Warga Kecewa Tak Bisa Nonton Kembang Api, Panitia HUT Kota Harus Evaluasi Total
Kualitas perayaan HUT kota ini cenderung menurun sejak tahun lalu.
GIANYAR, NusaBali
Puncak perayaan HUT Ke-246 Kota Gianyar, dimeriahkan dengan kembang api di Lapangan Astina Raya, Kota Gianyar, Rabu (19/4) malam. Namun sejumlah warga kecewa karena tak bisa menyaksikan pesta kembang api. Hal itu akibat jadwal kembang api dimajukan dari jadwal yang ditentukan panitia.
Penonton yang merasa kecewa pun meninggalkan lapangan. Jadwal pesta kembang api awalnya pada pukul 21.00 Wita, namun dimajukan menjadi pukul 20.00 Wita. Sementara itu, banyak penonton datang dari berbagai tempat lewat dari pukul 20.00 Wita, hingga tak bisa menyaksikan pesta kembang api. “Sudah jauh-jauh datang hanya untuk menyaksikan kembang api, tapi sampai disini sudah selesai,” ujar seseorang di tengah kerumunan massa.
Warga pun di media social facebook memposting kekecewaan karena perubahan jadwal pesta kembang api tersebut.
Salah seorang warga, Ni Made Sudri, asal Tampaksiring mengungkapkan, dirinya datang bersama dua anaknya ingin menyaksikan pesta kembang api. Ternyata pesta kembang api sudah usai. Untuk mengobati kekecewaan anaknya, Sudri mengajak anaknya menonton tari-tarian.
Liarnya pedagang di lapangan tersebut juga menjadi sorotan warga. Karena banyak posisi pedagang menghalangi penonton. Banyak warga juga kecewa karena tidak bisa menonton pagelaran seni karena saking banyaknya pedagang di tengah lapangan. "Ini pesta rakyat atau pesta pedagang. Meriah banget, tapi masyarakat hanya bisa menonton pedagang. Semestinya ditertibakan, tengah lapangan dibiarkan untuk masyarakat yang ingin menonton, sedangkan pedagang berikan tempat khusus untuk berjualan,’’ ujar warga.
Salah seorang anggota DPRD Gianyar I Made Wirasila, mengungkapkan hal senada. Pihaknya menyayangkan pelaksanaan pesta kembang api yang maju dari jadwal. "Kasihan warga datang dari jauh tak bisa menonton pesta kembang api, tetapi sesampainya di lapangan ternyata sudah selesai," ungkap politisi Partai Gerindra ini.
Kata Wirasila di tengah lapangan, semestinya dikhususkan untuk penonton dan pedagang harus dibuatkan tempat khusus di sebelah timur. Begitu juga parkir kendaraan sebaiknya di luar lapangan.
Sementara itu, anggota DPRD Gianyar dari Lingkungan/Banjar Sampiang, Kota Gianyar, Ngakan Ketut Putra mengharapkan agar panitia HUT kota ini ke depannya mengevaluasi total perayaan ini. Ia menangkap, perayaan HUT Kota Gianyar ke-246 lebih dimeriahkan karena panitia berkonsentrasi menjaga image Gianyar sebagai Kota Pusaka. Hal ini ditandai kehadiran sejumlah anggota JKPI (Jaringan Kota Pusaka Indoensia). Akibatnya, panitia melupakan hal-hal lain, seperti pedagang yang cenderung liar dan warga kurang leluasa menonton pawai, serta hal-hal lain. Ngakan Putra yang Ketua Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Gianyar ini menilai kualitas perayaan HUT kota ini cenderung menurun sejak tahun lalu. Hal itu ditandai pemasangan penjor dari depan Gedung DPRD Gianyar- Lapangan Astina, selain jumlahnya berkurang juga kualitasnya lebih jelek. ‘’Kalau tak mau mengevaluasi secara total, saya yakin perayaan HUT kota ke depan akan lebih mengecewakan daripada melegakan warga. Di Bali, siapa yang tak tahu seninya Gianyar,’’ jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia HUT Kota Gianyar I Wayan Suardana, saat dikonfirmasi via telepon mengaku sedang mengikuti ujian. *e,lsa
Penonton yang merasa kecewa pun meninggalkan lapangan. Jadwal pesta kembang api awalnya pada pukul 21.00 Wita, namun dimajukan menjadi pukul 20.00 Wita. Sementara itu, banyak penonton datang dari berbagai tempat lewat dari pukul 20.00 Wita, hingga tak bisa menyaksikan pesta kembang api. “Sudah jauh-jauh datang hanya untuk menyaksikan kembang api, tapi sampai disini sudah selesai,” ujar seseorang di tengah kerumunan massa.
