Soal 707 Pedagang PRG Belum Buka, Bupati Mahayastra Siap Berkomunikasi
GIANYAR, NusaBali
Bupati Gianyar Made Mahayastra mengaku akan menjalin komunikasi dengan para pedagang, menyusul 707 pedagang di Pasar Rakyat Gianyar (PRG) belum buka alias tutup kios atau tempat dagangan.
Mahayastra menyebut 707 pedagang tersebut hanya sebagian kecil dari para pedagang kios. Selebihnya, dominan pedagang pelataran yang dulu jualan dengan bakul di pinggir jalan, kemudian didaftarkan mendapatkan los di dalam pasar. Pedagang kios yang tutup itu pun ada yang mendapat jatah dua atau tiga kios, yang dibuka baru satu kios. Sementara untuk menggaet konsumen, pedagang kios telah banyak ngontrak di lokasi strategis semisal pinggir Bypass Dharmagiri. Sedangkan pedagang pelataran, pilih kembali menyunggi sok penarak atau bakul untuk berjualan di pinggir jalan.
Pemkab melalui Satpol PP, kata Mahayastra, sudah sering kali menertibkan dan mengarahkan pedagang agar kembali berjualan ke PRG. "Karena ternyata mereka tak mau berjualan disana, malah kami siapkan tempat yang lebih terhormat, pedagang ini malah pilih jualan di pinggir jalan, maka kami tertibkan. Jadi itu permasalahannya," jelas Mahayastra saat ditemui, beberapa waktu lalu.
Meski telah lewat deadline yang ditetapkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gianyar per 31 Agustus 2022, Pemkab belum mengambil alih kios maupun los pedagang yang tutup tersebut. "Ya, itu kami komunikasikan karena itu kan memang haknya dia (pedagang). Apa pedagang mau lanjut atau tidak. Kalau mau lanjut, silahkan dibuka," ujarnya.
Menurut Bupati asal Payangan ini, para pedagang mencari lokasi jualan strategis terjadi sejak pedagang direlokasi dari Pasar Gianyar lama ke pasar relokasi. "Pada waktu itu, ada yang mencari lokasi di Dharmagiri. Ternyata mereka eksis sampai saat ini, jadi dia ndak buka lagi (di PRG)," ujarnya.
Meski banyak pedagang enggan buka dagangan, Mahayastra masih mengklaim saat ini pasar tradisional dengan bangunan termegah di Bali ini, lebih ramai. "Kalau dulu kan pasar Gianyar memang pasar pagi, mana ada siangnya buka di dalam? Sekarang jam buka lebih panjang, kalau sekarang datang jam 4 jam 5 ndak dapat parkir lho. Lantai IV ramai, lantai I ramai. Lantai II ramai, lantai III saja yang belum. Nah rencana lantai III kami kami akan bikin kayak IKM," bebernya.
Mahayastra mengaku tidak perlu lagi ada yang harus dikaji. "Bukan perlu kajian apa, sudah itu yang kami kaji dari awal. Kami ingin memberikan mereka tempat yang sebelumnya tak terdaftar, tak punya tempat, kami daftarkan (pedagang pelataran itu). Itu orang dari luar mereka bawa sok, penarak, berjualan di lantai, dulu di bawah, itu kami kasih tempat sehingga itu dibilang kosong. Kalau toko tokonya, itu orang kaya semua. Orang-orang yang ternyata sudah eksis di Jalan Dharmagiri, ndak mau lagi jualan disana," tegasnya.
Upaya lain yang dilakukan yakni penertiban lokasi yang diduga menjadi pasar alternatif. Kata Mahayastra selama ini pihaknya sudah menertibkan 13 lokasi sejenis pasar, seperti salah satunya Pasar Sukla di sebelah utara RSUD Sanjiwani.
Untuk diketahui, jumlah pedagang PRG yang tercatat sebanyak 1.841 pedagang. Kepala PRG Nengah Mawa Arnata mencatat ada 707 kios yang terus-terusan tutup. Guna menggugah 707 pedagang ini kembali, Kepala Pasar Rakyat Gianyar Mawa Arnata sudah memberi mewarning para pedagang tiga kali. Namun hanya sedikit pedagang yang mengindahkan peringatan tersebut.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Gianyar, Ida Bagus Gaga Adi Saputra, meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gianyar membuka ruang dialog dengan para pedagang di PRG. Dia meyakini para pedagang punya pertimbangan sehingga belum buka dagangan. Dengan adanya dialog akan tahu penyebab sekaligus solusi agar 707 pedagang mau buka lapak. Dia mengingatkan agar Disperindag bicara dari hati ke hati dan mendengar keluh kesah para pedagang, selanjutnya bersama-sama mencari solusi terbaik.*nvi
Komentar