Rumah Lansia Ambruk Diguyur Hujan
NEGARA, NusaBali
Musibah menimpa keluarga I Komang Arta, 67, di Banjar Tegal Asih, Desa Batuagung, Kecamatan/Kabupaten Jembrana.
Rumah berukuran 8 meter x 6 meter yang sehari-hari ditempati Arta bersama istrinya, Ni Ketut Rani, ambruk diguyur hujan deras pada Minggu (11/9) pagi.
Adanya musibah rumah ambruk tersebut, ditinjau Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat) bersama dinas terkait, Senin (12/9). Selain peninjauan, dalam kunjungannya tersebut Wabup Ipat juga menyerahkan bantuan sembako dan menjanjikan upaya perbaikan rumah korban.
Menurut Wabup Ipat, kerusakan rumah korban, perlu segera mendapat perbaikan. Biaya perehaban dianggap mendesak mengingat rumah roboh itu adalah satu-satunya tempat tinggal yang dimiliki I Komang Arta. Saat ini, Arka bersama keluarga mesti tinggal di tenda darurat yang disediakan Dinas Sosial Jembrana.
"Mengingat ini sifatnya urgen, karena rumah tersebut satu-satunya tempat mereka berteduh. Jadi kita akan berusaha semaksimal mungkin agar bantuan untuk perbaikan rumah bisa segera terealisasi," ucap Wabup Ipat.
Wabup Ipat mengatakan, ada beberapa solusi yang bisa diambil. Diantaranya melalui usulan bantuan bedah rumah melalui Dinas Pekerjaan Umum karena korban termasuk keluarga prasejahtera yang masuk data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).
"Solusi lainnya, kita berkoordinasi ke Pemprov agar bisa dibantu untuk perbaikan rumah melalui anggaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Mana yang terbaik, itu yang perlu kita lakukan," ucap Wabup Ipat.
Buat sementara, kata Wabup Ipat, Pemkab Jembrana telah mendirikan tenda darurat. Itu sebagai tempat tinggal sementara korban bersama keluarganya sambil menunggu batuan perbaikan. "Selain itu, juga telah diserahkan bantuan sembako dari Dinas Sosial dan BPBD Jembrana. Langkah awal sudah dilakukan," ujarnya.
Sementara korban I Komang Arta menceritakan, saat kejadian rumah ambruk, dirinya sendiri sedang matatulung di rumah salah satu tetangganya yang sedang ada upacara keagamaan. Sedangankan di rumah hanya ada istri dan cucunya. Beruntung saat peristiwa itu, istri dan cucunya berhasil selamat karena sedang beraktivitas di luar rumah.
Selain faktor hujan deras, Arta menduga, rumahnya ambruk karena diduga struktur bangunan yang sudah lama. Rumah tua yang sudah lama ditempatinya itu, terkahir direhab sekitar 15 tahun lalu. Di samping itu, ada dugaan karena tanah rumahnya yang merupakan tanah liat sehingga cukup labil.
"Sementara tinggal di tenda. Sambil tunggu bantuan perbaikan. Semoga apa yang disampaikan tadi bisa segera terwujud," ujar Arta yang sehari-hari buruh serabutan ini. *ode
Komentar