Tarif Listrik Naik, Tagihan PJU Membengkak
SINGARAJA, NusaBali
Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) turut berdampak pada tagihan listrik lampu penerangan jalan umum (PJU) di Kabupaten Buleleng.
Semenjak kenaikan tarif listrik diberlakukan, tagihan PJU di Buleleng kini mencapai Rp 1,5 miliar setiap bulan dari sebelumnya Rp 1,3 miliar. Tagihan tersebut untuk membayar biaya listrik PJU di seluruh wilayah Buleleng tersebar di 15.969 titik.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Buleleng, Gede Gunawan Adnyana Putra mengatakan, sejak Juli lalu, tagihan pembayaran PJU di Buleleng mengalami kenaikan sekitar 18 persen pasca kenaikan tarif listrik. Adapun anggaran yang disiapkan untuk membayar tagihan PJU sebelum kebijakan kenaikan tarif listrik di Buleleng mencapai Rp 15 miliar per tahun.
Dengan demikian, pasca penyesuaian tarif listrik itu, menurutnya, pihaknya kekurangan anggaran sekitar Rp 1,6 miliar untuk pembayaran PJU. Jumlah itu diakumulasikan dari biaya untuk menutupi selisih kenaikan hingga Desember mendatang.
"Pembayaran listrik untuk PJU mulai bulan Juli itu naik hampir 18 persen, dari sebelumnya per bulan rata-rata Rp 1,2 miliar sampai Rp 1,3 miliar, menjadi Rp 1,5 miliar lebih. Sehingga anggaran untuk bulan Juli sampai bulan Desember kita kurang Rp 1,6 miliar," kata Gunawan, Minggu (11/9) siang.
Pihaknya sendiri sudah membuat kajian dan mengusulkan tambahan anggaran tersebut ke Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Buleleng. Adapun tambahan yang diusulkan itu sama dengan jumlah kekurangan yang dibutuhkan hingga akhir tahun ini, yakni Rp 1,6 miliar. Usulan itu sudah disetujui oleh TAPD Kabupaten Buleleng.
Menurut Gunawan, untuk menekan jumlah tagihan listrik PJU, pihaknya berencana akan memasang KWH atau alat pembatas pengukur (APP) arus listrik secara bertahap. Pasalnya, PJU non-KWH, dianggap menyala 24 jam oleh pihak PLN. Dengan pemasangan KWH, PJU bisa diatur penggunaannya agar tidak menyala 24 jam penuh. Sehingga, penggunaan listrik untuk PJU bisa lebih efektif.
Kendati demikian, pihaknya tidak bisa begitu saja memasang KWH sekaligus di seluruh PJU, lantaran biaya yang dibutuhkan cukup tinggi. "Saat ini jumlah PJU yang masih non-KWH ada sekitar 15.000 titik, biayanya jika ditotalkan mencapai sekitar Rp 16 miliar. Sehingga tidak bisa sekaligus. Saat ini kami sedang usahakan memasang secara bertahap," ujar Gunawan.
Untuk saat ini pemasangan KWH PJU di Buleleng baru sebanyak 353 ID pelanggan. Per ID pelanggan bisa menjangkau 20 hingga 25 titik PJU. Sementara PJU yang non-KWH masih ada sekitar 430 ID. Adapun jumlah PJU di Buleleng saat ini mencapai 15.969 titik. Terdiri PJU yang berada di jalan nasional, jalan provinsi, maupun jalan kabupaten.
Menurut Gunawan, untuk opsi penggantian PJU dengan tenaga surya juga masih belum bisa dilakukan. Menurutnya, PJU dengan tenaga surya memang bisa menekan dari segi pembiayaan. Namun, untuk biaya pengadaan komponen serta perawatan jila terdapat komponen yang rusak, akan sangat mahal. *mz
1
Komentar