Taman Ayun Barong Festival Belum Dilirik KEN
MANGUPURA, NusaBali.com – Taman Ayun Barong Festival sudah berkontribusi terhadap regenerasi dan penyediaan panggung bagi pegiat seni tari barong dan tabuh kendang sejak 2016. Sayangnya, hingga saat ini belum dilirik oleh kurator Kharisma Event Nusantara (KEN).
Pergelaran yang rutin diselenggarakan oleh Sanggar Seni Mangu Samcaya ini sejatinya sudah menjadi daya tarik bagi ratusan wisatawan, terutama dari wisatawan mancanegara.
Taman Ayun Barong Festival yang merupakan binaan anggota Komite III DPD RI AA Gde Agung di Wantilan Daya Tarik Wisata (DTW) Pura Taman Ayun ini juga sudah menerapkan aspek kolaborasi potensi local wisdom dari KEN melalui seni pertunjukan berupa tari barong dan makendang.
Lebih lanjut, terdapat pula aspek pemberdayaan masyarakat dengan mewadahi pegiat seni tari barong belia di bawah usia 13 tahun bertajuk Regeneration. Selain itu, festival ini juga menyediakan panggung bagi seniman tari barong dan kendang tunggal yang memiliki gelar jawara minimal tiga kali untuk menguji kembali kemampuan mereka di antara para jawara lain.
Sehubungan dengan belum diliriknya event besutan sanggar seni binaannya tersebut, Gde Agung yang juga Panglingsir Puri Ageng Mengwi ini menjawab dengan santai bahwa ia tidak mau terlalu berpikir ke arah pengkurasian Taman Ayun Barong Festival sebagai event nasional.
“Kita tidak terlalu berpikir ke arah sana, yang penting jalan saja dulu,” tegas mantan Bupati Badung dua periode ini saat ditemui di sela-sela acara Taman Ayun Barong Festival, Sabtu (10/9/2022) sore.
Meski demikian ia mengaku butuh lobi yang kuat jika ingin memasukkan festival tersebut ke lini masa event nasional tersebut. Gde Agung mengaku akan menyambut baik jika ada tim kurator yang ingin mengapresiasi giat berkesenian para seniman muda tersebut.
“Tetapi syukur kalau memang dimasukkan ke dalam event katalog nasional,” tutur mantan Ketua Pengurus Daerah Ikatan Notaris Indonesia Kabupaten Tabanan ini.
Selain itu, Senator perwakilan Bali ini menjelaskan bahwa biaya penyelenggaraan Taman Ayun Festival dari Sabtu (10/9/2022) hingga Minggu (11/9/2022) dengan lebih dari 30 peserta dari berbagai daerah di Bali ini ditalangi dengan dana publikasi anggota DPD RI.
Dana tersebut, kata Gde Agung, diadministrasikan ke dalam dana Publikasi Budaya dari keanggotannya di DPD RI. Selain dari alokasi dana senator, pembiayaan acara juga diambil dari pemasukan DTW Pura Taman Ayun.
“Kalau tidak seperti itu (soal pendanaan), kita tidak bisa jalan kan? Dari mana kita mengharapkan?” ujar anggota kamar legislatif berusia 73 tahun ini.
Sebelumnya, Gde Agung mengakui bahwa pergelaran yang sempat vakum selama dua tahun akibat pandemi Covid-19 ini merupakan bentuk pengabdian dan sumbangsih secara konkret kepada pelestarian warisan budaya Bali khususnya tari barong.
Anggota Komite III DPD RI yang juga membidangi salah duanya kebudayaan dan pariwisata ini menjelaskan bahwa pelestarian tari Barong Ket dan cagar budaya Pura Taman Ayun yang sama-sama diakui oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan budaya dunia tersebut digabung jadi satu dalam wadah Taman Ayun Barong Festival.
“UNESCO saja mengakui masa kita tidak?” tandas Gde Agung secara retorik. *rat
Komentar