Kunjungan Delegasi G20 Jadi Cambuk Pengembangan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi
MANGUPURA, NusaBali.com – Pemerintah Desa Bongkasa Pertiwi di Kabupaten Badung bertekad mengembangkan atraksi wisata setelah terpilih menjadi salah satu destinasi kunjungan 200 tamu negara setingkat menteri dan delegasinya serangkaian G20 Joint Environment and Climate Ministers’ Meeting (JECMM).
Dalam kunjungan delegasi G20 di bidang lingkungan dan iklim pada Kamis (1/9/2022) lalu, desa di Kecamatan Abiansemal ini memamerkan kemajuan mereka di bidang lingkungan, mulai dari pengembangan biogas, penangkaran Jalak Bali, pertanian sehat, hingga program-program hasil Perdes Nomor 12 Tahun 2020 tentang Perlindungan Tumbuhan dan Satwa Langka di Desa Bongkasa Pertiwi.
Menurut Perbekel Bongkasa Pertiwi I Nyoman Buda, 44, kunjungan delegasi dari dunia internasional tersebut merupakan cambuk untuk membangkitkan daerah wisata yang berbatasan dengan Ubud di sisi timur ini.
“Sekian tahun Bongkasa Pertiwi ini dianggap sebagai desa wisata, namun dari segi kesiapan, kami sebenarnya belum sampai di sana,” ungkap Buda saat ditemui di Kantor Perbekel Bongkasa Pertiwi, Jalan Saraswati Banjar Karang Dalem II, Senin (12/9/2022) pagi.
Kata Buda, desa yang berstatus desa wisata sejak 2010 ini masih memerlukan pematangan infrastruktur kelengkapan pariwisata desa terutama akses jalan, dalam hal ini jembatan yang menghubungkan Ubud dengan Bongkasa Pertiwi.
“Dengan jembatan ini, wisatawan bisa bermalam di Ubud sedangkan beraktivitasnya bisa ke sini,” jelas pria yang baru menjabat sebagai perbekel sejak bulan Juni ini.
Keberadaan jembatan yang digagas Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta pada tahun 2017 ini belakangan mandek meskipun sudah terdapat Dana Insentif Daerah (DID) lantaran keuangan kabupaten yang bergantung pariwisata ini terdisrupsi akibat pandemi Covid-19.
Namun demikian, Buda berharap, segera ada kepastian dan tindaklanjut dari Pemerintah Kabupaten Badung sebab akses tersebut sudah ditelaah keberadaannya dan geliat pariwisata di Badung juga sudah mulai hidup kembali. Apalagi, keberadaan jembatan yang sempat direncanakan berada di wilayah Banjar Tegal Kuning tersebut bisa mempersingkat akses wisatawan dari Ubud agar tidak memutar ke Jalan Semana Mambal yang memakan waktu.
Kemudian, dari segi usaha mandiri Pemerintah Desa Bongkasa Pertiwi, Buda menjelaskan bahwa ia akan menggembleng kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki desa terlebih dahulu. Hal ini, kata Buda, akan direalisasikan dengan melakukan pelatihan bahasa asing seperti Bahasa Inggris dan Mandarin kepada anak-anak usia dini hingga pemuda.
“Kami sudah siapkan anggaran untuk pelatihan tersebut di anggaran (APBDes) perubahan ini, juga untuk menyiapkan atraksi terkait pariwisata lingkungan,” ujar Buda.
Lebih lanjut dari segi penataan lingkungan, Pemerintah Desa Bongkasa Pertiwi akan memanfaatkan daerah aliran sungai Tukad Ayung yang menyuguhkan pemandangan memesona untuk didirikan Taman Tirta yang diharapkan mampu menarik wisatawan untuk berkunjung.
Selain itu, pemerintah desa dalam waktu dekat juga akan menggandeng pihak ketiga seperti Mandapa Ubud yang bergerak di bidang resort untuk membuat paket wisata berupa praktik kerajinan perak dan trekking-cycling di derah persawahan, termasuk menyiapkan atraksi tarian kecak.
Sejauh ini kontribusi pariwisata ke Pendapatan Asli Desa (PADes), kata Buda, belum bisa direalisasikan lantaran atraksi wisata yang sudah ada tidak dikelola sepenuhnya oleh desa. Oleh karena itu, desa juga berencana membangkitkan BUMDes Pariwisata guna menarik dukungan keuangan desa dari ranah pariwisata.
Sementara Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Pariwisata saat dikonfirmasi, Senin siang, melalui Kepala Bidang Daya Tarik Wisata, I Gede Made Sukayasa, menjelaskan bahwa pemerintah mendukung pengembangan keseluruhan 17 desa wisata yang ada di Kabupaten Badung.
Khususnya di Desa Bongkasa Pertiwi yang berstatus berkembang dianggap memiliki potensi dari segi alam lingkungan, budaya, dan ekonomi kreatif. Pengembangan potensi tersebut akan tetap diberikan pendampingan sehingga diharapkan di tahun 2023 bisa naik kelas menjadi desa wisata maju.
Untuk memajukan wisata desa, kata Sukayasa, pemerintah desa dapat memanfaatkan realisasi dana desa ke bidang-bidang pendukung pariwisata dari infrastruktur hingga pengembangan SDM.
“Saya rasa, Beliaunya (Perbekel Bongkasa Pertiwi) sudah mengarahkan setiap kegiatan pembangunan SDM maupun fisik yang ada di sana, selalu bertematik kepariwisataan,” tutur Sukayasa.
Birokrat yang pernah bertugas di Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Badung ini berharap, ke depannya dapat dilakukan pembinaan dan pendampingan terhadap SDM yang bergerak di bidang UMKM sehingga mereka dapat mengejar kemajuan pariwisata dan berdampak terhadap peningkatan pendapatan. *rat
1
Komentar