Cegah PMK, GUPBI Anjurkan Pakai Eco Enzyme
Ketua TP PKK Gianyar Ny Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra menyarankan warga manfaatkan sampah sayur dan buah dijadikan eco enzyme.
GIANYAR, NusaBali
Ketua Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Bali, Ketut Hari Suyasa, mengatakan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dapat menyebar melalui udara dengan radius 10 km. Maka itu, Suyasa menganjurkan peternak melakukan pencegahan menggunakan eco enzyme. Anjuran itu disampaikan saat sejumlah komunitas peduli lingkungan menggelar pelatihan pembuatan dan pembagian cairan eco enzyme di Kantor Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Senin (5/9).
Latihan membuat eco enzyme di Kantor Desa Taro diikuti puluhan warga. Warga juga diberikan cairan disinfektan untuk disemprotkan di kandang ternak. “PMK bisa menyebar sejauh 10 Km lewat udara, maka dibutuhkan eco enzyme sebagai media penurun PH,” jelas Suyasa, Rabu (7/9). Menurut Suyasa, virus akan mati di PH rendah. “Virus ini kejam tapi mudah diatasi,” ungkap Suyasa.
Mencegah penyebaran PMK, Suyasa menyarankan untuk menekan lalu lintas orang, barang, dan hewan di sekitar kandang di samping menjaga kebersihan kandang dengan menyemprotkan eco enzyme. “Semprotkan eco enzyme 2 hari sekali dan mencampur air minum ternak dengan sedikit eco enzyme,” saran Suyasa. Disampaikan, pemerintah telah membolehkan Bali mengirim babi ke Jakarta dengan syarat telah tervaksin PMK. Suyasa meminta para peternak aktif melapor ke kepala desa bagi yang memiliki ternak.
Pelatihan membuat eco enzyme di Kantor Desa Taro dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gianyar Ny Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra. “Eco enzyme merupakan produk ramah lingkungan yang dibuat dengan cara sederhana dan siapa saja bisa membuatnya,” ungkap Nyonya Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra. Peternak diminta membuat eco enzyme di rumah masing-masing. “Jika ada sisa sayuran atau buah-buahan jangan dibuang, bisa digunakan untuk membuat eco enzyme. Caranya 3 Kg sayur atau buah-buahan diberi 1 Kg gula aren dan 10 liter air lalu difermentasi selama 3 bulan,” tuturnya. *nvi
Latihan membuat eco enzyme di Kantor Desa Taro diikuti puluhan warga. Warga juga diberikan cairan disinfektan untuk disemprotkan di kandang ternak. “PMK bisa menyebar sejauh 10 Km lewat udara, maka dibutuhkan eco enzyme sebagai media penurun PH,” jelas Suyasa, Rabu (7/9). Menurut Suyasa, virus akan mati di PH rendah. “Virus ini kejam tapi mudah diatasi,” ungkap Suyasa.
Mencegah penyebaran PMK, Suyasa menyarankan untuk menekan lalu lintas orang, barang, dan hewan di sekitar kandang di samping menjaga kebersihan kandang dengan menyemprotkan eco enzyme. “Semprotkan eco enzyme 2 hari sekali dan mencampur air minum ternak dengan sedikit eco enzyme,” saran Suyasa. Disampaikan, pemerintah telah membolehkan Bali mengirim babi ke Jakarta dengan syarat telah tervaksin PMK. Suyasa meminta para peternak aktif melapor ke kepala desa bagi yang memiliki ternak.
Pelatihan membuat eco enzyme di Kantor Desa Taro dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gianyar Ny Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra. “Eco enzyme merupakan produk ramah lingkungan yang dibuat dengan cara sederhana dan siapa saja bisa membuatnya,” ungkap Nyonya Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra. Peternak diminta membuat eco enzyme di rumah masing-masing. “Jika ada sisa sayuran atau buah-buahan jangan dibuang, bisa digunakan untuk membuat eco enzyme. Caranya 3 Kg sayur atau buah-buahan diberi 1 Kg gula aren dan 10 liter air lalu difermentasi selama 3 bulan,” tuturnya. *nvi
Komentar