Warga pun di media social facebook memposting kekecewaan karena perubahan jadwal pesta kembang api tersebut.
Salah seorang warga, Ni Made Sudri, asal Tampaksiring mengungkapkan, dirinya datang bersama dua anaknya ingin menyaksikan pesta kembang api. Ternyata pesta kembang api sudah usai. Untuk mengobati kekecewaan anaknya, Sudri mengajak anaknya menonton tari-tarian.
Liarnya pedagang di lapangan tersebut juga menjadi sorotan warga. Karena banyak posisi pedagang menghalangi penonton. Banyak warga juga kecewa karena tidak bisa menonton pagelaran seni karena saking banyaknya pedagang di tengah lapangan. "Ini pesta rakyat atau pesta pedagang. Meriah banget, tapi masyarakat hanya bisa menonton pedagang. Semestinya ditertibakan, tengah lapangan dibiarkan untuk masyarakat yang ingin menonton, sedangkan pedagang berikan tempat khusus untuk berjualan,’’ ujar warga.
Salah seorang anggota DPRD Gianyar I Made Wirasila, mengungkapkan hal senada. Pihaknya menyayangkan pelaksanaan pesta kembang api yang maju dari jadwal. "Kasihan warga datang dari jauh tak bisa menonton pesta kembang api, tetapi sesampainya di lapangan ternyata sudah selesai," ungkap politisi Partai Gerindra ini.
Kata Wirasila di tengah lapangan, semestinya dikhususkan untuk penonton dan pedagang harus dibuatkan tempat khusus di sebelah timur. Begitu juga parkir kendaraan sebaiknya di luar lapangan.
Sementara itu, anggota DPRD Gianyar dari Lingkungan/Banjar Sampiang, Kota Gianyar, Ngakan Ketut Putra mengharapkan agar panitia HUT kota ini ke depannya mengevaluasi total perayaan ini. Ia menangkap, perayaan HUT Kota Gianyar ke-246 lebih dimeriahkan karena panitia berkonsentrasi menjaga image Gianyar sebagai Kota Pusaka. Hal ini ditandai kehadiran sejumlah anggota JKPI (Jaringan Kota Pusaka Indoensia). Akibatnya, panitia melupakan hal-hal lain, seperti pedagang yang cenderung liar dan warga kurang leluasa menonton pawai, serta hal-hal lain. Ngakan Putra yang Ketua Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Gianyar ini menilai kualitas perayaan HUT kota ini cenderung menurun sejak tahun lalu. Hal itu ditandai pemasangan penjor dari depan Gedung DPRD Gianyar- Lapangan Astina, selain jumlahnya berkurang juga kualitasnya lebih jelek. ‘’Kalau tak mau mengevaluasi secara total, saya yakin perayaan HUT kota ke depan akan lebih mengecewakan daripada melegakan warga. Di Bali, siapa yang tak tahu seninya Gianyar,’’ jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia HUT Kota Gianyar I Wayan Suardana, saat dikonfirmasi via telepon mengaku sedang mengikuti ujian. *e,lsa
1
Komentar