Setelah Setengah Abad, Desa Padangbai Gelar Karya di Pura Penataran Agung
AMLAPURA, NusaBali
Desa Adat Padangbai, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem, menggelar Karya Agung Tawur Tabuh Gentuh, Mamungkah Mupuk Pedagingan, Ngenteg Linggih, di Pura Dang Kahyangan Panataran Agung, desa adat setempat. Puncak karya pada Buda Wage Kelawu, Rabu (5/10).
Puncak karya akan dipuput Ida Padanda Gede Rai Gunung dari Desa Ketewel, Gianyar, Ida Padanda Gede Putra Tamu dari Desa Bungaya, Karangasem, Ida Padanda Gede Istri Nyoman Keniten dari Lingkungan Pendem, Karangasem, Ida Padanda Gede Mas Timbul dari Tabanan, Ida Padanda Gede Jelantik Dwaja dari Desa Budakeling, Karangasem.
Karya ini digelar pascarehab dan pembangunan sejumlah bangunan dan palinggih pura. Karya bertujuan untuk penyucian bangunan dan palinggih. Karya dengan tingkatan serupa sempat digelar pada 50 tahun lalu. Menimbang lamanya karya serupa, keprajuruan Desa Adat Padangbai di bawah kepemimpinan Bendesa Adat I Komang Nuriada SS bersama krama bersemangat untuk merancang karya sejak empat tahun lalu.
Kepada NusaBali, Sabtu (17/9), Komang Nuriada menjelaskan pihaknya bersama krama sejak empat tahun lalu berkomitmen untuk mewujudkan karya ini. Secara khusus, karya diselenggarakan sebagai wujud bhakti krama Padangbai dan umat Hindu umumnya, kehadapan sasuhunan, Ida Batara-batari, khususnya kepada Ida Pedanda Sakti Bawu Rauh. Pelaksanaan karya dengan yajamana Ida Pedanda Gde Udiana dari Griya Yeh Malong, Desa Culik, Karangasem, dengan tapini (pengayah suci bidang upakara) Ida Pedanda Istri, istri dari pedanda yajamana.
Dari RAB (Rencana Anggaran Belanja) yang dirancang panitia, karya ini diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp 1,6 miliar. Sebagian besar anggaran tersebut berupa pembiayaan wewantenan (upakara banten) yang merupakan aturan (persembahan) dari pandita brahmana seluruh Bali. ‘’Sedangkan pelangkap upakara atau yang belum ada aturannya dibiayai dari dana krama Desa Adat Padangbai,’’ jelasnya.
Komang Nuriada menambahkan karya ini memakai hewan kurban atau wawalungan utama, antara lain Kerbau 3 ekor, Kambing 9 ekor, Penyu, Menjangan, Rusa, masing-masing seekor, serta jenis unggas, seperti itik, ayam, dan lainnya.
Desa Adat Padangbai terdiri dari tiga banjar adat, yakni Banjar Adat Kaler dengan krama 350 KK, Banjar Adat Sidha Karya dengan krama 349 KK, dan Banjar Adat Karya Nadhi dengan krama 213 KK.
Komang Nuriada menegaskan prosesi karya dan segala bentuk babantenan pada karuya ini, sama dengan karya serupa di desa-desa adat lain di Bali. Namun, satu hal yang agak khusus serangkaian karya ini, mungkin pada saat mendak (menjemput atau mohon) Ida Batara Tirta dalam bentuk air suci, di tengah laut atau samudera. Pemendakan tirta dilakukan oleh krama dan pamangku dengan menumpangi perahu atau boat. Prosesinya diawali dengan menghaturkan Banten Pakelem oleh pamangku dan krama pengayah. Selanjutnya, pengayah mengikatkan botol pemancing tirta untuk ditenggelamkan ke dasar laut. Botol diikat dalam posisi lubang ditutup rapat. Penenggelaman botol memakai tali dengan panjang sekitar 200 meter dan diberi pemberat layaknya mancing ikan. Saat botol tiba di dasar laut berkedalaman sekitar 200 meter, maka botol otomatis akan kemasukan air atau tirta. Setelah sekitar 15 menit kemudian, botol tersebut ditarik ke permukaan laut. Maka botol berisi atau distanai Ida Batara Tirta, sebagai anugerah dari Ida Batara Segara.
