Dinas Sosial Usulkan Korban Ledakan Kompor Dapat Akses Kewirausahaan
GIANYAR, NusaBali
Pemkab Gianyar melalui Dinas Sosial keliling memberikan bantuan sembako dan santunan kepada keluarga korban meninggal dunia maupun korban luka-luka musibah ledakan kompor jenazah saat ngaben massal di Banjar Selat Belega, Desa Belega, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar.
Dinas Sosial Gianyar juga mengusulkan keluarga korban mendapat akses kewirausahaan. Para korban dominan sebagai tulang punggung keluarga yang kini meninggalkan istri, anak, dan balita.
Sekretaris Dinas Sosial Gianyar, Nur Widyaswanto saat dikonfirmasi, Kamis (8/9) mengatakan, Dinas Sosial Gianyar beriikan atensi dan bantuan untuk korban tewas kompor meledak. Namun saat ini baru sebatas bantuan pangan. Dinas Sosial Gianyar telah mengusulkan ke Pemerintah Provinsi Bali dan Kementerian Sosial agar keluarga korban diberikan santunan dan difasilitasi tentang kewirausahaan. Ada sebelas korban yang diberikan bantuan paket sembako. Bantuan diserahkan kepada keluarga Bagus Oscar Horizonhino (korban meninggal dunia), keluarga Kadek Dwi Putra Jaya (meninggal dunia), dan keluarga I Kadek Gian Satya Pramana Putra (meninggal dunia).
Korban luka-luka penerima bantuan yakni I Ketut Adi Wiranata, I Komang Ngurah Pardika, I Wayan Parwana, I Gusti Made Budiarta, I Gusti Ngurah Pradita, I Gusti Nyoman Gede, I Gusti Ketut Muliana, I Gusti Ketut Wiryantara, dan Gusti Ngurah Julian Aryanata. “Bantuan sembako ini baru kami berikan sekali sebagai bentuk tanggap darurat,” jelas Nur Widyaswanto. Bantuan bukan hanya diberikan kepada korban kebakaran, juga diberikan kepada empat korban kasus penganiayaan yang dilakukan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Banjar Sawagunung, Desa Pejeng Kelod, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar.
Empat korban penganiayaan ODGJ yakni keluarga Dewa Ketut Alit (meninggal dunia), I Dewa Ketut Raka, Dewa Nyoman Triasta, dan Kadek Wahyu Pramesthi. Bantuan yang diberikan berupa 30 Kg beras, 5 pack makanan siap saji, 10 pack lauk pauk siap saji, 4 Kg gula pasir, 1.600 gram kopi Bali, dan 4 kaleng susu. “Sementara masih kebutuhan pangan masa tanggap darurat,” jelas Nur Widyaswanto. Terkait bantuan berkelanjutan, telah mengajukan agar keluarga yang ditinggalkan difasilitasi untuk bantuan kewirausahaan.
Anggota DPRD Gianyar, Ni Made Ratnadi turut mendampingi pemberian sembako ini mengatakan akan membantu memastikan keluarga korban menerima hak-haknya. “Pertama kami pastikan keluarga korban menerima hak-haknya seperti santunan dari Kementerian Sosial, BPBD, dan BPJS,” ungkap Ratnadi. Juga memperjuangkan beberapa program dari kementerian agar keluarga mendapatkan program pemberdayaan dari Kementerian Sosial. Harapannya, para istri korban yang masih memiliki anak-anak kecil memiliki ketrampilan atau modal usaha untuk kelangsungan kehidupan keluarga.
Sementara itu, hingga saat ini tiga korban ledakan tabung minyak kompor mayat di Setra Desa Adat Selat, Desa Belega, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar masih menjalani perawatan di RSUP Prof Ngoerah. Humas RSUP Prof Ngoerah, Dewa Ketut Krisna, menyampaikan ketiga pasien saat ini kondisinya sudah berangsur membaik. Pasien Ketut Adi Wiranata masih harus menjalani operasi untuk debridemen. “Dua pasien lainnya sudah mulai stabil tapi masih perlu darah dan febris. Tadi pagi sudah rawat luka,” ungkap Dewa Ketut Krisna, Kamis (8/9).
Pasien Ketut Adi Wiranata merupakan satu dari tiga orang tukang kompor mayat asal Banjar Intaran, Desa Pejeng, Tampaksiring yang mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya. Dua orang rekannya, Bagus Oscar Horizonhino dan I Kadek Dwi Putra Jaya meninggal dunia. *nvi
Komentar