DPD RI Minta Pusat Bantu Pengusaha Lokal
Gelontor Dana Recovery Agar Lebih Selektif
‘Sampai saat ini belum ada bantuan lunak sama sekali. Saya akan sampaikan ini di senayan agar ada perhatian jelas dari pusat’
DENPASAR,NusaBali
Anggota Komite II DPD RI dapil (daerah pemilihan) Bali membidangi pariwisata Anak Agung Gde Agung meminta pemerintah pusat untuk menggelontor bantuan lunak kepada pelaku pariwisata lokal Bali yang terdampak Pandemi Covid 19.
Gde Agung menyebutkan, selama ini bantuan untuk pemulihan pariwisata belum sepenuhnya menyentuh pengusaha lokal. “Harus ada bantuan konkret kepada pelaku pariwisata lokal untuk meringankan beban mereka akibat dampak pandemi. Fasilitas hotel, restoran, vila yang rusak selama pandemi harus diperbaiki, perlu modal mereka itu. Selama ini belum merata dan adil bantuan itu,” ujar Gde Agung di sela-sela Focus Group Discussion (FGD) Pemulihan Ekonomi melalui Penguatan Sektor Pariwisata Ekonomi Alternatif, di Gedung DPD RI, Jalan Tjokorda Agung Tresna, Niti Mandala Denpasar, Jumat (2/9) siang.
Dalam FGD kemarin dihadiri Wakil Ketua DPD RI Mahyudin, anggota DPD RI dapil Bali Bambang Santoso, sejumlah anggota DPD RI lainnya. Hadir juga Asisten Bidang Kesra Kabupaten Badung, Nyoman Sujendra mewakili Bupati Badung Nyoman Giri Prasta, para akademisi, tokoh masyarakat dan mahasiswa.
Gde Agung mengatakan, selama ini bantuan pusat memang sudah ada kepada pelaku pariwisata. Namun, bantuan itu malah diguyur kepada mereka yang pemodal besar, memiliki akses dan jurus lobi ke pusat. “Belum menyentuh pelaku pariwisata yang pengusaha lokal Bali. Jadinya kalau memberikan bantuan kepada pemodal besar ya seperti nasikin segara (melempar garam ke laut). Yang pengusaha lokal tetap megap-megap bangkrut,” ujar Bupati Badung periode 2005-2010 dan 2010-2015 ini.
Panglingsir Puri Mengwi, Badung ini mengatakan saat ini pelaku pariwisata, pengusaha lokal dan desa-desa wisata perlu dana lunak untuk membenahi fasilitas dan akomodasi pariwisata yang mereka kelola. “Bayangkan, selama 2 tahun pandemi, fasilitas penginapan yang dimiliki pengusaha lokal rusak parah. Perlu dana segar untuk mereka bisa bangkit,” ujar Gde Agung.
Demikian juga dengan objek berbasis desa wisata, kata Gde Agung juga perlu bantuan lunak untuk pembenahan destinasi yang rusak. Kata dia, kalaupun pariwisata sudah menggeliat, kondisi itu belum banyak membantu. “Sampai saat ini belum ada bantuan lunak sama sekali. Saya akan sampaikan ini di senayan agar ada perhatian jelas dari pusat,” tegas Gde Agung.
Sementara Wakil Ketua DPD RI Mahyudin mengatakan perlu diskusi-diskusi yang bertujuan untuk mencari solusi dan antisipasi dampak Pandemi Covid 19 terhadap Bali. “Ekonomi Bali pernah minus 12 persen. Bayangkan betapa sulitnya ekonomi masyarakat Bali untuk bangkit,” ujar Mahyudin.
