Peternak Tolak Vaksin PMK karena Isu
SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah peternak di Kabupaten Buleleng menolak vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) untuk ternak sapinya.
Penolakan itu dilakukan di tengah kerja keras pemerintah dan dokter hewan menanggulangi PMK. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng I Made Sumiarta, Senin (12/9) mengakui, dari puluhan ribu ekor sapi yang sudah mendapatkan vaksin PMK di Buleleng, petugas vaksinasi kerap dihadapkan pada peternakyang menolak vaksin.
“Beberapa petani menolak karena merasa sapinya tidak sakit dan yakin tidak akan terkena PMK. Mereka justru khawatir dan percaya isu sapinya malah menjadi sakit setelah divaksin,” ucap Sumiarta.
Kondisi itu membuat Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Dinas Pertanian dan dokter hewan yang bertugas memiliki tugas tambahan untuk mengedukasi petani. Salah satunya untuk meyakini vaksin salah satu upaya untuk mengantisipasi penularan PMK.
Sementara itu data terakhir vaksinasi PMK tahap pertama sudah terdistribusi pada 24.026 ekor sapi. Sedangkan tahap kedua sedang bergerak di angka 16.499 ekor sapi. Puluhan ribu ekor sapi yang sudah divaksin PMK adalah sapi di Kecamatan Gerokgak, Seririt dan Tejakula.
Saat ini Dinas Pertanian bergerak menyasar ternak sapi di Kecamatan Buleleng dan Sukasada untuk tahap pertama. Vaksinasi PMK di dua kecamatan ini ditargetkan tuntas dalam dua pekan ke depan. Di waktu yang sama vaksin PMK tahap kedua juga terus berjalan beriringan.
Vaksinasi PMK pun masih terus dikejar. Mengingat di Buleleng populasi sapi sebanyak 148.000 ekor tersebar di sembilan kecamatan. “Kami terus bergerak sesuai dengan suplai vaksin yang diberikan pemerintah pusat secara bertahap. Harapannya semua sapi di Buleleng mendapatkan vaksin, sehingga bisa benar-benar mencegah penularan,” papar Sumiarta. *k23
1
Komentar