Komang Nuriada mengatakan, titik pengambilan air suci di dasar laut itu berada di radius luar Pelabuhan Padangbai. Posisinya lurus arah selatan pelabuhan ‘penyambung’ daratan Pulau Bali dengan Lombok itu. Prosesi mendak titrta ini berlangsung sekitar sejam berlangsung khidmat dengan diiringi denting suara genta pamangku, gambalen Bale Ganjur, dan Tambur.
Untuk diketahui, Pura Penataran Agung, Desa Adat Padangbai adalah salah satu jejak suci petilsan Ida Pedanda Sakti Bawu Rauh atau Dhanghyang Nirarta.
Lebih lengkap tentang eed (tahapan) prosesi karya diawali dengan upacara Matur Piuning dan Nuwasen Karya, Buda Wage Klawu, Rabu (9/3), dipuput Ida Padanda Gede Karang Kerta Udyana dari Desa Culik, Karangasem. Dilanjutkan, Nuwasen Nanceb/Uparengga, Buda Kliwon Matal, Rabu (17/8), dipuput Ida Padanda Gede Karang Kerta Udyana. Marisudha Setra/Panyuter Setra di Pura Dalem, dipuput Ida Padanda Gede Suyasa dari Desa Selat, dan Ida Padanda Gede Wayahan Demung, Budha Keling di Setra, lanjut Majaya- jaya Panitia Karya dipuput Ida Pedanda Gede Karang Kertha Udyana di Griya Taman Yeh Malong, Desa Culik, Redite Kliwon Bala, Minggu (11/9).
Ngias Palinggih, Anggara Pahing Bala, Selasa (13/9) Mlaspas dan Rsi Gana dan Ngadegang Bhatara Sri/Negtegang Sri Sedana, Jumat (16/9), dipuput Ida Padanda Gede Oka Kemenuh Griya Sudikaton dan Ida Padanda Gde Sidemen, Budakeling. Dilanjutkan,
Nuur Tirta ka Pura Pura Ring Pura, Sabtu (17/9) – Rabu (21/9). Mlaspas lan Mendak Bagya Agung lan Pula Kerti Agung di Pura Panataran Silayukti, Buda Kliwon Ugu, Rabu (21/9), dipuput Ida Padanda Gede Pinatih Pasuruan, Jungutan, Karangasem, dan Ida Padanda Gede Pradnya, Grya Wanasari.
Mapepada Wewalungan, Malasti, Jumat (23/9), dipuput Ida Padanda Gede Ketut Buruan, Griya Carik, Desa Manggis, Karangasem. Melasti/Makekobok, Saniscara Pon Ugu, Sabtu (24/9), dipuput Ida Padanda Gede Meranggi dan Ida Padanda Gede Swabawa Karang Adnyana, Griya Budakeling.
Tawur Tabuh Gentuh, Senin (26/9), dipuput Ida Padanda Gede Rai Gunung Ketewel, Ida Padanda Gde Jelantik Giri, Sukawati dan Ida Dalem Semarapura Putra. Selanjutnya,
Mapepada Wewalungan Puncak Karya lan Ngaryanin Caru, Senin (3/10), dipuput Ida Padanda Gede Sekaton Jungutan. Memben Puncak Karya, Selasa (4/10), dipuput Ida Padanda Istri Karang, Desa Sibetan, dan Ida Padanda Istri Kanya, Griya Nongan, Karangsem.
Puncak Karya dilaksanakan pada Budha Wage Klawu, Rabu (5/10) dipuput Semeton Catur Ida Padanda Gede Rai Gunung, Desa Ketewel, Gianyar, Ida Padanda Gede Putra Tamu, Desa Bungaya, Ida Padanda Gede Istri Nyoman Keniten, Pendem, Ida Padanda Gede Mas Timbul, Tabanan, dan Ida Padanda Gede Jelantik Dwaja, Desa Budakeling, Karangasem. Nyineb, Soma Umanis Watugungung, Senin (17/10) dipuput Ida Padanda Gde Nyoman Putra Talikup, dari Griya Kaulu Biau dan Ida Padanda Gde Sogata dari Griya Tianyar. *lsa
1
Komentar