Perumda Pasar MGS Keteteran Biaya Operasional
Pasar Hewan Beringkit Tutup, Pendapatan Berkurang
MANGUPURA, NusaBali
Penutupan transaksi jual beli sapi di Pasar Hewan Beringkit, Kecamatan Mengwi, berdampak pada pendapatan Perumda Pasar Mangu Giri Sedana (MGS).
Untuk menopang biaya operasional, perusahaan plat merah ini harus memutar otak dengan mengoptimalkan unit usaha pasar lainnya yang dikelola.
Dirut Perumda Pasar MGS I Made Sukantra, mengatakan transaksi jual beli sapi di Pasar Hewan Beringkit masih belum dibuka, karena masih menunggu surat edaran terbaru tekait hal tersebut. “Dari surat edaran terakhir masih disebutkan pasar hewan akan dibuka sampai ada pemberitahuan lebih lanjut,” ujar Sukantra, Rabu (7/9).
Akibat penutupan Pasar Hewan Beringkit, perusahaan plat merah ini berupaya mengoptimalkan pendapatan lain di luar transaksi jual beli sapi. Menurut Sukantra, untuk operasional saja setidaknya dibutuhkan Rp 1,1 miliar tiap bulan. Untuk mencukupi biaya opersional, pihaknya berupaya mengoptimalkan unit usaha pasar. Unit usaha ini diakuinya sebagai penyuplai kebutuhan pokok, seperti beras, kopi, gula, dan lainnya. “Astungkara untuk saat ini biaya operasional masih bisa tertutupi,” katanya.
Selain itu, pihaknya mengaku akan mengintensifkan pendapatan dari perdagangan. Saat ini Perumda Pasar MGS memiliki 10 pasar yang dikelola dan diharapkan dapat lebih aktif untuk menyuplai barang-barang. “Saat ini pasar yang kami kelola, yakni Pasar Petang, Sembung, Kapal, di Beringkit ada pasar hewan dan umum. Kemudian Pasar Kuta I dan Kuta II, Pasar Nusa Dua, Pasar Tenten di Mengwi, terakhir Unit Bina Usaha,” jelas Sukantra.
“Kami juga berusaha menarik piutang dari pedagang. Piutang ini terjadi saat Covid-19 sedang tinggi, sehingga pedagang merasa kesulitan untuk membayar, kami berikan penundaan. Sekarang kami tagih agar saling tolong menolong,” kata Sukantra sembari menyebut saat ini juga berinovasi dengan membuka Pasar Senggol di parkiran Pasar Umum Beringkit.
Sementara itu, disinggung terkait rencana bantuan dari Pemkab Badung, Sukantra mengaku telah mengetahui hal tersebut. Bahkan Sukantra menyampaikan rencana bantuan dana tersebut telah ada sejak tahun 2020. Namun tertunda akibat adanya pandemi Covid-19, yang menyebabkan pemerintah harus refocusing anggaran.
Untuk diketahui, penutupan Pasar Hewan Beringkit telah berlangsung sejak tanggal 5 Juli sampai 19 Juli 2022. Karena situasi PMK di Bali masih merebak, kemudian penutupan diperpanjang hingga 1 Agustus 2022. Bahkan penutupan dari 1 Agustus diperpanjang lagi hingga waktu yang belum ditentukan. Perpanjangan penutupan pasar sapi ini berdampak besar pada pada pendapatan Perumda Pasar MGS. Pada situasi normal, penjualan mencapai 1.000 sampai 1.500 ekor sapi setiap satu kali pasaran. Namun, semenjak pandemi Covid-19 melanda, ditambah lagi mulai adanya kasus PMK, dalam sekali pasaran penjualan hanya mencapai 600-700 ekor. Sedangkan penutupan dalam 1,5 bulan belakangan praktis membuat pendapatan nihil. *ind
Komentar