Pj Bupati Instruksikan Program Penanganan Inflasi Dieksekusi Langsung
SINGARAJA, NusaBali
Penjabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana inspeksi mendadak (sidak) ke pasar untuk mengecek langsung harga kebutuhan pokok terkini, Rabu (14/9) pukul 05.00 Wita.
Penjabat ini menyasar dua pasar terbesar di Buleleng, yakni Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri. Pantauan langsung di lapangan, harga cabai rawit ditemukan kembali meningkat. Keterangan itu pun didapatkan Lihadnyana saat berkomunikasi langsung dengan pedagang. Penjabat asal Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini menginstruksikan kepada empat instansi terkait untuk langsung mengeksekusi program penanganan inflasi guna menstabilkan harga.
Dia menargetkan harga-harga kebutuhan pokok seperti cabai sudah dapat diturunkan kembali. Lihadnyana meminta kepada Perumda Pasar Argha Nayottama dibantu oleh Dinas Pertanian, Perumda Swatantra dan Dinas Perdagangan, berkoordinasi dengan baik untuk penanganan inflasi ini.
“Kalau modal kurang, ada BPD Bali akan ikut menyertai di lapangan. Saya minta dalam beberapa hari ini harus turun. Karena kalau dibiarkan, inflasi ini akan menyebabkan daya beli turun. Juga memberikan implikasi pada perekonomian Bali dan Buleleng khususnya,” tegas Lihadnyana yang juga Kepala BKPSDM Provinsi Bali ini.
Menurutnya, penyerapan produksi cabai rawit lokal sangat memungkinkan dilakukan. Sebab bulan-bulan ini petani cabai yang ada beberapa desa di Buleleng sedang panen raya. Lihadnyana mengarahkan kepada Perumda Pasar Argha Nayotama untuk menjajaki para petani cabai di Desa Tambakan, Desa Pakisan di wilayah Kubutahan, Desa Bebetin di Kecamatan Sawan dan Desa Gobleg di Kecamatan Banjar. Hasil panen cabai petani agar dibeli, lalu dibawa ke pasar untuk menstabilkan harga.
Sedangkan komoditas lain seperti bawang merah dan telur ayam ras yang sebelumnya juga memicu inflasi, saat ini harganya sangat stabil. Dua komoditas itu pun sebelumnya ditangani Perusahaan Daerah (PD) Swatantra Buleleng. Suplai dua komoditas tersebut didatangkan PD Swatantra dari beberapa daerah di Bali dan didistribusikan kembali kepada pedagang dengan harga yang lebih murah.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) Perumda Pasar Argha Nayottama Made Agus Yudi Arsana menyebutkan, sebenarnya sudah membuka gerai dua hari lalu. Harga cabai sudah sempat turun. Namun, harganya memang sangat berfluktuasi dalam hitungan jam. Khusus untuk Pasar Banyuasri, dalam dua hari terakhir terdapat stok cabai. Namun, saat dilakukan pemantauan, stoknya kosong.
“Jadi memang harus kami sikapi apa yang menjadi arahan Pj Bupati. Kita harus stok semua produk cabai yang lokasinya sudah disebutkan. Yang mana lah nanti yang ada dan kita dapatkan,” kata Yudi.
Menurutnya, saat ini panen cabai memang sedang berlangsung hingga beberapa bulan kedepan. Hanya saja menurut Yudi terkadang hanya mendapatkan 25 hingga 50 kilogram saja. Agar tidak kehilangan waktu saat membuka gerai, diambil dulu yang sudah dipetik oleh petani lalu langsung dijual. Saat ini, strategi tersebut harus diubah dengan menunggu hingga hasil panen petani berskala besar.
“Sementara yang sudah kita lakukan di awal ada 75 kilogram di lokasi. Kalau sekarang ada katanya 300 kilogram yang akan dipanen. Lokasinya tersebar. Dinas Pertanian yang mengetahui dan punya data. Sebentar kita akan berkolaborasi untuk menunjukkan lokasi cabai yang siap panen. Nanti itu yang diserap,” papar Agus Yudi. *k23
1
Komentar