleh Khozy Rizal. Selanjutnya Work It Class (Spanyol - Pol Diggler), lalu Mora-Mora (Lithuania - Jurga Seduikyte).
Disusul film pendek berjudul Belle River (Kanada - Guillaume Fournier, Samuel Matteau, dan Yannick Nolin). Dan terakhir Le Saboteur (Finlandia - Anssi Kasitonni).
“Benar, untuk film pertama yang dari Indonesia itu sudah dilengkapi dengan audio description untuk teman-teman tuli. Jadi yang hadir di sini tidak hanya dari orang umum, tetapi kami menggandeng semua kalangan,” ujar Edo Wulia, Direktur Festival MFW8.
Travelling Festival Director, I Made Suarbawa, menambahkan bahwa MFW8 ingin menjadikan festival yang inklusif. “Kami ingin merangkul semua, jadi teman-teman tuli, teman-teman tuna netra juga adalah bagian dari kita,” ujar pria yang akrab disebut Buris ini.
Salah seorang pengunjung teman tuli, Nyoman Yogi Satya Wicaksana, 22, mengungkapkan jika dirinya sangat terbantu saat menonton film dengan akses subtitle yang telah diberikan.
“Saya pertama kali nonton film yang ada subtitlenya. Kalau subtitle yang Bahasa Indonesia masih oke. Kalau yang Bahasa Inggris kurang mengerti, tetapi karena ada visualnya masih aman saja,” ujar Yogi yang juga dibantu oleh penerjemah teman tuli.
MFW8 bukan hanya diputar di Geo Open Space, namun ada 12 titik yang tersebar bisa dinikmati secara gratis oleh masyarakat luas.
Festival Launge atau tempat titik temu festival berada di MASH Denpasar. Selebihnya lokasi tersebar di Kota Denpasar (Alliance Francaise Bali, Dharma Negara Alaya, Irama Indah Mini Hall, The Room Apartments, Anka Coffee), Kabupaten Badung (Geo Open Space, Uma Seminyak), Kabupaten Buleleng (Komunitas Mahima dan Rumah Film Sang Karsa),
Selanjutnya di Sanur (Genius Cafe). Layar Tancap (Pop Up Cinema) tahun ini akan diadakan di Desa Adat Pagi, Tabanan.
“Selain mempertimbangkan kesiapan infrastruktur, kami (MFW8) selalu mencari rekanan desa yang aktif dan kerjasama berkelanjutan,” ujar I Made Suarbawa.
Tahun ini kata Suarbawa merupakan tahun yang luar biasa baginya. “Setelah dua tahun pandemi kita mendapat tanggapan luar biasa, semua ingin datang. Kira-kira akan ada 70 filmmaker yang akan hadir selama kegiatan ini berlangsung. Jadi mereka selain bangga filmnya diputarkan di Bali, mereka sekaligus bisa berlibur juga di Bali. Tidak hanya filmmaker dari Indonesia saja, namun dari seluruh dunia juga datang,” jelas Suarbawa.
Suarbawa berharap dengan adanya festival film pendek ini bisa dijadikan kesempatan oleh seluruh orang untuk berjejaring.
“Ingin memberikan kesempatan kepada teman-teman untuk bertemu dan kemudian menimbulkan ide-ide baru. Kunci kami adalah membuka jejaring seluas-luasnya, untuk kami dan juga untuk filmmaker,” pungkasnya.
Mnikino Film Week merupakan satu-satunya festival film pendek internasional di kawasan Asia Tenggara yang telah diakui oleh The Short Film Conference, sebuah badan resmi konferensi film pendek dunia. Keberadaannya menjadi pintu masuk film-film pendek terbaik dunia ke kawasan Asia Tenggara. *ris
1
Komentar