Peternak Terdampak PMK Terima Santunan
Pemprov Bali Serahkan Bantuan dari Kementerian Pertanian
Bantuan untuk peternak yang sapinya dipotong bersyarat akibat terdampak PMK, harus diterima langsung oleh peternak dan tidak boleh diwakilkan.
DENPASAR, NusaBali
Pemerintah Provinsi Bali menyerahkan bantuan dari Kementerian Pertanian kepada ratusan peternak sapi yang terdampak penyakit mulut dan kuku (PMK), yang ternaknya sudah dipotong bersyarat. Bantuan tersebut diserahkan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra, setelah menerima dari Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Kementerian Pertanian Syamsul Maarif, bertempat di Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Denpasar, Senin (19/9).
Sekda Dewa Indra menyatakan apresiasi dan terima kasih kepada Kementerian Pertanian yang sudah merealisasikan janjinya dengan memberikan bantuan kepada sekitar 412 peternak yang sudah setuju untuk memotong sapi mereka, dengan bersyarat sesuai program pemerintah pusat. “Ini bukanlah perjuangan yang sebentar dan memerlukan waktu yang cukup lama, karena kami harus terus melobi Kemenkomarves (Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Red),” kata Sekda Dewa Indra.
Selain itu, ucapan terima kasih juga disampaikan Sekda Dewa Indra kepada para peternak karena sudah merelakan sapinya dipotong bersyarat. Menurutnya setiap sapi yang dipotong bersyarat dibayar oleh pemerintah sebesar Rp 10.000.000.
“Ini salah satu bentuk partisipasi bapak/ibu dalam upaya mencegah penyebaran PMK di Bali, dengan merelakan sapi-sapi bapak/ibu dipotong,” tutur pria yang pernah menjabat Kalaksa BPBD Bali ini.
Birokrat asal Buleleng ini melanjutkan agar para peternak merawat sisa sapi mereka, dengan menjaga kebersihan sapi dan kandang. Menurutnya, PMK seperti virus Covid-19 yang cepat menyebar, sehingga kebersihan perlu dijaga. “Dengan pemotongan sapi-sapi ini tidak berarti PMK sudah hilang. Jadi tetap harus terus dijaga kebersihan sapi dan kandangnya,” tandas Sekda Dewa Indra.
Di lain sisi, Syamsul Maarif mengatakan bantuan ini adalah sebuah program pemerintah pusat yang bertujuan selain untuk mencegah menyebarnya PMK melalui pemotongan bersyarat sapi, juga untuk merangsang para peternak agar tidak kapok beternak. “Jangan khawatir untuk beternak terus meskipun ada PMK, karena pemerintah akan selalu hadir di tengah peternak jika dibutuhkan,” tuturnya.
Dia pun mengapresiasi kinerja cepat Pemprov Bali dalam menyalurkan bantuan tersebut. Menurutnya Bali adalah provinsi pertama yang menyalurkan bantuan kepada para peternak, meskipun angka PMK terbesar tidak di Bali.
Jumlah sapi secara keseluruhan yang dipotong bersyarat di Bali adalah 412 ekor yang dimiliki oleh 150 peternak. Masing-masing ekor sapi dibayar Rp 10.000.000 oleh pemerintah. Siang itu diberikan bantuan untuk 319 ekor sapi yang dimiliki oleh 64 peternak dari Denpasar, Gianyar, Jembrana, Klungkung, dan Tabanan. Sementara sisa bantuan untuk sekitar 273 ekor sapi yang dimiliki oleh 86 peternak dari Badung dan Buleleng sudah disalurkan sebelumnya. Mengenai mekanisme bantuan, harus diterima langsung oleh peternak dan tidak boleh diwakilkan. * cr78
Sekda Dewa Indra menyatakan apresiasi dan terima kasih kepada Kementerian Pertanian yang sudah merealisasikan janjinya dengan memberikan bantuan kepada sekitar 412 peternak yang sudah setuju untuk memotong sapi mereka, dengan bersyarat sesuai program pemerintah pusat. “Ini bukanlah perjuangan yang sebentar dan memerlukan waktu yang cukup lama, karena kami harus terus melobi Kemenkomarves (Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Red),” kata Sekda Dewa Indra.
Selain itu, ucapan terima kasih juga disampaikan Sekda Dewa Indra kepada para peternak karena sudah merelakan sapinya dipotong bersyarat. Menurutnya setiap sapi yang dipotong bersyarat dibayar oleh pemerintah sebesar Rp 10.000.000.
“Ini salah satu bentuk partisipasi bapak/ibu dalam upaya mencegah penyebaran PMK di Bali, dengan merelakan sapi-sapi bapak/ibu dipotong,” tutur pria yang pernah menjabat Kalaksa BPBD Bali ini.
Birokrat asal Buleleng ini melanjutkan agar para peternak merawat sisa sapi mereka, dengan menjaga kebersihan sapi dan kandang. Menurutnya, PMK seperti virus Covid-19 yang cepat menyebar, sehingga kebersihan perlu dijaga. “Dengan pemotongan sapi-sapi ini tidak berarti PMK sudah hilang. Jadi tetap harus terus dijaga kebersihan sapi dan kandangnya,” tandas Sekda Dewa Indra.
Di lain sisi, Syamsul Maarif mengatakan bantuan ini adalah sebuah program pemerintah pusat yang bertujuan selain untuk mencegah menyebarnya PMK melalui pemotongan bersyarat sapi, juga untuk merangsang para peternak agar tidak kapok beternak. “Jangan khawatir untuk beternak terus meskipun ada PMK, karena pemerintah akan selalu hadir di tengah peternak jika dibutuhkan,” tuturnya.
Dia pun mengapresiasi kinerja cepat Pemprov Bali dalam menyalurkan bantuan tersebut. Menurutnya Bali adalah provinsi pertama yang menyalurkan bantuan kepada para peternak, meskipun angka PMK terbesar tidak di Bali.
Jumlah sapi secara keseluruhan yang dipotong bersyarat di Bali adalah 412 ekor yang dimiliki oleh 150 peternak. Masing-masing ekor sapi dibayar Rp 10.000.000 oleh pemerintah. Siang itu diberikan bantuan untuk 319 ekor sapi yang dimiliki oleh 64 peternak dari Denpasar, Gianyar, Jembrana, Klungkung, dan Tabanan. Sementara sisa bantuan untuk sekitar 273 ekor sapi yang dimiliki oleh 86 peternak dari Badung dan Buleleng sudah disalurkan sebelumnya. Mengenai mekanisme bantuan, harus diterima langsung oleh peternak dan tidak boleh diwakilkan. * cr78
1
Komentar