Seniasih Giri Prasta Dapat Tugas Pencegahan dan Asistensi Kanker
Kembali Pimpin Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Kabupaten Badung
MANGUPURA, NusaBali.com – Untuk meningkatkan kepedulian dan pencegahan terhadap penyakit kanker, tindakan promotif, preventif, dan suportif (PPS) harus terus dilakukan kepada masyarakat.
Pesan ini disampaikan oleh Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Provinsi Bali, AA Ayu Ngurah Susraini, saat melantik kepengurusan YKI Cabang Kabupaten Badung di Ruang Kriya Gosana dalam Kompleks Mangu Praja Mandala, Puspem Badung, Selasa (6/9/2022).
AA Ayu Ngurah Susraini menekankan pentingnya pencegahan dan asistensi kanker melalui PPS ini kepada kepengurusan YKI Badung periode 2021-2026 di bawah kepemimpinan Seniasih Giri Prasta.
Seniasih Giri Prasta beserta Kristiani Suiasa, dan Rasniathi Adi Arnawa dikukuhkan kembali sebagai pengurus YKI Cabang Badung diikuti 32 jajaran lainnya.
Dalam tindakan promotif, Seniasih dan jajaran diharapkan mampu memberikan penyadartahuan kepada masyarakat mengenai bahaya kanker dan tumor. Dengan memberikan penyuluhan dan pendidikan, masyarakat dapat melakukan tindakan pencegahan sedini mungkin melalui pola hidup sehat.
Selain itu, kata Susraini, tindakan preventif dapat dilakukan dengan kegiatan sosial berupa memfasilitasi pemeriksaan dini berkala terhadap potensi kanker dan tumor. Oleh karena itu, perlu pula diberikan pelatihan kepada masyarakat cara mendeteksi dini kanker terutama kanker serviks dan payudara.
“Meski itu tugas tidak ringan, mari kita berdedikasi tinggi, profesional, dan penuh semangat,” ujar Susraini dalam sambutannya usai memasangkan Pin YKI kepada Seniasih Giri Prasta.
Sementara Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta dalam keterangan tertulis menyatakan bahwa permasalahan kanker di Kabupaten Badung telah mendapat perhatian khusus lantaran kesehatan masyarakat berpengaruh besar terhadap pembangunan daerah.
Berdasarkan data Globocan yang dikutip Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, pada tahun 2020, terdapat 396.914 kasus kanker di Indoensia. Dari total kasus tersebut, 16,6 persen di antaranya merupakan kasus kanker payudara yang menjadi salah satu penyumbang pertama kematian akibat kanker.
Selain merugikan secara sumber daya manusia, kanker juga membebani keuangan negara akibat penanggungan BPJS Kesehatan sebesar Rp 7,6 triliun.
Menurut Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kemenkes RI, Elvida Sariwati, sebenarnya 43 persen kematian akibat kanker dapat dicegah dengan melakukan deteksi dini secara rutin untuk menghindari faktor risiko penyebab kanker.
Deteksi dini, khususnya kanker payudara, dapat dilakukan dengan prosedur skrining kanker di fasilitas kesehatan. Selain itu, wanita dari segala usia dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) dengan cara meraba apakah terdapat benjolan, perubahan bentuk puting, dan kulit payudara. Periksaan Sadari ini dilakukan minimal sebulan sekali.
Perlu dicatat bahwa kanker payudara tidak hanya menyerang kaum hawa. Kaum adam pun sangat berpotensi mengalami kanker payudara. *rat
1
Komentar