Menurut Mahyudin, harus ada antisipasi dan gerakan nyata untuk pemulihan, dan solusi buat Bali dengan ekonomi alternatif. Salah satunya pertanian dan sektor lainnya. “Bali tidak lagi harus andalkan pariwisata saja. Karena dunia sekarang tidak sedang baik-baik saja. Bali sangat sensitif terhadap bencana. Usai pandemi Covid-19 ada cacar monyet lagi dan potensi bencana lainnya. Maka mulai sekarang sudah dipikirkan agar pondasi kuat untuk perekonomian Bali selain sektor pariwisata,” ujar Mahyudin.*nat
Gde Agung menyebutkan, selama ini bantuan untuk pemulihan pariwisata belum sepenuhnya menyentuh pengusaha lokal. “Harus ada bantuan konkret kepada pelaku pariwisata lokal untuk meringankan beban mereka akibat dampak pandemi. Fasilitas hotel, restoran, vila yang rusak selama pandemi harus diperbaiki, perlu modal mereka itu. Selama ini belum merata dan adil bantuan itu,” ujar Gde Agung di sela-sela Focus Group Discussion (FGD) Pemulihan Ekonomi melalui Penguatan Sektor Pariwisata Ekonomi Alternatif, di Gedung DPD RI, Jalan Tjokorda Agung Tresna, Niti Mandala Denpasar, Jumat (2/9) siang.
Dalam FGD kemarin dihadiri Wakil Ketua DPD RI Mahyudin, anggota DPD RI dapil Bali Bambang Santoso, sejumlah anggota DPD RI lainnya. Hadir juga Asisten Bidang Kesra Kabupaten Badung, Nyoman Sujendra mewakili Bupati Badung Nyoman Giri Prasta, para akademisi, tokoh masyarakat dan mahasiswa.
Gde Agung mengatakan, selama ini bantuan pusat memang sudah ada kepada pelaku pariwisata. Namun, bantuan itu malah diguyur kepada mereka yang pemodal besar, memiliki akses dan jurus lobi ke pusat. “Belum menyentuh pelaku pariwisata yang pengusaha lokal Bali. Jadinya kalau memberikan bantuan kepada pemodal besar ya seperti nasikin segara (melempar garam ke laut). Yang pengusaha lokal tetap megap-megap bangkrut,” ujar Bupati Badung periode 2005-2010 dan 2010-2015 ini.
Panglingsir Puri Mengwi, Badung ini mengatakan saat ini pelaku pariwisata, pengusaha lokal dan desa-desa wisata perlu dana lunak untuk membenahi fasilitas dan akomodasi pariwisata yang mereka kelola. “Bayangkan, selama 2 tahun pandemi, fasilitas penginapan yang dimiliki pengusaha lokal rusak parah. Perlu dana segar untuk mereka bisa bangkit,” ujar Gde Agung.
Demikian juga dengan objek berbasis desa wisata, kata Gde Agung juga perlu bantuan lunak untuk pembenahan destinasi yang rusak. Kata dia, kalaupun pariwisata sudah menggeliat, kondisi itu belum banyak membantu. “Sampai saat ini belum ada bantuan lunak sama sekali. Saya akan sampaikan ini di senayan agar ada perhatian jelas dari pusat,” tegas Gde Agung.
Sementara Wakil Ketua DPD RI Mahyudin mengatakan perlu diskusi-diskusi yang bertujuan untuk mencari solusi dan antisipasi dampak Pandemi Covid 19 terhadap Bali. “Ekonomi Bali pernah minus 12 persen. Bayangkan betapa sulitnya ekonomi masyarakat Bali untuk bangkit,” ujar Mahyudin.
Menurut Mahyudin, harus ada antisipasi dan gerakan nyata untuk pemulihan, dan solusi buat Bali dengan ekonomi alternatif. Salah satunya pertanian dan sektor lainnya. “Bali tidak lagi harus andalkan pariwisata saja. Karena dunia sekarang tidak sedang baik-baik saja. Bali sangat sensitif terhadap bencana. Usai pandemi Covid-19 ada cacar monyet lagi dan potensi bencana lainnya. Maka mulai sekarang sudah dipikirkan agar pondasi kuat untuk perekonomian Bali selain sektor pariwisata,” ujar Mahyudin.*nat
Komentar